Bagaimana bisa seorang pendeta masuk Islam?
Ketika Mualaf Center Nasional Aya Sofya melakukan safari dakwah, kami mengunjungi salah satu desa di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Bertemu dengan Ust. Jodik Liwoso merupakan seorang mualaf yang dulunya seorang pendeta dan guru agama Kristen, namun sekarang kelarnya adalah pendeta masuk Islam. Berbincang-bincang bersama beliau agar bisa memberikan motivasi kepada para muslimin dan muslimah.
Kami berbincang-bincang di Masjid Pangeran Diponegoro, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Setelah masuk Islam nama beliau dikenal sebagai Muhammad Sya’ban dan berprofesi sebagai Da’i Kristologi untuk berdakwah kepada para mualaf dan mualafah di Minahasa Utara.
Kisah beliau dalam menemukan kebenaran agama Islam
Beliau dilahirkan dari keluarga yang cukup taat dalam beragama, saat itu orang tuanya beragama Kristen dan merantau ke Maluku Utara pada tahun 1994. Saat merantau beliau tinggal di kawasan warga mayoritas beragama Islam karena saat itu orang tuanya bekerja di perusahaan pisang yang pekerjanya sebagian berasal dari Jawa. Sehingga mereka pun bergaul dengan mereka hingga diajak untuk mengaji Iqra’ jilid satu.
“Alhamdulillah pada waktu itu sudah bisa iqra’ satu dan setelah ditest oleh pak Imam (Ustadz), beliau kaget karena melihat saya orang baru. Jadi ditanya asal usul saya, hingga beliau ke rumah minta izin untuk mengurus saya masuk Islam tapi orang tua saya menolaknya”. Kata beliau sambil berusaha mengingat kenangan masa kecilnya dulu.
Beliau pun merasakan dampak dari kerusuhan di Maluku Utara tahun 1999 yang hampir kehilangan nyawa karena kejadian itulah orang tuanya menyuruh untuk bersekolah Teologi untuk mempelajari Alkitab dan menjadi seorang pendeta.
“karena kejadian itu saya pulang ke Manado dan melanjutkan sekolah SMP dan SMA, setelah lulus saya masuk di Universitas Klabat (UNKLAB)”. Jelasnya singkat.
Meskipun begitu karena benih-benih Islam sudah terlanjut ditabur dalam benaknya sejak masih kecil sehingga ingatan-ingatan tentang surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nasr masih teringat sampai beliau Kuliah dan sambil kerja pada waktu itu. Surat-surat Al-Qur’an itu masih terngiang jelas dalam benaknya dan mengganggu pikirannya hingga pada tahun 2007 beliau memutuskan untuk mengundurkan diri dari kampus dengan alasan cuti.
“Tapi dalam hati itu sudah ada pertanyaan, apakah saya itu diizinkan kembali ke Islam atau tidak?”. Katanya saat menjelaskan perasaan bimbangnya pada waktu itu.
Beliau kemudian menjadi pengangguran dan kemudian mendapat tawaran untuk menjadi guru agama Kristen di SD SMP SMA Rapi Manado dan di SMA Wolter. Dan karena memiliki banyak pengetahuan mengenai Alkitab, beliau diusulkan untuk menjadi misionaris dan menjadi misionaris pada tahun 2009 sampai 2010 di Gereja Advent Metro di Pandu yang berpusat Jakarta.
Perjalanan beliau menjadi misionaris berhasil memurtadkan seorang siswi muslimah bernama Astuti yang kalah saat berdiskusi dengan beliau dan memutuskan untuk melakukan baptis. Beliau menjadi penanggung jawab baptis tersebut dan mengirimkan pengajuan ke kantor pusat Jakarta. Setelah itu beliau mendapatkan SK secara resmi sebagai Pendeta Muda di Gereja Metro sekaligus sebagai guru agama.
“saya sudah berhasil memurtadkan Astuti dan selanjutnya adalah Maimunah seorang siswi SMP murtad juga hingga keluarganya datang mencari saya: mana pendeta yang ada baptis anak ini? Kemudian saya pasang dada dengan bangga dan berkata kepada mereka: saya yang bertanggung jawab terhadap pembaptisan mereka. Lalu mereka berkata lagi: pembaptisan harus dibatalkan, kalau tidak satu kampung akan datang ke sini”. Jelas beliau mengenai kronologinya saat berhasil memurtadkan seseorang.
“Saya juga gugup waktu itu karena belum punya Istri. Saya gugup. Kemudian ada di pikiran saya bahwa ini sudah mulai salah”. Lanjutnya sambil mengekspresikan dirinya kala itu.
Meskipun menjadi misionaris terbilang sukses tapi menurut beliau ada sesuatu hal mengganjal dan menjadi beban di hatinya. Terlebih lagi saat mendekati bulan puasa dan melihat umat Islam melakukan tarawih yang selalu mengingatkan beliau tentang masa kecilnya dulu hingga sering membuatnya berkhayal kembali ke masa lalu di masa-masa itu.
“kapan saya bisa seperti itu, kapan saya bisa kembali. Hingga saya berdoa: Tuhan jika memang Islam itu agama yang baik, maka tolong dekatkanlah aku dengan Islam, tetapi jika Islam itu agama yang salah maka tolong jauhkan, jadi memori ini tolong hapus”. Kata beliau sambil bernostalgia.
“Semakin saya berdoa maka Islam itu semakin dalam di hati saya. Dia masuk-masuk hingga timbul rasa ingin masuk Islam. Akhirnya saya mundur dari kependetaan sekaligus dari guru dengan alasan saya ingin kembali ke gereja seperti semula”. Jelasnya.
Pada tahun 2014, beliau pun memutuskan untuk keluar dari profesinya itu dan bekerja di salah satu perusahaan Manado sebagai cleaning service. Hidayah Allah nyatanya juga datang kepada beliau melalui mimpi tidurnya selama 3 hari berturut-turut dengan mimpi yang selalu sama selama yakni sedang mengerjakan shalat.
“Kemudian mendekati bulan puasa saya bermimpi shalat. Dengan baju yang sama mimpi yang sama dan tidak ada bedanya selama 3 hari berturut2 itu”. Kata beliau.
“Kemudian saya kembali mengingat memori saya, mencoba wudhu dan saya langsung shalat pada waktu itu. Dengan 3 surat itu yang masih saya hafalkan dan cuma itu saja dibolak-balik. Terus saya shalat dan saya meminta, belum berani sebut Allah waktu itu, waktu itu masih saya sebut Tuhan. Saya kembali berdoa, mengangkat tangan dan berdoa: ya Tuhan, kalau memang Islam agama yang benar maka dekatkanlah saya dengan Islam”. Jelas beliau lebih lanjut.
Kemudian beliau membaca Alkitab dan mencari terjemahan Al-Qur’an untuk di pelajarinya. Beliau mencari persamaan dan perbedaan antara ayat Alkitab dan ayat Al-Qur’an. Beliau mempelajari kedua kitab tersebut hingga khatam dan menemukan salah satu ayat dalam Alkitab yang menguatkan keimanannya untuk memeluk agama Islam.
“jadi saya ini benar-benar khatam Alkitab mulai dari Kejadian sampai Wahyu. Di sana ada ayat-ayat juga yang menguatkan tentang Islam dan ada ayat-ayat juga yang menyatakan bahwa Yesus itu hanya sebagai utusan”.
Menurut beliau, semakin kuat mempelajari Alkitab maka semakin besar keinginannya untuk masuk Islam. Hingga membuat beliau berpegang teguh pada keyakinan Islamnya dan berani menghadapi risiko jadi terjadi sesuatu yang menyangkut keimanannya meski membuat keluarganya marah.
“Akhirnya saya cari anak dari pak Imam kebetulan kami berteman. Saya datang ke Mahawu tepatnya di Masjid Ibnul Amin untuk mengatakan maksud saya yang ingin masuk Islam. Kemudian pak Imam bilang jika harus di sunat dulu tapi waktu itu saya tidak punya uang karena biaya sunat itu sekitar 700 – 900 ribu. Dan pak Imam bilang: sudah jangan pikirkan uang yang penting kamu yakin dan jangan mempermainkan Islam, jangan kamu naksir wanita Islam terus masuk Islam karena perkawinan. Kemudian saya bilang: insya Allah, pak Imam saya tidak begitu”. Kata beliau saat menjelaskan kronologinya yang akan segera memeluk agama Islam.
Setelah bersunat pada bulan Juni 2015, beliau akhirnya mengikuti prosesi pensyahadatan meski harus mengulang berkali-kali hingga 7 kali namun akhirnya beliau masuk Islam secara sah. Jika dulu beliau memiliki pengalaman berkhutbah di mimbar dan pernah membuat KKR maka setelah masuk Islam tumbuh tekad besar pada diri beliau dan berharap kepada Allah agar dapat menjadi seorang Da’i.
Perjalanan beliau dari pendeta masuk Islam hingga menjadi seorang Da’i
“Jadi semenjak itu saya bercita-cita ingin menjadi Dai karena ingin mengembalikan orang yang sudah saya murtadkan itu, jadi telah menjadi tanggung jawab bagi saya”. Kata beliau.
Setelah masuk Islam tumbuh keinginan untuk menikah dengan seseorang yang bisa membimbingnya untuk lebih bisa mendalami agama Islam dan meraih cita-citanya untuk meninggalkan gelarnya sebagai mantan seorang pendeta setelah masuk Islam dan menjadi seorang Da’i. Meski sudah sempat merasakan sepercik ajaran Islam sebelumnya, beliau merasa bahwa dirinya masih baru dan perlu untuk belajar dan mendalami agama Islam.
Beliau terbangun setiap malam untuk berdoa kepada Allah agar bertemu dengan pasangan hidup yang mampu membimbingnya untuk memperdalam agama Islam. Akhirnya Allah mempertemukannya dengan seorang muslimah dari Kabupaten Kepulauan Sangihe, seorang guru agama Islam lulusan STAIN Manado.
“Allah berikan tepat, dan Allah jawab seperti yang saya minta. Akhirnya saya di bimbing oleh istri saya ini mengaji. Saya bilang pada istri bahwa saya ini adalah mantan pendeta muda dan saya ini stress kalau tidak naik mimbar” kata beliau.
Menjadi seorang Da’i tidaklah muda bagi beliau terlebih lagi beliau sebelumnya adalah seorang mualaf mantan pendeta masuk Islam. Sebab berdakwah tidak hanya membutuhkan keahlian berbicara saja, melainkan harus dapat menyampaikan materi dakwah dengan benar sesuai dengan syariat Islam.
Menjadi seorang Da’i paling tidak harus tahu bacaan dan kandungan Al-Qur’an dan Hadist dengan benar. Jika dulu saat berkhutbah di mimbar menggunakan Alkitab yang berbahasa Indonesia, akan tetapi kali ini berbeda karena Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab. Sehingga saat itu beliau dibina cukup keras oleh Istrinya dan belajar Al-Qur’an hingga ± 1 tahun, dan setelah itu beliau mendapatkan persetujuan dari istrinya untuk bisa memberikan ceramah atau khutbah.
“Akhirnya istri saya katakan: kalau ada yang undang ceramah dan khutbah ya silahkan. Akhirnya saya diundang untuk khutbah di Masjid Tiban pada suatu majelis taklim yang terdapat mualaf/mualafah, ada dari mereka yang balik masuk ke agama kristen. Jadi mereka meminta saya untuk berceramah di sana tentang Kristologi”. Kata beliau saat menjelaskan kronologinya menjadi seorang Da’i.
Beliau pun banyak membaca buku karya dari Alm. Ust. Insan LS Mokoginta untuk dipelajarin satu per satu halaman dari buku-buku serta mempelajari Al-Qur’an terjemahan, akhirnya beliau dapat menyalurkan hasil belajarnya itu untuk disampaikan pada para mualaf/mualafah dan seluruh umat Islam di Sulawesi Utara.
“Saya mengatakan kepada diri sendiri dengan cukup keras waktu itu: karena sudah memegang teguh iman Islam, sudah bersyahadat, tolong jangan kembali. Alhamdulillah, sampai sekarang ini masih berpegang teguh pada agama Islam. Walaupun dalam kesusahan tapi Insya Allah akan selalu ada pertolongan dari Allah saat meminta/berdoa”. jelasnya.
Beliau akhirnya ditugaskan untuk menjadi penyuluh agama di Minahasa Utara, khususnya di Kec. Wori, Minahasa Utara. Beliau mengikuti Bimtek penceramah agama bersertifikat dan mendapatkan banyak materi-materi yang memang sangat diperlukan oleh beliau untuk berdakwah. Agar ketika diminta atau diundang mengisi ceramah dapat lebih menguatkan keimanan para mualaf dan mualafah, insya Allah dengan pertolongan Allah.
Apa ada ujian setelah masuk Islam?
Setiap orang beriman pasti akan mendapatkan ujian, begitu pula dengan Ust. Jodik Liwoso. Ujian datang menghampirinya setelah memutuskan untuk memeluk Islam, dari mulai Ditinggalkan oleh teman-teman terdekatnya, dibenci keluarga, hingga mendapatkan ancaman. Tapi beliau hanya mengamalkan surat Al-Ikhlas 100 kali sebelum shalat wajib 5 waktu itu.
“dari ujian itu saya amalkan baca Al-ikhlas 100 kali. Alhamdulillah 3 hari sebelum lebaran setelah saya masuk Islam itu saya pulang kampung dan diterima oleh orang tua dan keluarga dan tetap disayang dan sampai sekarang pun saya tetap disayang mereka karena melihat perubahan baik yang terjadi ketika saya memeluk Islam”. Jelasnya.
Harapannya setelah masuk Islam
“Setelah saya masuk Islam, perasaan saya tenang dan setiap ada masalah itu selalu aman karena dihadapi sesuai dalam Al-Qur’an dan Hadist. Ketika kita mengikut itu maka Alhamdulillah semua berjalan dengan baik dan semuanya berjalan dengan lancar”.
Beliau memiliki harapan besar untuk bisa berdakwah kepada keluarganya, beliau adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Kakak pertamanya sudah Islam di Kendari dan begitu pula beliau, sehingga sudah ada 2 orang yang masuk Islam dalam keluarganya.
“Jadi harapan saya untuk dakwah ke mereka itu tidak mungkin saya berceramah ke mereka. Tapi saya dakwah melalui akhlak. Saya menunjukan bagaimana akhlak yang baik meskipun orang tua beda agama. Setiap selesai shalat saya mencium tangan kedua orang tua. Saya tunjukan kepada mereka akhlak Islam itu bagaimana”. Jelasnya.
Semoga beliau tetap istiqomah dalam berbagai keadaan dan diberi kemudahan oleh Allah agar mampu mendakwahkan Islam kepada orang-orang Kristen. Semoga beliau tidak hanya menjadi mantan pendeta masuk Islam tetapi seorang Da’i sukses yang dapat menginspirasi saudara kita para mualaf dan banyak pendeta untuk masuk Islam.
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ وَمَا ٱخْتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ
فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ
Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
(QS. Al-Imran: 19)
Semoga kisah beliau ini bisa memberi kita motivasi untuk lebih gencar lagi mengabarkan kebenaran agama Islam. Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Jembrana dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Kami juga akan melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Rekomendasi artikel:
- Kisah Mualaf Chinese yang Sebelumnya Memiliki Banyak Agama tapi Akhirnya Menemukan Kebenaran Tuhan dalam Agama Islam
- Seperti Kisah Orang Beriman di Zaman Para Nabi, Inilah Kisah Mualaf Yang Hampir Dibunuh dan Rumahnya Dibakar Karena Masuk Islam
- Lelang Mobil Bmw untuk Pembangunan Masjid Terpadu Aya Sofya Kota Malang
- Ingin Mengajak Keluarga Masuk Islam, Inilah Kisah Perjuangan Mualaf dalam Mempelajari Agama
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361
ADDRESS:
SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2 No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.
SURABAYA: Pesantren JEHA Dolly. Jl. Putat Jaya No. 4B, Putat Jaya, Kota Surabaya.
DEPOK: Jl. Tugu Raya No. 8 Kelapa Dua Cimanggis, Depok.