KAJIAN KEISLAMAN MUALAF CENTER WONOGIRI: HARI EMAS UNTUK UMAT ISLAM

Keutamaan 9 hari pertama di bulan Dzulhijjah

Menyambut daatngnya Idhul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah, Kajian keIslaman yang diadakan oleh Mualaf Center Wonogiri tentang hari emas umat Islam. Pada hari-hari ini kita tidak dianjurkan berpuasa di hari raya termasuk hari raya Idhul Fitri atau Idhul Adha.

Pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang paling mulia sepanjang tahun. Allah lebih mencintai semua jenis ibadah sunnah bahkan amalan paling kecil yang dikerjakan pada hari itu. Seperti mengucapkan subhanallah, shadaqah, dan lainnya. Sebagaimana hadist berikut ini:

Dari Ibnu ‘Abbas mengatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun“. (HR. Al-Bukhari)

Amalan kecil yang dilakukan pada saat itu lebih mulia daripada jihad di jalan Allah, kecuali jika berjihad dengan jiwa dan seluruh hartanya kemudian kemudian mati syahid. Sehingga keutamaan amal saleh yang dikerjakan di 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah pahalanya setara dengan seseorang yang mati sahid dengan menginfaqkan seluruh hartanya di medan perang.

Jadi perlu kita ingat bahwa 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah adalah salah hari emas umat Islam. Pahalanya mengalahi jihad di medan perang. Sebagaimana firman Allah berikut ini:

(٣)وَٱلْفَجْرِ (١) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (٢) وَٱلشَّفْعِ وَٱلْوَتْرِ

Artinya: “Demi Fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil”,
(QS. Al-Fajr: 1-3)

Ulama tafsir yang menafsirkan ayat tersebut, bahwa dalam ayat itu Allah bersumpah kepada manusia untuk memaksimalkan waktunya selama di dunia agar lebih bermanfaat. Waktu fajar atau subuh yang dimaksud dalam ayat ini adalah pada saat subuh di hari Idhul Adha. Dari ayat ini pula, para ulama sudah sepakat jika Idhul Adha lebih afdhal dari pada Idhul Fitri tapi kenyataannya selama ini mayoritas umat Islam justru lebih memeriahkan Idhul Fitri.

Perlu kita ketahui bahwa setelah sholat Idhul Fitri kita tidak ada ibadah khusus yang harus dikerjakan. Tetapi lain lagi ketika selesai sholat Idhul Adha karena setelah sholat itu kita memiliki ibadah yang di anjurkan, yaitu ber-Qurban. Sebagaimana dalam firman Allah berikut ini:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Artinya: Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. (QS. Al-Kausar: 2)

Dari firman Allah tersebut para ulama juga menyepakati bahwa ketika hari raya Idhul Adha yang lebih utama adalah penyembelihan hewan kurban dilakukaan setelah sholat. Meskipun kita memiliki kesempatan untuk melakukan selama 4 hari, yakni pada hari Idhul Adha dan tiga hari tasrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).

Kembali pada penafsiran QS. Al-Fajr, dalam ayat itu Allah mengatakan bahwa selain mengejar keberkahan pada waktu subuh itu, kita juga dianjurkan untuk mengejar 10 malam berturut-turut sebelum idhul Adha. Allah menyuruh kita untuk mengejar setiap malam-malamnya sebelum subuh dengan melakukan qiyamul lail.

Sedangkan di siang hari kita dianjurkan untuk melakukan puasa yang pahalanya bisa menghapus dosa-dosa yang menjalankannya. Jadi dosa-dosa kita akan diampuni, sesungguhnya hal ini bukanlah perkara yang ringan sehingga sudah selayaknya umat Islam lebih memperhatikan.

Dari ayat ini bisa disimpulkan bahwa pada setiap malam 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah bisa mengalahkan kelebihan dari 10 malam terakhir di bulan Ramadhan karena bulan ramadhan kita hanya diminta untuk mengejar lailatul qadar yang hanya satu malam dan ditentukan pada malam-malam ganjil saja. Tetapi pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah Allah menyuruh kita untuk mengejar setiap malam-malamnya sebelum subuh.

Jika pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhal terdapat satu hari yang keutamaannya lebih baik dari pada 1000 bulan maka pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah keutamaannya lebih baik daripada berjihad. Para ulama sepakat mengatakan bahwa 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah adalah hari emas umat Islam.

Sehingga pada 9 hari pertama sebelum idhul Adha dianjurkan berpuasa sunnah, paling tidak jangan sampai meninggalkan puasa pada 9 Dzulhijjah atau biasa disebut sebagai puasa Arafah. Sebagaimana dari Abu Qotadah al-Anshory mengatakan bahwa Rasulullah ketika ditanya mengenai puasa hari Arafah, beliau menjawab: “Puasa Arafah dapat menghapus dosa-dosa tahun lalu dan yang akan datang.” (HR. Bukhari & Muslim)

Amalan yang dianjurkan pada 9 hari pertama di bulan Dzulhijjah:

  • Perbanyak berdo’a kepada Allah, sebagaimana pada bulan tersebut Allah mengabulkan doa Nabi Zakariya untuk bisa memiliki seorang anak laki-laki ketika saat itu usianya sudah mencapai 120 tahun tapi belum dikaruniai seorang anak. Maka dianjurkan untuk memperbanyak doa maka insyaAllah akan dikabulkan oleh Allah.
  • Banyak takbir dan dzikir dengan mengucapkan takbir, tahlil, tasbih, tahmid, istighfar.
  • Menunaikan Haji dan Umroh, jika dirasa mampu untuk melakukan haji dan umroh, maka tunaikanlah karena ibadah haji terutama dilakukan pada bulan ini.
  • Memperbanyak Amalan Shalih, seperti membaca Al-Quran, bersedekah, sholat, menjauhi yang buruk dan melakukan yang baik.
  • Berkurban, pada hari 10 Dzulhijjah dan hari Tasyrik kita disunnahkan untuk berkurban sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim.

Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Wonogiri dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya Wonogiri, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.

Mualaf Center Nasional Aya Sofya Wonogiri siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik dan materi. Kami juga melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk lebih mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya. Serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.

Mualaf Center Nasional Aya Sofya senantiasa menyambut dengan hangat saudara kita yang telah mendapatkan hidayah ingin memeluk agama Islam dengan adanya pembinaan dari mulai pengenalan dasar ke-Islaman hingga mempelajari ilmu keagamaan mulai dari tingkat dasar sampai lanjutan.

Lembaga ini juga difokuskan dalam pemberdayaan ummat kepada para mualaf di seluruh Indonesia dengan menjadi media perantara yang menyalurkan dan menjembatani para Muhsinin (orang-orang baik) untuk saling berbagi sebagian rizkinya kepada saudara kita para mualaf dhuafa di pelosok-pelosok nusantara.

“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)


Rekomendasi artikel:


Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).


ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?

REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA


SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:

MUALAF CENTER AYA SOFYA


MEDIA AYA SOFYA

Website: www.ayasofya.id

Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA

YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA

Instagram: @ayasofyaindonesia

Email: ayasofyaindonesia@gmail.com


HOTLINE:

+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100

+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361


Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.