Kisah sang faqir membangun masjid
Sebuah kisah menarik dari Mualaf Center Turki tentang salah satu masjid terunik di kota Istanbul Turki. Masjid itu dibangun oleh seseorang faqir yang serba kekurangan. Namun karena kegigihannya membuatnya bisa membangun masjid impiannya yang diberi nama Masjid Ka Anni Akaltu. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia maka artinnya adalah “seolah-olah aku sudah makan”. Sebuah pertanyaan bagi kita semua adalah kenapa masjid ini diberi nama seperti itu? dan bagaimana orang faqir itu bisa membangun sebuah masjid?
Kisahnya dimulai dari seorang laki-laki di kota Istanbul Turki bernama Khoirudin Affandi. Dia adalah orang faqir yang secara ekonomi sangat kekurangan tapi memiliki tekad dan niat besar untuk membangun sebuah masjid. Kondisinya yang serba kekurangan itu tidak menjadi alasan untuk mewujudkan keinginannya membangun sebuah masjid. Akhirnya dia mulai berfikir tentang bagaimana caranya untuk bisa mengumpulkan uang.
Laki-laki itu membuat suatu celenga (tempat untuk menyimpan uang) dan mengisinya dengan uang yang seharusnya digunakannya untuk membeli makanan. Sehingga untuk bisa mengisi celengan itu, lelaki itu menyisihkan uang makannya dan menahan keinginannya untuk membeli buah-buahan, roti, dan makanan enak lainnya saat berada di pasar.
Masjid itu: Ka Anni Akaltu
Caranya menahan diri sangatlah unik, saat berhadapan dengan makanan enak dan hendak membelinya tetapi kemudian dia mengurungkan niatnya itu dengan berkata pada dirinya sendiri: “Ka Anni Akaltu (seolah-olah aku sudah makan)”. Dalam hal ini dia menganggap bahwa dirinya sudah makan, kemudian uang untuk beli makan itu dimasukannya kedalam celengannya.
Setiap dia melihat roti atau makanan enak lainnya yang sebenarnya dalam hatinnya ingin membeli dan memakannya tapi kemudian dia mengatakan “Ka Anni Akaltu” dan mengurungkan niatnya untuk membeli makanan itu. Uang yang seharusnya untuk membeli makanan itu dimasukannya kedalam celengan. Sehingga setiap dia mengingin suatu makanan maka dia akan menahan niatnya dan mengatakan “Ka Anni Akaltu” untuk dapat memasukan uangnya kedalam celengan.
Hal itu dilakukan selama bertahun-tahun demi mewujudkan keinginannya membangun sebuah masjid di Kota Istanbul Turki. Sampai pada akhirnya uangnnya itu dirasa sudah cukup dan terbangunnya masjid di kota Istambul Turki yang diberinya nama Masjid Ka Anni Akaltu (seolah-olah aku sudah makan). Berkat kegigihan dan kesabarannya menahan lapar hingga pada akhirnya keinginannya untuk membangun sebuah masjid dapat tercapai dan terbangun pula istana megah di akhirat kelak, Insya Allah.
Saat ini Masjid Ka Anni Akaltu menjadi masjid yang megah, padahal dahulu masjid itu kecil yang dibangun oleh satu orang yang bernama Khairudin Affandi. Dari kisah ini kita bisa mengambil sebuah pelajaran bahwa ketika hendak membangun suatu istanah di surga tentunya akan ada upaya yang salah satunya adalah membangun suatu rumah Allah di bumi.
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah)
Sesungguhnya itu adalah suatu keistimewaan yang luar biasa. Maksud dari hadist tersebut sebenarnya tidak untuk menyusahkan kita jika ingin mendapatkan rumah di surga maka sebenarnya tidak sarus setiap orang harus mendirikan masjid. Pada hadist itu terdapat kalimat “walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil” yang merupakan sebuah kiasan. Maknanya bahwa walaupun kita hanya memberikan sedikit sumbangan untuk membangun masjid maka itu sudah cukup untuk dapat dibangunakan rumah di surga oleh Allah.
Oleh karena itu dimanapun umat Islam berada, jika ada suatu pembangunan masjid maka berilah sumbangan walaupun itu hanya satu sak semen karena shadaqah itu sudah cukup bagi kita semua untuk bisa mendapatkan Istana dari Allah di surga karena shadaqah kecil apaun akan di hisab oleh Allah di hari kiamat.
Amal salih sekecil apapun tidak akan sia-sia
Di zaman Rasulullah, sebuah peristiwa dari salah satu sahabat Rasulullah yang merupakan orang miskin tetapi datang seorang pengemis kepadanya meminta untuk diberi sesuatu. Ketika itu dalam benaknya mengatakan bahwa dirinya hanya memiliki sedikit makanan untuk dibagikan kepada pengemis itu, menurutnya Allah tidak akan menerima amalan yang sedikit itu dan Allah hanya menerima amalan yang besar.
Seketika itu turunlah firman Allah berikut ini:
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (QS. Az-Zalzalah: 7)
Siapapun orang yang melakukan amal kebaikan walau sekecil biji zahrah maka Allah akan tetap melihatnya. Amalan kebaikan itu seseorang itu tidak akan sia-sia walau sekecil apapun dan tidak ada dari kita semua yang mengetahui amalan mana yang dapat memudahkan urusan kita di akhirat.
Maka berdirinya Majid Ka’anni Akaltu adalah pelajaran besar bagi kita semua. Seandainnya kita kiaskan dengan suatu perkara lainnya yang bukan membicarakan tentang perkara masjid. Semisalnya ada tetangga kita yang miskin dengan hidupnya yang serba kesusahan kita dapat membantunya. Jika kondisi kita juga sedang kesusahan tapi tidak lebih buruk tetangga kita itu karena kita masih bisa makan 3 kali dalam sehari, maka kita bisa membantunya dengan mengurangi jatah makan kita untuk kita berikan kepada tetangga tersebut.
Sehingga dengan demikian akan sangat bijak karena memang meski perkara kecil akan menjadi besar karena sebuah niat. Mudah-mudahan kisah yang pendek dapat memberikan inspirasi kepada kita untuk senantiasa memperhatikan masjid-masjid Allah dan membantu banyak saudara kita yang lebih membutuhkan di luar sana.
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (umat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Mualaf Center Turki dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Kami juga melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya. Serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Rekomendasi Artikel:
- Kajian Keislaman Mualaf Center Maluku: Sejarah Kelam Kerajaan Bani Israil
- Kajian Kristologi Mualaf Center Solo: Cara Rasulullah Berinteraksi dengan Orang Kafir
- Kajian Keislaman Mualaf Center Lombok: Cara Rasulullah Mendidik Para Sahabat dalam Waktu yang Tidak Lama
- Kisah Mualaf Jepang Memeluk Agama Islam, Masa Depan Jepang Adalah Islam
- Kajian Kristologi Mualaf Center Medan: Umat Islam Harus Memiliki Iman Sekuat Baja
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361