Kisah mualaf kita pada kali ini adalah Fandi Kristanto yang setelah memeluk agama Islam memutuskan untuk mengubahnya menjadi Muhammad Fandi. Banyak kisah dari perjalanan beliau ini yang bisa dijadikan pembelajaran bagi kita yang masih dilema keyakinan atau kita yang ingin memperdalam keimanan Islam.
Hal yang melatar belakangi beliau bisa memeluk agama Islam adalah timbulnya perasaan tidak yakin pada agamannya yakni Kristen. Perasaan itu ada saat beliau masih berada di bangku sekolah dasar. Menurutnya pada saat itu semua agama saat melakukan ibadah seharusnya dengan ketenangan dan kekyusukan. Maka aneh rasanya jika melakukan ibadah kepada Tuhan dengan menyanyi dan menari.
Pada agama Islam, ibadah dikerjakan dengan tenang untuk bisa mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan dalam agama Kristen, beribadannya dengan bermain musik dan menari-nari. Itulah yang membuat beliau tidak yakin dengan agamanya, batinnya mengatakan jika ibadah seperti itu maka tidak ada bedanya dengan menghadiri pagelaran dangdut.
Beginilah kisahnya dalam memeluk agama Islam
“Ibadah sesungguhnya itu harus tenang, dilakukan ditempat ibadah, dan antara diri dengan Allah itu harus menyatu tetapi dalam agama Kristen tidak demikian. Sehingga pada saat itu, muncul dalam benak saya apakah benar Kristen itu memiliki Tuhan?”. Jelasnya saat kami bertanya mengenai alasannya memeluk agama Islam.
Kerakuannya itu hanya sebatas keraguan, beliau tidak berani mengungkapkanya karena usianya masihi belum dewasa. Hingga suatu ketika saat di bangku SMA muncul keinginannya untuk memeluk agama Islam. Sehingga ketika itu dengan dibantu oleh teman perempuan menyampaikan niatnya itu kepada guru agama yang bernama Bapak Zainul.
“Ketika itu, sebelum masuk Islam, saya diyakinkan dahulu oleh guru agama saya. Apakah saya benar-benar yakin untuk memeluk agama Islam? dan diyakinkan pula jika apabila putus dengan teman perempuan saya itu masih tetap beragama Islam atau kembali ke Kristen? Pada saat itu saya dengan lantang menjawab bahwa saya tetap ingin memeluk agama Islam dan tidak akan kembali ke Kristen bagaimanapun kondisinya karena memang keraguan tentang agama Kristen sudah ada sejak saya di SD”. Jelasnya lebih lanjut bahwa niatnya memeluk agama Islam itu murni dari hatinya terdalam.
Saat di rumah beliau berpamitan kepada ibunya bahwa aku ingin memeluk agama Islam. Beliau mendapatkan izin dan diperkenankan untuk memilih keyakinannya dengan menyarankan sepenuhnya kepada dirinya karena memang sudah dewasa. Meski sudah mendapatkan izin dan restu dari ibunya tetapi pak Fandi nyatanya masih belum berani untuk meminta izin kepada ayahnya yang memang beragama Kristen.
Memang ketika menikah ibunya beragama Islam sedangkan bapaknya beragama Kristen, mereka memutuskan untuk menikah beda agama di gereja. Tetapi sang ibu tetap mempertahankan keyakinannya pada Islam. Hingga suatu ketika ibunya ingin anak-anaknnya ada yang beragama Islam agar ada yang mendoakannya kelak saat sudah meninggal dunia.
“Akhirnya pada hari saya di Islamkan, bapak mengetahui dan membuatnya marah mesar kepada saya. Saya menjelaskan kepada bapak bahwa saya sudah dewasa dan tidak perlu untuk ditekan karena ibadah itu antara saya dengan Tuhan. Sehingga pada saat itu bapak memperbolehkan saya memeluk agama Islam meski masih dalam kemarahan. Tapi saya menerima kemarahan itu jadi saya harus beradaptasi”. Beliau menceritakan kepada kami sambil mengingat masa lalunya itu. Beliau akhirnya bersyahadat di sekolah dengan disaksikan oleh teman sekelas dan beberapa guru.
“Ketika saya mengucapkan 2 kalimat syahadat, wali kelas saya menangis terharu dan mengatakan bahwa baru pertama kali menyaksikan seseorang masuk Islam. Sehingga setiap kali bertemu saya, beliau selalu menanyakan tetang bagaimana sholat saya”. Katanya lebih lanjut.
Sempat ada keinginan untuk kembali ke Kristen
Tak lama setelah itu beliau menceritakan jika telah putus dengan teman perempuan itu, tapi sampai detik ini hal yang patut disyukuri adalah beliau masih tetap teguh dalam agama Islam. Belau selalu mencoba untuk istiqomah, sehingga sempat menemui seorang habib untuk minta didoakan selalu istiqomah dalam Islam.
Perlu kita ketahui adalah bahwa pada awalnya beliau memutuskan untuk memeluk agama Islam itu bukan karena teman perempuan itu tetapi karena hatinya dan keraguannya pada agama Kristen yang dianut oleh orang tuanya. Sehingga, ketika putus dengan teman perempuannya itu beliau masih tetap beragama Islam.
Meski ada suatu keadaan yang membuatnya ingin kembali kepada agama Kristen tetapi beliau mendapat selalu mendapatkan dukungan dari sahabat-sahabatnya untuk terus mengajak beramal shaleh dan beribadah kepada Allah. Sehingga itulah salah satu alasan yang membuat beliau hati beliau tetap teguh dalam agama Islam karena semangat Islam yang diperolehnya dari lingkungan sekitar.
Bapak Muhammad Fandi adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, kedua adiknya sudah Islam sejak kecil. Sehingga beliau ada keinginan untuk mengajak Ayah dan kakaknya untuk memeluk agama Islam. Sebagaimana orang tua dari ayahnya dahulu juga seorang mualaf.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fussilat: 30)
Mualaf Center Nasional Aya Sofya senantiasa menyambut dengan hangat saudara kita yang telah mendapatkan hidayah ingin memeluk agama Islam dengan adanya pembinaan dari mulai pengenalan dasar ke-Islaman hingga mempelajari ilmu keagamaan mulai dari tingkat dasar sampai lanjutan.
Lembaga ini juga difokuskan dalam pemberdayaan ummat kepada para mualaf di seluruh Indonesia dengan menjadi media perantara yang menyalurkan dan menjembatani para Muhsinin (orang-orang baik) untuk saling berbagi sebagian rizkinya kepada saudara kita para mualaf dhuafa di pelosok-pelosok nusantara.
“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)
Rekomendasi artikel:
- Kisah Mualaf Chinese yang Sebelumnya Memiliki Banyak Agama tapi Akhirnya Menemukan Kebenaran Tuhan dalam Agama Islam
- Seperti Kisah Orang Beriman di Zaman Para Nabi, Inilah Kisah Mualaf Yang Hampir Dibunuh dan Rumahnya Dibakar Karena Masuk Islam
- Lelang Mobil Bmw untuk Pembangunan Masjid Terpadu Aya Sofya Kota Malang
- Ingin Mengajak Keluarga Masuk Islam, Inilah Kisah Perjuangan Mualaf dalam Mempelajari Agama
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361