
Bagi kebanyakan orang untuk terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan adalah harapan yang besar. Sebagaimana dalam kajian Mualaf Center Tolikara menjelaskan bahwa zaman sekarang banyak orang berlomba-lomba menunjukkan kebaikan dirinnya (pencitraan) di media sosial untuk meraih popularitas. Di sisi lain juga menginginkan agar Allah bisa menutupi dosa dan aib kita di dunia dan akhirat.
Sesungguhnya segala hal bisa dilakukan oleh Allah termasuk di dalamnnya adalah menutupi aib dan kesalahan dari hamba-hambanya. Akan tetapi untuk bisa mendapatkan itu semua maka hal perlu kita lakukan adalah sebagai berikut:
Pertama, menutupi aib saudara-saudara kita
Allah maha mengetahui segala bentuk dosa dan kesalahan hamba-Nya dan sewaktu-waktu akan dibongkar sebagaimana mereka membongkar kesalahan saudaranya sendiri. Maka suatu kewajiban bagi kita untuk berusaha untuk menutupi aib saudara kita. Seseorang melakukan dosa pertama kali masih ada kemungkinan untuk bertaubat, sebagaimana maling atau pencuri yang hampir tidak ada yang langsung ketahuan karena Allah masih menutupi dosa-dosanya.
Kita berharap kepada Allah untuk menutup kekurangan dan dosa-dosa diri sendiri, padahal Allah bisa membongar semua itu. Sebagaimana firman Allah berikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat: 12)
Faktannya saat ini banyak orang senang membicarakan kesalahan orang lain, membongkar aib, dan menceritakan kekurangan saudara-saudarannya. Sebagaimana kita tahu istilah memakan bangkai saudarannya sendiri. Seseorang jika ingin ditutupi segala dosa dan aibnya oleh Allah, maka hendaknya dia tidak membongkar dan mencari-cari kesalahan saudara-saudarannya. Sebagaimana Rasulullah bersabda: “barang siapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat”. (HR. Ibnu Majah)
Abu Daud dalam kitabnnya Az-Zukhruf meriwayatkan dari Anas bin Malik menyatakan bahwa ada seorang pemuda dibawa kepada Umar bin Khattab karena ketahuan mencuri dan pemuda ini berkata: “demi Allah, aku belum perna mencuri sebelumnnya”. Umar bin Khattab pun berkata: “kau telah berdusta, karena Allah tidak mungkin membuat seseorang tertangkap dengan dosa awal yang di lakukan”. Lalu dipotonglah tangan pemuda itu.
Lalu kemudian hal itu diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib ketika bertanya kepada pemuda itu: “wahai pemuda, apakah benar itu pencurian yang pertama?”. Pemuda pun berkata dengan jujur: “tidak, saya sudah berulang kali mencuri”.
Kedua, jangan melakukan dosa tersembunyi
Di zaman sekarang ini, terlebih lagi era modern yang banyak orang berlomba-lomba untuk terlihat baik di pandangan orang lain. Hendak ingin tampak seperti orang sholeh atau terlihat seperti orang yang beriman. Tapi ketika sedang sendirian dan tidak ada yang melihat, dia melakukan dosa tanpa memperdulikan Allah. Berikut ini adalah kisah bagi seseorang yang terus berbuat dosa secara tersembunyi sedangkan kebaikannya lebih ditampakan, padahal seharusnya yang disembunyikan itu amal saleh.
Hadits riwayat Ibnu Majah menyatakan bahwa Tsauban radhiallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih. Kemudian Allah menjadikannya debu yang berterbangan“.
Tsauban bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka dan jelaskanlah perihal mereka agar kami tidak menjadi seperti mereka tanpa disadari“. Menjawab pertanyaan itu, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian, tetapi mereka adalah kaum yang jika bersendirian mereka menerjang hal yang diharamkan Allah“.
Sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada kita bahwa hendaklah sebagian dari kita memiliki sesuatu yang tersembunyi dari amal sholeh. Usahakan tidak ada yang tahu amal shaleh yang kita kerjakan sampai pada akhirnya meninggal dunia. Mudah-mudahan itu yang membuat Allah menutupi dosa-dosa kita karena kita telah mengerjaan amal shaleh secara sembunyi-sembunyi dan justru bukan yang melakukan dosa-dosa secara tersembunyi.
Ketiga, jangan suka menceritakan dosa-dosamu
Salim bin Abdullah berkata bahwa perna mendengar Abu Hurairah radhiyallahu’ anhu bercerita bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’ Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah tersebut“.
Sebagaimana ketika fitrah sudah rusak maka tidak malu ketika berbuat dosa secara terang-terangan. Sebagaimana yang jelaskan oleh Rasulullah bentuk berbuat dosa secara terang-terangan adalah seorang yang ketika malam hari berbuat dosa, kemudian di pagi harinya Allah tutupi dosannya tapi dia menceritaan dosanya itu kepada orang lain.
Atau bisa juga pada masa lalu seseorang melakukan dosa diceritakan dengan bangga kepada banyak orang. Tetapi jika seseorang itu bercerita demi mendapatkan solusi dan kemudian bertaubat maka hal itu diperbolehkan. Sebagaimana kisah seseorang pembunuh yang membunuh 99 orang dan dilengkapinya menjadi 100 orang. Lalu dia menceritakan dosanya itu bukan untuk membanggakan diri tapi mengatakan: “apakah aku masih bisa bertaubat?”.
Telah berbuat dosa kemudian membongkarnya sendiri padahal Allah sudah menutupinnya. Sebagaimana ada orang yang suka kemaksiatannya tersebar yakni orang munafik yang suka berbuat dosa kepada Allah maka akan ada murka Allah dan akan dibongkarnya segala aib yang ada pada lainnya.
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Tolikara dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya Tolikara, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Mualaf Center Nasional Aya Sofya Tolikara siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Rekomendasi Artikel:
- Kajian Kristologi Mualaf Center Depok: Tanggapan Gus Mbethik Terhadap Kasus Ust. Yahya Waloni, Gaya Meyampaikan Kebenaran Tidak Bisa Dihakimi !
- Kajian Kristologi Mualaf Center Kendal: Dr. Suryadi, Ms. Menanggapi Kasus Ust. Yahya Waloni
- Kajian Keislaman Mualaf Center Kota Ambon: Apa Yang Kita Dapat Dari Istiqomah?
- Kisah Pendeta Masuk Islam: Inilah Kisah Pendeta Maxi Deeng Yang Dulu Menerbangkan Pesawat Setelah Masuk Islam Jadi Sopir Taxi
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361