Latar Belakang Pendidikan
Dr. Sanihu Munir, SKM, MPH. memiliki latar belakang pendidikan yang hampir semua berasal dari kesehatan. Sejak lulus SMA beliau mengambil Sekolah Pembantu Peneliti / Perekayasa Genesis 1 tahun di Kendari, Akademik Pendidikan Kesehatan di Jakarta, S1 Kesehatan Masyarakat di Makasar, S2 Master Of Public Health di Manila, Program Doctor Of Public Health University of the Philippines Manila, dan Program Doctor Social Development di Manila. Beliau mengawali pendidikannya di bidang ilmu kesehatan dan yang terakhir di bidang Social Development.
Alasan Mendalami Ilmu Kristologi
Beliau tidak pernah mengikuti pendidikan agama secara formal yang mempelajari secara mendalam tentang agama Islam ataupun agama Kristen. Akan tetapi ada kisah unik yang beliau alami hingga membuat beliau tertarik dalam urusan perbandingan agama Islam dan Kristen. Hal ini bermula ketika beliau sedang mengikuti acara perkenalan antar mahasiswa dari berbagai negara saat menjalani Program Master Of Public Health di Manila. Saat itu beliau dipasangkan dengan seorang mahasiswi dari Zamboanga, Mindanao untuk bertukar oleh-oleh. Beliau waktu itu menghadiahkan batik, sedangkan mahasiswi itu memberinya Alkitab.
“Pada waktu saya diberikan Alkitab rasanya darah saya mendidih. Betul-betul saya sebagai orang Sulawesi menjadi sangat emosi. Sudah tahu saya umat Islam tapi diberi Alkitab. Andai kata dia laki-laki akan saya pukul tapi karena wanita maka saya hanya bisa bersabar”. Kata Ust. Sanihu Munir ketika menjelaskan perasaannya pada waktu itu yang mendapatkan hadiah berupa Alkitab.
Mau tidak mau beliau menerima hadiah itu yang justru menjadi masalah dalam dirinya. Entah apa yang akan dilakukannya dengan Alkitab ini, beliaupun termenung sesampainya di rumah. Dan akhirnya beliau duduk di depan meja yang terdapat Al-Qur’an miliknya terjemahan bahasa Inggris dan Alkitab yang baru diterimanya itu. Perasaan gelisah itu membuatnya harus berdoa kepada Alla untuk meminta petunjuk karena saat itu beliau belum terlalu memahami kandungan Al-Qur’an dan hanya sekedar menghatamkannya, begitu pula dengan Alkitab yang justru tidak diketahui sama sekali.
“Lalu saya berdoa kepada Allah: ya Allah, tolong tunjukan mana yang benar. Al-Qur’an atau Alkitab ini. Saya tidak tahu isi keduanya hingga saya pun tidak tahu harus memulainya dari mana untuk membandingkan kedua buku ini”. Kata Ust. Sanihu Munir ketika menceritakan kepada kami do’anya dalam meminta petunjuk Allah pada waktu itu.
Ketika itu beliau pun terbayang dan mendapatkan pencerahan bahwa di dalam Al-Qur’an dan Alkitab menceritakan tentang sosok yang sama yakni Yesus atau Nabi Isa ‘alaihi salam. Dibukalah indeks Al-Qur’an oleh beliau dan menemukan ayat pertama tentang kelahiran Nabi Isa. Itulah ayat pertama yang beliau pelajari, sebagaimana ayat tersebut adalah:
إِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
Artinya: (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah).
(QS. Ali ‘Imran: 45).
Menurut beliau kisah ini memiliki kesamaan yang menceritakan sebuah kabar dari malaikat kepada Maryam bahwa dia akan melahirkan seorang putra. Jika Allah menghendaki sesuatu maka akan terjadi atas apa yang Dia kehendaki. Seorang bayi laki-laki dilahirkan dari seorang wanita suci tanpa ada seorang pria yang menyentuhnya dan semua itu atas kehendak Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
قَالَ كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَىَّ هَيِّنٌ ۖ وَلِنَجْعَلَهُۥٓ ءَايَةً لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّا ۚ وَكَانَ أَمْرًا مَّقْضِيًّا
Artinya: “Dia (Jibril) berkata, “Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, “Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda (kebesaran Allah) bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan.”
(QS. Maryam: 21)
Dalam Al-Qur’an memang jelas menceritakan tentang kelahiran Yesus dikabarkan oleh malaikat yang kepada maryam, itu ayat pertama yang beliau hafal dan pelajari tentang Yesus. Kemudian beliau membuka Alkitab dan menemukan ayat tentang kelahiran Yesus, sebagaimana berikut:
Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. [Lukas 1: 35]
“Dari sini saya terenyuh, MasyaAllah, jadi begini cerita Al-Qur’an dan Alkitab tentang Yesus atau Nabi Isa ‘alaihi salam”. Kata beliau dengan ekspresi seolah kembali ke masa lalu.
“Kristen menganggap supaya lahir seorang Yesus maka Tuhan harus turun untuk menaungi bunda Maria maka disebut anak Allah. Sedangkan Islam tidak begitu, sejak saat itu saya mulai menjadi lebih respek lagi kepada Al-Quran.” Jelas beliau saat membandingkan salah satu ayat kelahiran Yesus dalam Alkitab dan Al-Qur’an.
Selama tinggal di Filipina beliau bertetangga dengan seseorang dari Timur tengah dan tanpa disengaja mendengar tetangganya itu memutar kaset debat antar agama yang membuatnya tertarik. Beliau pun diajak mengunjungi kantor dewan dakwah yang memiliki banyak kaset video debat dan juga buku-buku yang membuatnya ketagihan menonton debat antara agama Islam dan Kristen.
“Akhirnya sabtu dan minggu berikutnya, saya datang lagi ke dewan dakwah dan saya diperkenalkan dengan seorang mualaf muda yang banyak membantu dan membimbing saya tentang kristologi. Sejak saat itu saya tertarik dengan kristologi. Karena ketertarikan pada itu membuat saya lebih cenderung mempelajari kristologi ketimbang ilmu kesehatan.”
Sejak itulah beliau diperkenalkan dengan kegiatan yang lebih menarik yaitu debat agama antara Kristen dan Islam. Debat ini biasanya diadakan pada dua tempat yaitu di Rizal Park (dekat Balai Kota Manila) dan Plaza Miranda (dekat Gereja Quiapo). Pada setiap sabtu malam pukul 21.00 sampai pukul 03.00 pagi. Hampir setiap debat beliau selalu ikuti dan itulah yang membuatnya merasa ketagihan dengan debat antar agama.
“Inilah yang pertama-tama mengantarkan saya mengenal debat Islam-Kristen di Filipina”. Katanya dengan bangga sembari bernostalgia.
Apakah ada rekaman video debat Ust. Sanihu Munir saat di Filipina?
Ust. Sanihu Munir terbilang aktif dalam menghadiri agenda debat tersebut hingga pada akhirnya beliau diperkenankan untuk berdakwah, meskipun pada awalnya hanya sekedar ikut-ikutan karena mereka yang sudah mempelajari dan menguasai banyak ilmunya. Sebagaimana pada saat itu di Filipina orang-orang bebas berdakwah, orang Kristen berdakwah dengan bebas dan begitu pula dengan orang Islam.
“Pada zaman dulu masih tidak ada rekam-merekam. Debat ya debat saja tidak ada yang merekam. Untuk merekam juga kan belum secanggih sekarang. Jadi kita debat saja dan hilang begitu saja. Tidak ada dokumentasi“. Kata beliau saat kami meminta untuk ditunjukkan video debatnya pada zaman itu karena memang dahulu belum secanggih sekarang, jadi jika tidak ada dokumentasi debat masih wajar jika beliau menjawab seperti itu.
Ust. Sanihu Munir Menghabiskan Lebih dari 4000 Jam untuk Berdebat
“Ya karena dari jam 9 malam sampai jam 3 subuh itu saja sudah 6 jam dalam satu malam. Itu kita pilih-pilih saja siapa yang akan kita lawan begitu pula di Plaza Miranda. Jadi saya pikir selama 15 tahun, debat 4000 jam itu masih sedikit menurut saya”. Kata beliau yang teringat bayangan masa lalu.
“Kalau di Filipina itu ada taman terbuka, tempat orang rekreasi dan sebagainya. Di sana ada satu sudut tertentu yang digunakan khusus untuk taman debat”. Lanjutnya.
Selain itu hal yang menarik bagi beliau selama proses belajar ilmu kristologi adalah membandingkan gaya debat antar agama itu ketika di Filipina dan di Indonesia. Menurut beliau, Jika di Filipina antar sesama pendebat sebelum tidak saling kenal dan justru mulai mengenal satu sama lain setelah debat itu berlangsung karena peserta yang akan menawarkan diri.
“Tadinya belum kenal, tapi setelah saling berdebat dengan berapi-api dan saling menyerang kami duduk untuk makan bersama-sama. Sedangkan di Indonesia, sebelum debat kita sudah kenal dengan lawan debat kita. Berdebat dengan semangat berapi-api dan saling menyerang, kemudian sesudahnya saling bermusuhan dan tidak saling tegur”. Kata beliau saat membandingkan gaya debat di Filipina dan Indonesia berdasarkan pengalamannya.
Ust. Sanihu Munir Mempunyai Metode “Immediate Response” Apa itu?
Menurut beliau Immediate Response itu terlahir dengan sendirinya karena sudah terbiasa karena kita pun tahu selama di Filipina beliau banyak belajar dari berbagai referensi dan mengambil pelajaran dari ilmu debat yang beliau ikuti. Hingga tidak heran jika beliau merasa bisa menebak pertanyaan yang hendak ditanyakan oleh seseorang kepadanya sehingga pada saat itu dan langsung terpikirkan jawabannya meski pertanyaan itu belum selesai diutarakan.
“Jadi kalau saya ditanya, saya sudah tahu jawabannya ini dan ada di buku ini halaman ini, misalnya begitu.” Jelas beliau singkat.
“Jadi mereka belum selesai bertanya tapi saya sudah tahu jawabannya ada di buku ini. Bisa disaksikan di debat-debat saya misalnya ketika di Solo melawan Pendeta Cahyadi, debat di Bandung bersama Pendeta Sitorus tentang nubuat kenabian Nabi Muhammad”. Lanjutnya.
Siapakah Penerus Beliau?
Jika dulu pertanyaan seperti ini mungkin akan membuatnya sedih karena beranggapan bahwa di usianya yang lanjut itu belum ada kader yang bisa meneruskan perjuangannya dalam menyebarkan kebenaran Islam melalui dakwah dan debat kepada umat Kristen dan para misionaris. Hal yang membuat beliau merasa takut ketika kelak jika kehidupannya di dunia telah berakhir dan di akhirat mendapati pertanyaan Allah yang memberatkannya karena memahami kristologi, perbandingan agama, dan mengetahui kebenaran Islam tapi tidak memiliki penerus yang mampu melanjutkan ajaran dakwah itu kepada generasi selanjutnya.
“Itu membuat saya sedih pada awalnya. Tapi sekarang saya sudah bisa sedikit tersenyum karena ternyata generasi muda kristologi tumbuh seperti jamur di musim hujan. Dan itu Alhamdulillah Allahu Akbar”. Jelas beliau dengan penuh kelegaan hati melihat kondisi generasi saat ini yang telah banyak mempelajari kristologi.
Meskipun begitu beliau terbilang rajin berdakwah dalam berbagai media, sebagaimana berdakwah dengan mengikuti perkembangan zaman. Jika saat ini banyak generasi yang berkumpul di Youtube maka beliau pun menyampaikan pesan-pesan dakwahnya di Youtube yang murni beliau kerjakan sendiri mulai dari membuat naskah, mencari referensi, melakukan shuting, pengeditan hingga upload beliau kerjakan sendiri dengan keterampilan yang beliau miliki.
“Saya sekarang 3 bulan tidak mengisi debat di Youtube jadi tenang-tenang saja karena saya pikir sudah ada penerus saya yang lebih hebat daripada saya. Kalau dulu orang ingin tahu tentang kristologi selalu tanya kepada saya. Tapi sekarang anak-anak muda sudah lebih banyak ilmunya dari pada saya”. Lanjutnya dengan kelegaan hati.
Apakah sekarang Ust. Sanihu Munir masih sanggup melakukan debat?
“Kalau sekarang sudah saya tinggal karena keterbatasan fisik. Saya ngomong pun tidak segarang dulu”. Katanya sambil tertawa membayangkan dirinya yang dulu.
“Saya belum mengorganisir pembicaraan saja sudah susah. Kemudian daya ingatan juga sudah turun, misalnya saya bicara kalimat pertama kemudian untuk melanjutkan saja saya kadang lupa. Itulah yang menjadi kendala saya untuk berdebat. Tapi untuk pengetahuan Alhamdulillah masih sama”. Kata beliau dengan cukup jelas.
Nasehat Ust. Sanihu Munir untuk para Kristolog muda
Sebagaimana yang beliau jelaskan bahwa Alkitab memiliki kelemahan yang bersifat kontradiksi disisi lain ada ajaran yang dianggap sebagai cikal bakal berdirinya kekristenan tapi disisi lain pula ada ajaran tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa atau Yesus. Hal itu bisa jadikan senjata pamungkas saat berdakwah atau berdebat dengan orang Kristen atau para misionaris.
“Kita bertarung dalam Alkitab saja, tidak perlu membahas mengenai kekristenan ataupun keIslaman karena dalam Alkitab saja isinya sudah kontradiksi. Itu yang menjadi topik debat. Baru setelah itu berkembang kepada Al-Qur’an, referensi, dan sebagainya. Tapi dulu debatnya itu masih ayat per ayat”.
Beliau juga berpesan kepada generasi muda saat ini terutama bagi yang menggeluti ilmu kristologi, bahwa untuk menghadapi debat antar agama Islam dan Kristen harus mengetahui kelemahan dari agama Kristen. Umat Kristen menjadikan suatu “klaim kebenaran” sebagai suatu kebenaran, padahal bukan demikian. Sehingga yang harus diperhatikan oleh umat Islam jika menghadapi orang Kristen jangan berdebat tentang “klaim kebenaran” melainkan kita harus berdebat tentang bukti kebenaran.
“Jadi harus di tuntut orang Kristen itu ketika menyebutkan suatu ayatnya maka harus kita minta buktinya dan dari situlah mereka akan terpojok”. Jelas Ust. Sanihu Munir sebagai penutup wawancara eksklusif kami bersama beliau.
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ وَمَا ٱخْتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ
فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ
Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
(QS. Al-Imran: 19)
Semoga kisah beliau ini bisa memberi kita motivasi untuk lebih gencar lagi mengabarkan kebenaran agama Islam. Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Jembrana dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Kami juga akan melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Rekomendasi artikel:
- Kisah Mualaf Chinese yang Sebelumnya Memiliki Banyak Agama tapi Akhirnya Menemukan Kebenaran Tuhan dalam Agama Islam
- Seperti Kisah Orang Beriman di Zaman Para Nabi, Inilah Kisah Mualaf Yang Hampir Dibunuh dan Rumahnya Dibakar Karena Masuk Islam
- Lelang Mobil Bmw untuk Pembangunan Masjid Terpadu Aya Sofya Kota Malang
- Ingin Mengajak Keluarga Masuk Islam, Inilah Kisah Perjuangan Mualaf dalam Mempelajari Agama
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361
ADDRESS:
SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2 No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.
SURABAYA: Pesantren JEHA Dolly. Jl. Putat Jaya No. 4B, Putat Jaya, Kota Surabaya.
DEPOK: Jl. Tugu Raya No. 8 Kelapa Dua Cimanggis, Depok.