Berkurban dalam Islam
Berqurban bukan sekedar ibadah tahunan yang dilakukan oleh ummat Islam. Namun juga merupakan bukti ketaqwaan dan ketulusan cinta kepada Allah Ta’ala. Daging dan darah dari hewan qurban sama sekali tidak sampai kepada Allah tetapi dapat saling berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Sesungguhnya dari berkurban ini yang sampai kepada Allah adalah kualitas taqwa pada diri seorang Muqarib (orang yang berkurban) dalam menjalankan perintah Allah. Sebagaimana firman Allah berikut ini:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Artinya: “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah”.
(QS. Al-Kautsar: 2)
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa selain perintah untuk melakukan shalat, umat Islam juga dianjurkan untuk berqurban. Menyembelih hewan dalam hal ini sebagai bentuk rasa syukur dan pendekatan diri kepada Allah. Melalui hewan kurban terbaik yang dipunyai dan kerelaan untuk mengeluarkan harta bendanya dijalan Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut ini:
Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang memiliki kelapangan tapi tidak menyembelih qurban, janganlah mendekati tempat sholat kami.” (HR. Abu Hurairah)
Disisi lain hakikat berkurban juga meningkatan kualitas pangan dan gizi bagi umat Islam terutama bagi saudara kita muslim dhuafa di Pedalaman. Sebagaimana kita ketahui mereka mengkonsumsi daging (sapi, kambing, dsb) hanya setahun sekali yakni pada saat Idhul Adha.
Asal mula perintah berkurban
Idul Adha atau yang biasa disebut Idhul Qurban adalah hari besar keagamaan umat Islam yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Hari besar ini memiliki sejarah panjang yang dikisahkan pada zaman Nabi Ibrahim saat hendak menyembelih putranya, Ismail, atas perintah Allah. Pada akhirnya diganti oleh Allah dengan seekor domba.
Asal mula perintah berkurban berawal dari lahirnya nabi Ismail A.S. Pada saat itu dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim A.S tidak memiliki anak hingga di masa tuanya, lalu beliau berdoa kepada Allah untuk dianugerahi seorang anak. Sebagaimana doanya dalam firman Allah berikut ini:
(١٠١) وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّي سَيَهْدِينِ (٩٩) رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (١٠٠) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ
Artinya: Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.” (QS. Ash-Saffat: 99-101)
Sewaktu Nabi Ismail A.S mencapai usia remaja, Nabi Ibrahim A.S mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya. Mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara turunnya wahyu Allah SWT, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim A.S. Nabi Ibrahim A.S untuk menyembelih Ismail.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS. Ash-Shafaat: 102)
Nabi Ismail meminta ayahnya untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan. Beliau berjanji kepada ayahnya akan menjadi orang sabar dalam menjalani perintah itu. Sungguh mulia sifat Nabi Ismail A.S. Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya dan bersiap melakukan penyembelihan.
Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail A.S nampak menunjukkan keteguhan, ketaatan dan kesabaran mereka dalam menjalankan perintah itu. Saat hendak mengayunkan parang, Allah SWT lalu menggantikan tubuh Nabi Ismail A.S dengan domba jantan berwarna putih dari Surga.
وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ (١٠٤) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ ( ١٠٥ )
Artinya: Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim! sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS Ash-Shafaat: 104-105)
Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pergorbanan Nabi Ismail A.S itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail. Sampai sejauh mana kecintaan dan ketaatan mereka berdua kepada Allah SWT. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian berat itu.
Nabi Ibrahim A.S telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pergorbanan puteranya tercinta demi menjalankan perintah Allah SWT. Sedangkan Nabi Ismail A.S tidak sedikit pun ragu atau bimbang untuk menyerahkan jiwa raganya untuk demi perintah Allah. Dari sinilah asal permulaan sunnah berkurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Idul Adha di seluruh pelosok dunia.
Golongan yang berhak menerima kurban
Daging hewan kurban tidak boleh hanya dimakan oleh orang yang berkurban dan keluarganya, namun harus dibagikan kepada orang lain. Secara umum, ada tiga kelompok orang yang berhak menerima daging kurban, yakni:
1. Orang yang berkurban dan keluarganya
Orang yang berkurban dan keluarganya dianjurkan untuk makan sebagian daging hewan kurbannya. Sebagaimana Hadis berikut ini:
“Rasulullah Saw. ketika hari Idul Fitri tidak keluar dulu sebelum makan sesuatu. Ketika Idul Adha tidak makan sesuatu hingga beliau kembali ke rumah. Saat kembali, beliau makan hati dari hewan kurbannya.” (HR. Imam Baihaqi)
2. Tetangga sekitar
Para ulama sepakat bahwa menganjurkan agar sebagian daging hewan kurban dibagikan kepada kerabat, teman dan tetangga sekitar meskipun mereka kaya sebanyak sepertiga daging hewan kurban.
3. Fakir dan miskin
Ulama sepakat bahwa fakir miskin berhak menerima daging hewan kurban. Bahkan ulama Hanabilah mengatakan bahwa hukum membagikan sebagian daging hewan kurban kepada fakir miskin adalah wajib. Sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an berikut ini:
لِّيَشْهَدُوا۟ مَنَٰفِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ فِىٓ أَيَّامٍ مَّعْلُومَٰتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۖ فَكُلُوا۟ مِنْهَا وَأَطْعِمُوا۟ ٱلْبَآئِسَ ٱلْفَقِيرَ
Artinya: “Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.” (QS. Al-Hajj: 28)
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Jombang dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Kami siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)
Rekomendasi Artikel:
- Kajian Keislaman Mualaf Center Maluku: Sejarah Kelam Kerajaan Bani Israil
- Kajian Kristologi Mualaf Center Solo: Cara Rasulullah Berinteraksi dengan Orang Kafir
- Kajian Keislaman Mualaf Center Lombok: Cara Rasulullah Mendidik Para Sahabat dalam Waktu yang Tidak Lama
- Kisah Mualaf Jepang Memeluk Agama Islam, Masa Depan Jepang Adalah Islam
- Kajian Kristologi Mualaf Center Medan: Umat Islam Harus Memiliki Iman Sekuat Baja
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361
ADDRESS:
KANTOR PUSAT SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2
No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
KANTOR PUSAT MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah Blok Q8, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.
PASURUAN: Mualaf Center Nasional Aya Sofya Pasuruan – Griya Kebun Jaya Kav. 64 Kota Pasuruan, Jawa Timur
SURABAYA: Pesantren JEHA Dolly. Jl. Putat Jaya No. 4B, Putat Jaya, Kota Surabaya.
BOGOR: Komplek Kehutanan Cikoneng, No. 15, Ciomas, Bogor.
DEPOK: Jl. Tugu Raya No. 8 Kelapa Dua Cimanggis, Depok.
BEKASI: SAHABAT YAMIMA, Jl. Batu Giok II No. 110 B, Bojong Rawalumbu, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa barat, Kode Pos 17116
TANGERANG: Vila Pamulang Blok CE 1 no 3, RT 02 RW 17, Pondok Benda, Tangerang Selatan.
MANADO: Jl. Pumorow, Kel. Banjer Lingkungan 1 No. 97, Kec. Tikala, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kode Pos 95125.