KAJIAN KRISTOLOGI MUALAF CENTER DEPOK: TANGGAPAN GUS MBETHIK TERHADAP KASUS UST. YAHYA WALONI, GAYA MEYAMPAIKAN KEBENARAN TIDAK BISA DIHAKIMI !

Bukan hanya Islam, semua agama samawi adalah agama penyebar misi ketuhanan !

Sebelum menanggapi kasus Ust. Yahya Waloni, pernakah kita bertanya mengapa di Indonesia permasalahan antara Islam dan Kristen selalu ramai diperbincangkan bahkan tak henti-hentinya? perdebatan justru jarang terjadi antara Islam dengan agama Budha atau Hindu, begitu pula perdebatan antara Kristen dengan Hindu atau Budha. Melainkan yang lebih sering adalah perdebatan antara Islam dengan Kristen.

Secara statistik mengatakan bahwa jumlah pengikut agama Kristen adalah mayoritas kedua setelah Islam di Indonesia. Dari sudut pandang historis teologi menyatakan bahwa pada dasarnya agama hanya ada satu yakni dari Allah melalui nabi Adam. Kemudian melalui proses penambahan dan pengurangan seiring berjalannya waktu sehingga terpecah menjadi agama Ardhi (budaya) dan agama samawi (wahyu), berikut ini penjelasannya:

Agama Ardhi

Agama Ardhi adalah agama yang lahir dari proses perkembangan budaya berdasarkan kesepakatan yang terjadi diantara pengikutnya. Ajaran agamanya tidak memiliki misi yang menganjurkan pengikutnya untuk menyampaikan kebenaran agamannya kepada orang lain. Penyebaran agama ini secara internal yang hanya ke sesama keluarga melalui perkawinan. Sebagaimana contoh: Konghucu, Hindu, dan Budha.

Agama Samawi

Agama Samawi adalah agama yang diwahyukan oleh Tuhan kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada para pengikutnya. Ajaran agama ini memiliki misi yang menganjurkan pengikutnya untuk menyebarkan kebenaran agamanya (berdakwah) yang disampaikan secara tertulis dalam kitab suci. Agama ini berawal dari Abraham atau Nabi Ibrahim yang kemudian terjadi banyak perubahan seiring berjalannya waktu maka terpecah menjadi Yahudi, Nasrani, dan Islam yang masing-masing memiliki cara pandang tersendiri terhadap agama yang dibawa oleh Abraham atau Ibrahim.

1. Yahudi

Terjadi sebuah egosentris antropologis yang merasa bahwa Israil sebagai bangsa terpilih. Pengikut agama Yahudi lebih mendominasi di bangsa Israel. Oleh karena itu Israel dan Yahudi menjadi satu stereotip, umat Yahudi harus dari bangsa Israel dan bangsa Israel harus beragama Yahudi. Jika ada seorang beragama Yahudi tapi bukan dari Israel maka tidak akan dianggap begitu pula orang Israel yang tidak beragama Yahudi, sehingga agama ini tidak terekspose keluar.

2. Nasrani

Terjadi penyimpang ajaran Nasrani yang disampaikan oleh Yesus (Tauhid) menjadi Kristen melalui dogma-dogma yang disampaikan oleh Paulus di Antiokhia. Agama ini juga menganjurkan pengikutnya untuk menyampaikan agamannya, sebagaimana umat Kristen meyakini ayat Alkitab berikut ini:

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, [Matius 28:19]

Umat Kristen menanggapi ayat tersebut secara ambivalen karena menganggap bahwa ayat tersebut menjelaskan tentang jumlah tuhan, padahal itu merupakan ayat misi (seruan untuk berdakwah). Sedangkan mengenai jumlah Tuhan sudah dijelaskan dalam ayat berikut ini:

Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. [Markus 12: 29]

Nyatanya umat Kristen melakukan taqrib (perubahan), jenis Taqrib ada dua: pertama adalah ayatnya langsung dirusak dan kedua adalah makna atau tafsirnya dirusak. Dalam hal ini terjadi taqrib kedua yang teksnya tetap tetapi terjadi perusakan dalam penafsirannya menjadi sebagai sebagai satu kesatuan Tuhan. Sedangan umat Yahudi dan Islam memahami ayat tersebut yaitu hanya satu dan tidak ada sekutu.

3. Islam

Diyakini sebagai agama penutup yang memiliki hubungan dengan kedua agama sebelumnnya (Yahudi dan Nasrani). Jika agama lain dibuat oleh manusia dengan melakukan perubahan maka pengikut agama Islam meyakini bahwa Islam adalah nama bagi ajaran dan agama yang disampaikan oleh nabi-nabi terdahulu sebelum nabi Muhammad.

Agama ini menganjurkan pengikutnya untuk berdakwah sebagaimana banyaknya diksi/kata Al-Qur’an yang mengatakan “Qul” artinya “katakanlah”. Sehingga tak heran jika umat Islam selalu menyebarkan seruan dan ajakan untuk menjalankan perintah agama dan menjahui apa yang dilarang.

Perdebatan antara Islam – Kristen lebih sering terjadi

Gus Mbethik menjelaskan bahwa di lapang kedua kekuatan ini bertemu yakni antara Islam dan Kristen. Sehingga pemerintah harus canggih dalam mengatur keduannya agar tidak menimbulkan konflik atau perpecahan. Jika memang hukum harus ditegakkan maka parameternya yang terutama adalah menjunjung keadilan. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an yang mengatakan bahwa:

وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ ۖ وَقُولُوا آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَإِلَٰهُنَا وَإِلَٰهُكُمْ وَاحِدٌ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Artinya: Dan janganlah kamu berdebat denganAhli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: “Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri”. (QS. Al-‘Ankabut: 46)

Ketika seseorang berdakwah itu terbagi menjadi 2 domain yakni secara substansi dan metodologi. Dalam menganggapi kasus Ust. Yahya Waloni, apakah beliau dihakimi karena substansinya atau metodologinnya (cara penyampaiannya)?

Jika dari segi metodologi, kita tidak bisa dihakiminya karena hal ini menyangkut kepribadian seseorang. Sebagaimana orang Solo diminta untuk berprilaku keras, padahal mereka identik dengan budaya yang halus dan lemah lembut. Begitu pula orang Batak jika disuruh halus maka akan sulit terjadi. Oleh karena itu, kita harus cerdas dalam menanggapi masalah ini. Membahas masalah metodologi akan sulit karena karakter tiap orang itu berbeda-beda.

Jika dari segi substansi, maka setiap orang justru harus diberikan ruang untuk mendakwahkan agamannya. Seseorang menyatakan kebenaran agama dengan menunjukan dalil maka itu adalah haknya. Kemudian dari perbedaan itu dilakukan pengujian atas suatu kebenaran yang disampaikan karena dalam konteks ini bisa saja disalah pahami. Dengan begitu akan terjadi interaksi untuk menjelaskan pemahaman dari berbagai sudut pandang.

Proses-proses seperti itu seharusnya diberikan ruang kebebasan dan tidak boleh diganggu gugat. Sehingga umat beragama bisa lebih bebas menjalankan agamannya dalam menyampaikan kebenaran kepada siapa saja. Tetapi tetap tidak boleh terjadi pemaksaan untuk meyakini yang kita imani. Serta jika konteksnya adalah suatu penghinaan maka jelas tidak diperbolehkan dan harus diadili secara menyeluruh dan adil.

Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (umat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Depok dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.

Kami siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.


Rekomendasi Artikel:


Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).


ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?

REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA


SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:

MUALAF CENTER AYA SOFYA


MEDIA AYA SOFYA

Website: www.ayasofya.id

Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA

YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA

Instagram: @ayasofyaindonesia

Email: ayasofyaindonesia@gmail.com


HOTLINE:

+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100

+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361


Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.