SEPERTI KISAH ORANG BERIMAN DI ZAMAN PARA NABI, INILAH KISAH MUALAF YANG HAMPIR DIBUNUH DAN RUMAHNYA DIBAKAR KARENA MASUK ISLAM

Mualaf Center Nasional Aya Sofya saat menjalankan program dakwah safari dakwah di Desa Malapitu, Kel. Santiago, Kab. Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara berjumpa dengan salah satu mualaf binaan kami yang bernama bapak Fretsman Gant Sikome. Selayaknya umat Islam lainnya, beliau mendapatkan ujian berat saat memutuskan untuk masuk Islam.

Bukan rahasia lagi jika setiap keimanan pasti ada tantangan dan sebagai jalan termudah adalah menghadapinya dengan penuh kesabaran seperti halnya sabar dalam menuntut ilmu, menyebarkan ilmu, dan ketika mendapatkan ujian dari Allah. Kisah beliau hampir mirip dengan kisah orang beriman di zaman Nabi dan Rasul, sebagaimana kisah Ashabul Ukhdud, kisah Masyitah (tukang sisir Fir’aun), dan kisah Nabi Ibrahim.

Mereka  dizalimi oleh pemimpin kafir dan para pengikutnya dengan siksaan, ancaman, dan berbagai azab dunia tapi keimanannya tetap teguh. Bagi mereka ketika iman dan aqidah sudah menghunjam di hati maka dunia itu tidak ada artinya.

Keyakinan seperti ini memang susah di zaman sekarang kecuali pada orang yang benar-benar beriman secara lahir dan batin karena masih banyak orang yang mengaku beriman tapi perilakunya menggadaikan keimanannya untuk kenikmatan dunia. Pada kali ini kami akan berbagi kisah inspiratif dari bapak Fretsman Gant Sikome dalam memperjuangkan keimanannya kepada Allah. Semoga dapat menjadi pelajaran bagi kita bahwa aqidah dan keimanan adalah yang utama.

Bagaimana perjalanan beliau dalam mendapatkan hidayah Allah?

Perjalanannya menetapkan Islam sebagai agama yang akan diyakini seumur hidup karena beliau merasa bahwa ajaran agama sebelumnya belum cukup untuk menjalani kehidupan di akhirat. Akhirnya beliau memutuskan untuk belajar agama Islam dan dalam hatinya merasa bahwa yang bisa menggenapi kehidupannya di akhirat adalah agama Islam. Pada awalnya melakukan perbandingan agama antara agama sebelumnya dan agama Islam. Beliau belajar tentang dasar-dasar ke-Islaman dari papa angkatnya yang merupakan muslim.

“saya dulu pernah bekerja di PT. Uskani di Kec. Ratatotok, Kab. Minahasa Tenggara saya waktu itu menjadi mandor dan sudah bekerja disana selama 4 tahunan. Saya merasa lega pertamanya karena saya belajar agama Islam itu kampung Basaan Ratatotok, jadi teman-teman saya Islam dan papa angkat saya juga Islam.” Jelasnya saat mengenang masa-masanya dahulu ketika pertama kali mempelajari agama Islam.

Beliau tinggal di dekat lokasi kerjanya bersama dengan istri dan juga anaknya yang masih tiga pada saat itu. Tinggal di lingkungan yang mayoritas non-Islam sehingga harus mencampurkan ajaran agama sebelumnya dan ajaran Islam untuk mempermudah dalam bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat. Namun, ketika keislamannya diketahui oleh masyarakat ternyata menimbulkan kecemburuan sosial yang membuat dirinya dizalimi. Seminggu kemudian sekitar tanggal 14 September 2014 rumah beliau habis dibakar tanpa menyisakan apapun, bahkan setelah itu beliau dihadapkan dengan banyak ancaman.

“Mereka datang membawa motor dan menyuruh saya keluar untuk baku hantam. Tapi saya tidak meladeni karena saya tahu bahwa Allah sangat adil. Sehingga dengan keadilan Allah saat saya berangkat ke Sorong 2 bulan, salah satu di antara orang-orang yang menantang saya itu sudah mati dibunuh orang. Sehingga saya ketika di sorong itu kaget. Tapi memang kalau orang membunuh dengan pedang pasti akan mati dengan pedang. Itu saja masih rencana membunuh saya tapi sudah terjadi pada dirinya sendiri”. Ungkap beliau saat menceritakan kisah tragisnya saat keimanannya diuji oleh berbagai ancaman.

Keputusannya masuk Islam tidak membuat beliau menyesal karena dalam melewati ujian keimanan ini senantiasa ada saudara seiman yang banyak membantunya. Sebagaimana agama Islam telah mengajarkan sikap kasih sayang, tolong menolong, dan toleransi.

“Alhamdulillah, ada saudara orang Gorontalo. Mereka berbondong-bondong membantu saya, memberi saya baju, segala macam perkakas dapur, semuanya. Padahal kami beda suku dan itulah umat Islam. Saya bangga mengenai hal itu karena Islam tidak membeda-bedakan suku, ras, dan agama. Karena teman-teman saya ini tidak hanya membantu untuk umat Islam saja tapi juga ada non muslim yang mereka bantu di sana”. Jelas pak Fretsman dengan antusias.

Apa yang membuat beliau tertarik pada agama Islam?

“yang membuat saya tertarik masuk Islam itu karena ajarannya. Meskipun saya tidak membaca Al-Qur’an dan waktu itu saya membaca Alkitab tapi yang menerapkan ajaran Alkitab itu justru umat Islam. Jadi saya masuk Islam karena orang yang masuk surga adalah yang mempraktikkan bukan hanya berteori. Contohnya saling mengasihi kepada orang yang lemah atau kekurangan itu terbukti di Islam pada hari raya Qurban dan Idhul Fitri itu kenyataannya yang membuat kita saling berbagi”.  Jelasnya panjang lebar.

“juga dalam Alkitab ada ajaran sunat tapi kalau di suku saya itu tidak ada yang disunat, justru orang Islam yang melakukannya. Saya yakini bahwa itu memang perintah Allah yang secara turun temurun dari nabi Ibrahim, jadi saya takut ketika tidak melaksanakannya. Seluruh teorinya ada di alkitab tapi praktiknya ada di umat Islam. Saya berani mengatakan seperti ini karena memang itu adalah fakta”. Jelasnya lebih lanjut lagi.

Saat masuk Islam apakah istri juga beragama Islam?

Tidak ada yang tahu kehendak Tuhan, sebagaimana Allah maha mengetahui segala rahasia di alam semesta ini. Takdir sudah ditetapkan Allah dan manusia hanya harus berusaha memberikan yang terbaik dalam prosesnya menjadi hamba Allah yang beriman dengan menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan menyembah hanya kepada-Nya sebagai satu-satunya Tuhan yang memiliki alam semesta.

“waktu saya masih non muslim, saya berencana menikah tapi gagal sampai 2 kali mungkin karena ridho Allah yang menetapkan saya menikah dalam agama Islam. Saat di Basaan memang betul saya sendiri yang masuk Islam tapi setelah pulang ke Sangihe, istri mengatakan kalau kita berdua menikah di Islam. Jadi dengan mengisi formulir yang dulunya Kristen sekarang Islam. Jadi anak saya sudah 4, satu hasil dari tempat kerusuhan.” Jelasnya.

Perjalanan beliau dalam menjaga keimanannya sungguh luar biasa, namun dengan ketetapan iman membuat beliau tetap istiqomah. Kebanggaannya dengan ajaran Islam membuat beliau rela mewaqafkan tanahnya untuk pembangunan Mushollah di Desa Belengang, Kec. Manganitu, Kep. Sangihe, Sulawesi Utara. Mari kita doakan agar beliau senantiasa istiqomah pada agama Islam dan selamat baik di dunia maupun di akhirat. Aamiin.

“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)

Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.

Kami juga siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.


Rekomendasi Artikel:


Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).


ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?

REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA


SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:

MUALAF CENTER AYA SOFYA


MEDIA AYA SOFYA

Website: www.ayasofya.id

Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA

YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA

Instagram: @ayasofyaindonesia

Email: ayasofyaindonesia@gmail.com


HOTLINE:

+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100

+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361


Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.