KAJIAN KEISLAMAN MUALAF CENTER KEDIRI: LAKUKAN AMALAN INI JIKA INGIN SUKSES DI AKHIRAT

Kajian ke-Islaman Mualaf Center Kediri: bagaimana cara bisnis yang baik? jawabannya adalah mengikuti petunjuk yang diajarkan Rasulullah dengan menjauhi hal larangan Allah seperti riba, korupsi, kolusi, dan lainnya, serta melakukan yang dianjurkan. Pada zaman dahulu orang-orang ingin menjadi kaya agar dapat melakukan zakat, infaq, dan sadaqah. Tapi semua itu mustahil dilakukan jika tidak ada uang. Jadi pada zaman dahulu kekayaan adalah hal yang sudah biasa.

Ada juga macam jalan yang dapat dilewati seseorang jika ingin masuk surga yakni hanya dengan memilih salah satu dari ketiga jalan tersebut. Jalan itu bisa saja melalui harta dengan menjadi orang kaya sehingga bisa banyak memberikan santunan berupa zakat dan shadaqah kepada yang membutuhkan. Bisa juga dengan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain, dan dengan tenaga yang didedikasikan di jalan Allah.

Continue reading

KAJIAN KEISLAMAN MUALAF CENTER MEDAN: JUAL KENIKMATAN DUNIAWI DEMI AKHIRAT YANG KEKAL

Mualaf Center Medan – saat masih muda kita memiliki banyak tenaga dan semangat, sehingga pasti lebih suka mencari pengalaman baru dan melakukan hal yang bermanfaat untuk masa depan. Tapi tak sedikit pula yang terjerumus pada kemungkaran karena terlalu lalai dengan kenikmatan dunia. Di zaman sekarang orang berbondong-bondong memperbaiki nasib di dunia yang sementara ini dengan bekerja keras siang dan malam.

Mereka lupa dengan nasibnya di akhirat karena kesibukannya itu hingga melupakan sholat dan beibadah kepada Allah. Jika zaman Rasulullah orang kaya meninggalkan kekayaannya demi akhirat lain lagi dengan zaman sekarang orang justru meninggalkan urusan akhirat demi hidup di dunia yang sementara.

Continue reading

KAJIAN KEISLAMAN MUALAF CENTER LAMPUNG: SOSOK MUSH’AB BIN UMAIR YANG DAPAT MENJADI TELADAN PEMUDA ISLAM

Mualaf Center Lampung kali ini akan membahas menganai pentingnya peran pemuda seperti sosok Mush’ab bin Umair. Saat masih muda kita memiliki banyak tenaga dan semangat, sehingga pasti lebih suka mencari pengalaman baru dan melakukan hal yang bermanfaat untuk masa depan. Tapi tak sedikit pula yang terjerumus pada kemungkaran karena terlalu lalai dengan kenikmatan dunia. Di zaman sekarang orang berbondong-bondong memperbaiki nasib di dunia yang sementara ini dengan bekerja keras siang dan malam.

Mereka lupa dengan nasibnya di akhirat karena kesibukannya itu hingga melupakan sholat dan beibadah kepada Allah. Jika zaman Rasulullah orang kaya meninggalkan kekayaannya demi akhirat lain lagi dengan zaman sekarang orang justru meninggalkan urusan akhirat demi hidup di dunia yang sementara.

Continue reading

KAJIAN KEISLAMAN MUALAF CENTER GRESIK: KISAH SAHABAT RASULULLAH YANG MENJADI KAYA KARENA SEDEKAH

Abdurrahman bin Auf

Pada kali ini kajian Mualaf Center Gresik akan membahas salah satu sahabat Rasulullah, seseorang dari Bani Zuhrah. Sebelum masuk Islam dikenal dengan nama Abd Amr. Setelah memeluk agama Islam, Rasulullah pun memintanya mengganti nama dengan Abdurrahman bin Auf yang masih dikenal hingga sekarang. Beliau termasuk dari 10 orang sahabat yang dijamin masuk surga. Orang kedelapan dari golongan sahabat yang pertama kali memeluk Islam dan beliau di Islamkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq, dua hari setelah Abu Bakar masuk Islam.

Beliau lahir pada tahun ke-10 dari tahun Gajah atau tepatnya pada 581 M. Abdurrahman lahir dari ayah yang bernama Auf bin Abdu Manaf dengan ibu yang bernama Assyifa binti Auf. Beliau adalah salah satu sahabat Rasul yang cerdas, hafal Al-Qur’an, bahkan selalu mencatat setiap wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah dengan tekun.

Continue reading

KAJIAN KEISLAMAN MUALAF CENTER MALAYSIA: CARA MENJALIN HUBUNGAN BAIK DENGAN KERABAT YANG KAFIR DALAM ISLAM

Kisah teladan tentang wajibnya berbakti kepada
orang tua yang masih kafir

Kisah pertama datang dari Al-Auza’i yang  pernah kedatangan tamu yakni seorang pemuda dari Testour yang datang ke Lebanon. Beliau perhatikanya pemuda itu karena tidak bisa mengaji. Bertanyalah Al-Auza’i kepada pemuda itu: “kau dari mana, wahai pemuda?”. Pemuda itupun menjawab: “saya dari Testour“. Kemudian Al-Auzai bertanya lagi: “bagaimana kedua orang tuamu?”.

Pemuda itupun menjawab: “keluargaku masih Majusi”. Ternyata pemuda itu telah masuk Islam sedangkan keluargannya masih majusi. Mendengar jawaban itu, Al-Auza’i meminta pemuda itu untuk pulang menemui orang tuanya: “hai pemuda, pulanglah engkau, sungguh kasihan bapakmu itu. Siapa tahu orang tuamu bisa mendapatkan hidayah melalui engkau”.

Continue reading