Dalam kajian Mualaf Center Malang menyebutkan bahwa Rasulullah pernah mengadakan perjanjian dengan beberapa kelompok umat Kristen pada zamannya. Perjanjian yang dibuat kedua belah pihak itu menyangkut banyak hal, sebagaimana masalah keamanan, perlindungan, hingga jaminan keselamatan.
Menariknya, perjanjian Rasulullah dengan orang-orang Kristen tersebut ‘berjalan dengan baik.’ Kedua belah pihak menepatinya dan tidak ada yang melanggarnya sampai beliau wafat. Rasulullah mengadakan perjanjian dengan tiga kelompok umat Kristen, yakni:
Pertama, orang-orang Kristen Najran.
Kajian Mualaf Center Malang menjelaskan bahwa suatu ketika Rasulullah mengundang kaum Najran untuk datang ke Madinah. Umat Kristen Najran kemudian mengirim rombongan berisi 14 orang untuk berdiskusi dan berdebat dengan Nabi Muhammad. Rombongan umat Kristen Najran itu dipimpin tiga orang, yakni Al-Aqib sebagai pemimpin rombongan. As-Sayyid sebagai pengatur perjalanan, dan Abul Harits sebagai penanggung jawab urusan keagamaan.
Setiba di Madinah, para utusan itu langsung menemui Rasulullah, mereka mengucapkan salam kepada beliau, dan beliau menjawab salam mereka. Utusan kaum Najran disambut baik oleh Rasulullah dan umat Islam pada saat itu. Setelah itu Rasululah melakukan tanya jawab dengan mereka dan menyeru mereka untuk masuk Islam namun rombongan Kristen Najran menolaknya. Sehingga mereka terlibat dalam suatu perdebatan tentang persoalan teologi, definisi Muslim, status Nabi Isa AS hingga politik dan pemerintahan.
Pada persoalan tertentu perdebatan mereka pada akhirnya mencapai kesepakatan dan menemukan titik temu, namun ada persoalan tentang teologi dan keyakinan yang tidak berujung hingga sampai saat ini. Tidak ada kesepakatan di antara mereka mengenai hal itu.
“Ketahuliah, kami sudah menjadi orang-orang Muslim (berserah diri kepada Allah) sebelum kalian ada”. ujar para utusan Kristen Najran.
Mendengar hal itu, Rasulullah membantah klaim mereka dengan berkata: “Kalian tidak bisa dikatakan telah berserah diri kepada Allah karena ada tiga hal pada diri kalian. Pertama, kalian menyembah salib, kedua kalian memakan daging babi, dan ketiga kalian meyakini Allah mempunyai anak”.
Akhirnya, terjadilah perdebatan sengit antara beliau dengan para utusan tersebut. Hingga pada akhirnya Rasulullah membacakan ayat-ayat Al-Quran dan membantah kebatilan mereka dengan hujah yang tidak bisa dipatahkan. Salah satunya, Rasulullah menerangkan kepada mereka tentang Isa atau Yesus yang sebenarnya, beliau mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya Isa adalah hamba dan Rasul Allah, ia adalah kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam si perawan”.
Mendengar pernyataan itu membuat mereka marah dan berkata: “Pernahkah engau melihat seorang manusia lahir tanpa mempunyai ayah? Jika ada maka beritahukan kepada kami siapakah dia?”. Kemudian pertanyaan mereka itu dijawab langsung oleh Allah, sebagaimana firman-Nya berikut ini:
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
Artinya: “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia. (Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk
orang-orang yang ragu-ragu” (QS. Al-Imran: 59 – 60)
Firman Allah ini merupakan hujah yang sangat kuat dan tidak terbantahkan, Allah menyamakan sesuatu yang menurut mereka ‘aneh’ dengan hal lain yang ‘lebih aneh’. Meski begitu perdebatan dengan penuh hikmah dan santun nyatanya tidak menyadarkan mereka, sehingga Rasulullah mengajak mereka untuk bermubahalah. Sebagaimana firman Allah berikut ini:
فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ
Artinya: Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. (QS. Al-Imran: 61)
Adapun mubahalah merupakan salah satu bentuk penyelesaian ketika perdebatan antara pihak yang benar dan salah mengalami kebuntuan. Setiap pihak mendoakan keburukan (laknat) bagi diri sendiri apabila ternyata dirinya yang salah dan lawannya yang benar.
Beliau ingin mengajak utusan kristen Najran itu bermubahalah. Rasulullah kemudian menghampiri mereka sambil memegang tangan Ali bin Abi Thalib dan menggendong Hasan dan Husain di balik selimut beliau, sementara Fathimah berjalan di belakangnya. Rasulullah berkata kepada Ahlul Baitnya: “Saat aku berdoa nanti, aminilah”.
Pada saat yang sama, tindakan Rasulullah itu membuat para utusan Kristen Najran takut, sehingga sambil berbisik-bisik, mereka mengatakan: “Janganlah kalian bermubahalah dengannya. Demi Allah, kalau dia benar-benar seorang Nabi, lalu kita saling melaknat dengannya, niscaya kita tidak akan menang”.
Pada akhirnya, mereka tidak mau bermubahalah dan berkata: “Begini saja, putuskanlah apa yang engkau mau dari kami (selain masuk Islam)”. Rasulullah pun akhirnya menerima penawaran itu dan berdamai dengan Kristen Najran dengan syarat mereka harus membayar jizyah.
Pada saat itu bisa saja memerangi utusan Kristen Najran mengingat mereka tidak memiliki kekuatan. Pada saat itu beliau memilih untuk membuat perjanjian damai dengan mereka dan ingin menanamkan fondasi perdamaian, toleransi, dan moderasi antara umat Islam dengan umat non-Muslim.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad sebagai Nabi kepada Uskup Abul Harits, uskup-uskup Najran, para pendeta, para rahib, dan semua orang yang ada di bawah kuasa mereka sedikit maupun banyak. Perlindungan Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada seorang pun uskup, rahib, atau pendeta yang diganti, dan juga tidak ada satu pun hak dan kekuasaan mereka yang akan diganti, dan tidak juga yang sudah menjadi kebiasaan mereka. Perlindungan Allah dan rasul-Nya selamanya, selama mereka berdamai dan jujur serta tidak berlaku zalim”. Demikian isi perjanjian Rasulullah dengan orang-orang Kristen Najran.
Kedua, orang-orang Kristen Jarba dan Adzruh.
Rasulullah juga perna mengadakan perjanjian dengan umat Kristen Jarba dan Adzruh agar mereka membayar jizyah. Melalui perjanjian itu, Rasulullah berupaya memberikan perlindungan kepada kabilah-kabilah lemah dan minoritas seperti Jarba dan Azdruh. Juga untuk menciptakan perdamaian di sekitar wilayah kaum Muslim.
Pada saat itu perang antar kabilah begitu marak sehingga banyak kabilah lemah menjadi korban. Jika dibandingkan dengan keamaan dan perlindungan yang diberikan Rasulullah dan umat Islam, maka biaya yang dikeluarkan kabilah Jarba dan Azdruh menjadi lebih sedikit yakni sebesar 100 dinar setiap tahunnya.
“Ini adalah surat dari Muhammad sebagai Nabi untuk penduduk Adzruh bahwa mereka akan aman dengan keamanan dari Allah dan Muhammad, dan mereka harus membayar 100 dinar setiap bulan Rajab sebagai pemenuhan yang baik. Allah lah yang menjadi penanggung mereka dengan kejujuran dan perbuatan baik bagi kaum Muslimin”. Kata Rasulullah dalam perjanjiannya dengan orang-orang Kristen Jarba dan Adzruh.
Ketiga, orang-orang Kristen Ailah.
Suatu ketika Raja Ailah yakni Yuhannah bin Rub’ah dengan mengenakan salib mendatangi Nabi Muhammad dan mereka melakukan suatu perdebatan. Setelah terjadi perdebatan itu, pada akhirnya Rasulullah dan Raja Yuhannah bersepakat untuk menjalin perjanjian damai yang menyatakan bahwa, Rasulullah menjamin keamanan penduduk Ailah, baik di darat maupun di laut. Perlu kita ketahui bangsa Ailah terletak di pesisir pantai Laut Merah yang mayoritas penduduknya berpencaharian sebagai nelayan.
“Kapal-kapal laut mereka (penduduk Ailah) dan kendaraan-kendaraan mereka di darat dan di laut mendapatkan pengamanan dari Allah dan Muhammad an-Nabi,” kata Rasulullah dalam suratnya.
Tidak hanya itu, Rasulullah juga menjamin penduduk Ailah untuk mendapatkan air dan melewati jalan-jalan yang selama ini mereka lalui, baik di darat maupun di laut. Rasulullah dan umat Islam akan memerangi siapa saja yang menghalangi penduduk Ailah untuk mendapatkan apa yang dijanjikan. Hal ini dilakukan Rasulullah untuk mewujudkan perdamaian di wilayah tersebut.
“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Malang dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya Malang, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Mualaf Center Nasional Aya Sofya Malang siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Rekomendasi Artikel:
- Kajian Keislaman Mualaf Center Johor: Peradaban Islam Yang Tidak Pernah Di Ungkap Dunia
- Kajian Keislaman Mualaf Center Semarang: Tanda Tanda Besar Akhir Zaman
- Kajian Kristologi Mualaf Center Palembang: Pengakuan Pemuda Yahudi Tentang Ajaran Tauhid
- Kajian Kristologi Mualaf Center Tolikara: Pengakuan Pemuda Yahudi Tentang Plagiasi dan Revisi Torah oleh Agama Kristen
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361