Kajian Mualaf Center Medan pada kali ini akan membahas Sikap yang seharusnya dimiliki oleh umat Islam saat berhadapan dengan kaum munafik. Ada seseorang yang bertanya tentang bagaimana cara menjawab orang Nasrani yang menghina Rasulullah ketika menikahi Aisyah di usia yang masih sangat muda?
Maka jawabannya adalah sudah pasti harus dibantah karena sesungguhnya mereka tidak ada urusan dengan Rasulullah, kecuali jika mereka memeluk agama Islam dan bertanya demikian maka harus dijawab. Jika memang orang-orang itu tetap membuat kemungkaran, sedangkan kita tidak memiliki power maka kita doakan agar mereka dibinasakan oleh Allah di muka bumi ini.
Sebagaimana dalam kajian yang diadakan oleh Mualaf Center Medan tentang kisah Rasulullah sampai harus melakukan Qunud Nazilah selama sebulan penuh. Ketika berhadapan dengan suatu kaum Arab munafiq yang mengaku beriman. Pada waktu itu Rasulullah kedatangan suatu kaum dari Arab yang datang kemadinah untuk memeluk agama Islam. Kemudian mereka juga meminta untuk dikirimkan seorang guru dari kalangan sahabat yang Hafidz Al-Qur’an untuk mengajari mereka tentang Islam.
Rasulullah pun mengutus para sahabat itu, namun ternyata di tengah perjalanan para sahabat itu dibunuh oleh suku munafiq itu. Sedangkan ketika itu Rasulullah tidak mengetahui lokasi tempat suku itu tinggak karena mereka mendatangi Rasulullah secara tiba-tiba untuk bersyahadat. Sehingga karena kejadian itu. Rasulullah melakukan Qunud Nazilah yang dikerjakan pada setiap 5 waktu sholat selama sebulan penuh dengan meminta kepada Allah agar dibinasakan kaum mereka.
Sampai kemudian Allah pun menurunkan adzab dan membuat satu suku hilang dari peradaban. Jadi dalam posisi yang seperti itu boleh saja berdoa kepada Allah memberikan musibah dan adzab kepada orang munafiq dan orang-orang dzalim lainnya.
Sebagaimana juga jika ada orang yang mencaci Nabi Isa? Sebagai umat Islam juga akan marah karena Nabi Isa juga merupakan utusan Allah. Maka jika ada seseorang yang menghina nabi Isa tapi orang Nasrani tidak marah maka itu akan sangat aneh. Mereka seharusnya marah karena nabinya dihina. Begitu pula dengan umat Islam juga pasti akan marah jika ada yang menghina atau mencemarkan agamanya.
Umat Islam membutuhkan sosok dengan iman baja
Kita hidup di dunia ini hanya sementara dan umat Islam membutukan seseorang mukmin yang memiliki keimanan sekuat baja. Kita membutuhkan seorang mukmin yang setiap malam bangun untuk menunaikan qiyamul lail, meski berat tapi senantiasa berusaha untuk melawan godaan setan. Sehingga kita membutuhkan seseorang yang tidak peduli dengan apapun rintangan, halangan, godaan duniawi tapi mampu menghadapinya dengan semangat tinggi.
Kita membutuhkan seorang mukmin dan mukminah yang hadir di majelis ilmu untuk mengetahui hukum Allah. Mukmin dan mukminah yang menghadiri majelis Ilmu dengan perasaan senang dan tanpa bosan sebagaimana orang-orang fasik mendatangi tempat maksiat tanpa perasaan lelah dan bosan pula.
Suatu hal yang perlu ditanyakan pada diri sendiri, sebagai orang yang beriman kenapa kita tidak bisa mengatakan bahwa merasa terhibur dengan mendatangi majelis ilmu, bertemu dengan para ulama, senang ketika mengerjakan sholat malam, mengaji Al-Qur’an, dan membela agama Allah padahal kita bisa berasa senang dan terhibur dengan segala kenikmatan dunia? maka sampai kapan kita akan terus berbuat kelalaian?
Tujuan utama mendatangi suatu majelis ilmu adalah agar kita bisa menjadi priadi seorang muslim atau muslimah yang luar biasa keimanannya terhadap agama Islam. Menjadi lebih baik dengan menjaga hukum-hukum Allah, dan lebih memahami atas perintah dan larangan Allah. Majelis ilmu bertujuannya melahirkan orang-orang yang memiliki keimanan tegar dan tidak mudah goyah dengan godaan apapun.
Contoh sahabat Rasulullah yang memiliki keimanan sekuat baja
Rasulullah memiliki banyak sahabat yang setia mendampingi dakwah Islam hingga akhir hayat mereka masing-masing. Di antaranya ada beberapa sosok yang begitu menonjol dan cukup dikenal oleh kebanyak umat Islam.
1. Abu Bakar ash-Shiddiq
Abu Bakar Ash Shiddiq adalah salah satu sahabat Rasulullah yang pertama kali memeluk Islam. Beliau berdakwah bersama dengan Rasulullah, sehinga banyak tokoh-tokoh Makkah yang masuk Islam seperti: Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Auf.
Kemuliaannya diakui oleh Rasulullah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Al-Baihaqi, beliau bersabda: “Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh umat, maka akan lebih berat keimanan Abu Bakar”.
Sesungguhnya kita membutuhkan figur seperti Abu Bakar yang semuanya tegak dengan keyakinan dan keimanannya. Banyak ayat dalam Alquran yang mengabadikan keteladanan Abu Bakar. Terkait kegemaran Abu Bakar membebaskan budak dan bersedeqah.
2. Umar bin Khattab
Sahabat Rasulullah saitu ini mempunyai sifat keras dan tegas selama hal itu untuk membela Islam dan kebenaran tak ada yang ditakutinya di dunia ini. Sikapnya itu membuat masyarakat Makkah takut ketika Umar diangkat menjadi khalifah pengganti Abu Bakar. Sehingga pada pidato pengangkatannya itu beliau berkata:
“Ketahuilah saudara-saudaraku, bahwa sikap kerasku itu sekarang sudah mencair. Sikap itu (keras) hanya terhadap orang yang berlaku dzalim dan memusuhi kaum Muslimin. Tetapi bagi orang jujur yang berpegang teguh pada agama dan berlaku adil maka saya lebih lembut dari mereka semua”.
Kita juga membutuhkan figur sahabat Rasulullah seperti Umar bin Khattab, dengan keimanannya itu sampai membuat setan lari darinya. Beliau meyakini bahwa segala sesuatu yang diperintahkan Allah itu benar dan segala sesuatu yang dilarang itu harus ditinggalkan.
3. Nusaibah binti Ka’ab
Dari kalangan wanita, umat Islam juga membutuhkan sosok perempuan yang seperti Nusaibah binti Ka’ab yang dikenal dengan gelar Ummu Ummara, ibunya para pemimpin. Beliau merupakan salah seorang wanita pertama yang masuk Islam. Dikenal sebagai ibunya para pejuang Islam: Abdullah dan Habib bin Zaid al Ansari.
Sosok wanita luar biasa yang ketika ada perintah jihad dikumandangkan, Nusaibah binti Ka’ab mebangungkan suami dan anak-anaknya tengah malam agar mengikuti jihad. Sehingga satu keluarga itu pergi berjihad dijalan Allah, sesungguhnya inilah yang namanya seorang mukminah yang memiliki keimanan sekuat baja yang selalu mendukung dan bersemangat untuk berjuang dijalan Allah.
Nusaibah masuk Islam bersama dengan 74 pemimpin, pejuang, dan negarawan Madinah pada saat baiat Aqabah II di tahun 622 M. Pada saat itu ada dua orang wanita yang bersumpah setia untuk masuk Islam yaitu Nusaibah binti Ka’ab dan Asma binti Amr bin Adiy. Kemudian 75 orang tesebut mendampingi Rasulullah untuk bersama-sama menyebarkan agama Islam di Madinah.
4. Rumaisha Ummu Sulaim
Satu diantara kemuliaan wanita Anshar adalah keimanan Ummu Sulaim. Nama lengkapnya Rumaisha Ummu Sulaim binti Malhan bin Khalid bin Zaid. Beliau adalah sosok cerdas, bijaksana, luar biasa dalam berpikir, dan berakhlak mulia. Salah seorang wanita di Madinah yang memeluk Islam. Sifat-sifat seorang Muslimah melekat padanya maka tak heran jika anak pamannya, Malik bin Nadhar meminangnya untuk dijadikan istri dan dikaruniahi seorang anak yakni Anas bin Malik.
Ummu Sulaim adalah salah satu penduduk Madinah yang langsung menyambut seruan Islam. Ketika mengetahui bahwa beliau telah memeluk Islam maka Malik bin Nadhar berkata: “Apakah kamu sudah murtad dari agamamu?” Ummu Sulaim menjawab tegas dengan berkata: “Tidak! bahkan aku sesungguhnya telah beriman“. Malik bin Nadhar meninggal dibunuh oleh musuhnya ketika berperang.
Sosok Ummu Sulaim yang teguh, keibuan, dan jujur nyatanya hal itu menarik hati Abu Thalhah yang merupakan seorang hartawan tapi belum beriman. Abu Thalhah mengajukan lamaran ke Ummu Sulaim tetapi Ummu Sulaim menolak tegas lamaran Abu Thalhah dengan berkata: “Demi Allah, orang seperti engkau tidak pantas ditolak. Hanya saja engkau adalah orang kafir, sedangkan aku seorang Muslimah. Sehingga, tidak halal bagiku untuk menikah denganmu. Jika kamu masuk Islam, maka itulah mahar bagiku dan aku tidak meminta yang selain dari itu”.
Ummu Sulaim bukanlah seorang wanita yang suka bermain-main dan takluk dengan rayuan kemewahan karena beliau adalah wanita cerdas namun hatinya lembut. Perkataannya itu mampu menyentuh perasaan Abu Thalhah. Maka dengan mantap Abu Thalhah pun mengikrarkan keislamannya. Abu Thalhah dan Ummu Sulaim membangun keluarga yang berlandaskan iman dan Islam.
Satu kisah terkenal tentang sikap terbaik Ummu Sulaim adalah saat Abu Thalhah harus pergi karena sebuah urusan penting sementara pada saat itu anak mereka sakit keras. Abu Thalhah harus merelakan meninggalkan anaknya dengan Ummu Sulaim.
Saat Abu Thalhah pergi, kesehatan sang anak semakin menurun dan akhirnya meninggal dunia. Ummu Sulaim tak ingin membuat hati Abu Thalhah sedih maka beliau memasak makanan kesukaan Abu Thalhah, bersolek, dan memakai pakaian terbaiknya untuk menyambut suaminya itu. Saat Abu Thalhah menanyakan kondisi anak mereka, Ummu Sulaim menjawab: “Sekarang ia sudah lebih tenang.”
Setelah merasa kenyang dan tenang, Ummu Sulaim memulai berkata: “Wahai suamiku, apa pendapatmu jika suatu kaum menitipkan barang ke kita, lantas ia kembali untuk mengambil barangnya, apakah kita pantas menolaknya?”. Abu Thalhah menjawab dengan berkata: “Tentunya tidak boleh wahai istriku, Itu sangat tidak adil”. Menanggapi hal itu Ummu Sulaim berkata: “Sesungguhnya anakmu titipan Allah dan Allah telah mengambilnya dari kita. Maka tabahkanlah hatimu dengan merelakan anakmu”.
Abu Thalhah marah karena tidak diberi tahu secara langsung kabar tersebut. Keesokan harinya ia menghadap Rasulullah dan mengadukan permasalahannya. Rasulullah justru menjawab: “Semoga Allah merahmati malam kalian.” (HR Muslim). Tak lama kemudian Ummu Sulaim pun hamil dan setelah melahirkan.
Kesabaran yang luar biasa ditunjukkan oleh Ummu Sulaim, beliau juga menyerahkan anaknya yang bernama Anas bin Malik sebagai pelayan rumah Rasulullah, sehingga banyak meriwayatkan hadist dari Rasulullah.
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Medan dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya Medan, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Kami siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Mualaf Center Nasional Aya Sofya Medan senantiasa menyambut dengan hangat saudara kita yang telah mendapatkan hidayah ingin memeluk agama Islam dengan adanya pembinaan dari mulai pengenalan dasar ke-Islaman hingga mempelajari ilmu keagamaan mulai dari tingkat dasar sampai lanjutan.
Mualaf Center Nasional Aya Sofya Medan fokuskan dalam pemberdayaan ummat kepada para mualaf di seluruh Indonesia dengan menjadi media perantara yang menyalurkan dan menjembatani para Muhsinin (orang-orang baik) untuk saling berbagi sebagian rizkinya kepada saudara kita para mualaf dhuafa di pelosok-pelosok nusantara.
“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)
Rekomendasi artikel:
- Kisah Mualaf Chinese yang Sebelumnya Memiliki Banyak Agama tapi Akhirnya Menemukan Kebenaran Tuhan dalam Agama Islam
- Seperti Kisah Orang Beriman di Zaman Para Nabi, Inilah Kisah Mualaf Yang Hampir Dibunuh dan Rumahnya Dibakar Karena Masuk Islam
- Lelang Mobil Bmw untuk Pembangunan Masjid Terpadu Aya Sofya Kota Malang
- Ingin Mengajak Keluarga Masuk Islam, Inilah Kisah Perjuangan Mualaf dalam Mempelajari Agama
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361