KAJIAN KEISLAMAN MUALAF CENTER MALAYSIA: CARA MENJALIN HUBUNGAN BAIK DENGAN KERABAT YANG KAFIR DALAM ISLAM

Kisah teladan tentang wajibnya berbakti kepada
orang tua yang masih kafir

Kisah pertama datang dari Al-Auza’i yang  pernah kedatangan tamu yakni seorang pemuda dari Testour yang datang ke Lebanon. Beliau perhatikanya pemuda itu karena tidak bisa mengaji. Bertanyalah Al-Auza’i kepada pemuda itu: “kau dari mana, wahai pemuda?”. Pemuda itupun menjawab: “saya dari Testour“. Kemudian Al-Auzai bertanya lagi: “bagaimana kedua orang tuamu?”.

Pemuda itupun menjawab: “keluargaku masih Majusi”. Ternyata pemuda itu telah masuk Islam sedangkan keluargannya masih majusi. Mendengar jawaban itu, Al-Auza’i meminta pemuda itu untuk pulang menemui orang tuanya: “hai pemuda, pulanglah engkau, sungguh kasihan bapakmu itu. Siapa tahu orang tuamu bisa mendapatkan hidayah melalui engkau”.

Berangatlah pemuda itu pulang ke Testour dan sesampainnya disana mendapati bapaknya sedang sakit keras. Dirawatlah orang tuannya itu, hingga membuat bapaknya terheran karena pulang dari Lebanon ke Testour hanya untuk merawat orang tuannya yang sakit. Bapaknya pun bertanya: “wahai anakku, sebenarnya apalah agamamu ini?”. Mendengar pertanyaan bapaknya itu, si pemuda menjawab: “aku adalah seorang muslim”.

Pemuda itupun menjelaskan ajaran agama Islam kepada orang tuannya hingga membuat ayahnya takjub dan memutuskan memeluk agama Islam seperti anaknya. Bapaknya mengucapkan dua kalimat syahadat dan setelah itu meninggal dunia dalam keadaan Islam. Jadi bayangkan, sampai seperti itu Islam mengajarkan toleransi.

Kisah kedua datan dari Asma binti Abu Bakar, ibunya adalah seorang musrik yang suatu hari datang ke Madina ingin bertemu dengan Asma. Hal itu membuat Asma takut hingga dia melapor kepada Rasulullah dengan berkata: “wahai Rasulullah, ibuku datang dalam keadaan dia masih musyrik, apa yang harus aku lakukan?”. Rasulullah berkata: “tetaplah kau jaga silaturahim dengan ibumu, berbuat baiklah dengannya”.

Seperti itulah Islam mengajarkan toleransi, oleh karena itu jika ada keluarga atau tetangga non muslim meminta bantuan, maka sudah seharusnya kita membantunya dan menunjukan perilaku baik. Karena mungkin dengan hal ini membuat seseorang mendapatkan hidayah masuk Islam. Tapi kebanyakan umat Islam tidak demikian, mereka masih meninggalkan saudara yang non muslim, mengabaikannya saat susah, dan memusuhinnya. Padahal seharusnya kita harus berusaha mengambil hati mereka agar membuat mereka tertarik kepada Islam dan mendapatkan hidayah Allah untuk masuk Islam.

Bagaimana hubungan seorang anak dengan
kedua orang tuanya yang kafir dalam agama Islam?

Seorang anak sudah sewajibnya berbakti kepada kedua orang tua meski orang tua kita masih dalam keadaan kafir dan memiliki pandangan keimanan yang berbeda dengan kita. Jika dalam ajaran agama lain maka akan ditinggalkan, tapi lain lagi dalam ajaran agama Islam yang justru masih wajib berbakti kepada orang tua berdasarkan syariat Islam. Sebagaimana Allah mengatakan dalam firmannya sebagai berikut:

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman: 15)

Salah satu ajaran agama Islam adalah tidak ada paksaan untuk orang yang ingin memeluk Islam. Bahkan keimanan seseorang tidak akan sah jika tidak suka rela, tulus, dan ikhlas memeluk agama Islam. Lain lagi dengan agama lain, sebagaimana perstiwa dialami oleh sebagian besar sahabat yang dipaksa untuk keluar dari Islam dan bahkan sampai detik ini juga masih ada pemaksaan macam itu.

Umumnya pemaksaan pada anak-anak yang telah memeluk agama Islam oleh keluarga-keluarganya dengan melakukan berbagai tindakan ke dholiman. Tapi dalam Islam apabila ada orang tua yang memaksa anaknnya untuk berbuat syirik maka jangan mentaati mereka tapi masih wajib bagi kita untuk berbakti kepada kedua orang tua dengan cara yang makruf.

Jangan sampai ada seorang anak yang tidak memberi makan orang tuannya hanya karena mereka masih kafir. Selayaknya seorang anak tetap harus melayani orang tuanya, berbakti, menyayangi, dan menghormati mereka. Sesungguhnya itulah keindahan Islam yang harus kita syi’arkan kepada mereka yang masih belum mendapatkan hidayah Allah.

Kisah teladan tentang wajibnya berbuat baik kepada
tetangga yang masih kafir

Imam Bukhari dalam kitabnya Al-Adab al-Mufrad meriwayatkan dari Mujahid bin Jabir bahwa Abdullah bin Amr bin Ash ketika sedang mengadakan perkumpulan di rumahnya. Beliau mengatakan kepada budaknya yang ketika itu dengan menguliti kambing setelah semalam makan kambing. Saat itu tidak diketahui apakah telah berbagi kepada tetangganya yang non muslim. Kata Abdullah bin Amr bin Ash: “ wahai Gulam, kalau kau sudah selesai mulailah kau bagian dengan tetangga kita yang Yahudi terlebih dahulu”. Jadi kita bisa membayangkan Abdullah bin Amr bin Ash membagikan makanan ke tetangganya yang Yahudi terlebih dahulu.

Saat itu salah satu Tabi’in merasa jika tindakan Abdullah bin Amr bin Ash itu salah sehingga ia mengatakan bahwa: “orang Yahudi yang engkau kasih, semoga Allah memperbaikimu”. Seorang sahabat dikritik oleh seorang Tabi’in yang menandakan bahwa Tabi’in itu tidak perna berbuat baik kepada tetanggannya yang non muslim. Dia beranggapan bahwa berbuat baik kepada tetangga hanya untuk tetanggannya yang muslim, sesunggunya pemahamannya itu salah karena berbeda dengan pemahaman sahabat.

Abdullah bin Amr bin Ash adalah salah satu perawih hadist terbanyak. Sebagaimana beliau berkata: “Jibril selalu berwasiat kepada aku agar aku selalu berbuat baik kepada tetangga, hingga aku mengira tetangga akan mendapatkkan warisan”. Abdullah bin Amr bin Ash memahami hadist ini secara umum, jadi kalau ada lintas agama maka kita tetap harus berbuat baik pada tetangga kita.

Mulai sekarang mari kita amalkan hal ini, kita harus baik kepada tetangga kita yang non muslim juga. Sehingga ketika mengadakan acara sesuatu atau membuat suatu makan yang aromahnya tercium sampai ke tetangga maka kita harus bagikan makanan itu kepada mereka. Jangan sampai tidak saling mengenal antar tetangga. Islam mengajarkan toleransi tapi toleransi yang tidak mencederai ajaran aqidah Islam. Sebagaimana Abdullah bin Amr bin Ash, mendahulukan tetangganya yang Yahudi dan selanjutnya adalah tetanggannya yang muslim. Mari kita tunjukan bahwa agama Islam adalah agama yang mulia.

Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Malaysia dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.

Kami siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.

“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)


Rekomendasi artikel:


Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).


ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?

REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA


SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:

MUALAF CENTER AYA SOFYA


MEDIA AYA SOFYA

Website: www.ayasofya.id

Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA

YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA

Instagram: @ayasofyaindonesia

Email: ayasofyaindonesia@gmail.com


HOTLINE:

+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100

+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361


Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.