DOA RASULULLAH: “YA ALLAH, MULIAKAN ISLAM DENGAN SALAH SATU DARI DUA UMAR”
Salah satu sahabat Rasulullah yakni Umar bin Khattab memiliki banyak kisah diantaranya adalah kisah heroiknya ketika masuk Islam. Hal ini bisa menjadi contoh kisah sahabat yang heroik dalam masalah aqidah. Umar bin Khattab sudah dikenal oleh penduduk Makkah ketika memakai baju perang pasti akan melawan seorang musuh dan tidak akan membuka baju perangnya itu sampai musuhnya mati atau dia yang mati.
Jadi saat memakai pakaian perang beliau tidak perna main-main, dan ketika itu maka akan terjadi perang. Umar bin Khattab memiliki postur tubuh yang gagah, tinggi, dan besar. Sehingga ketika beliau menunggangi kuda, kakinya sampai menyentuh tanah. Kira-kira pada saat itu tingginya mencapai lebih dari 2 meter. Beliau adalah sosok yang pada awalnya orang sangat keras dengan Islam.
Sebelum masuk Islam, beliau bersahabat dengan Abu Jahal yang nama aslinya Umar bin Amr bin Hisyam. Sampai suatu ketika Nabi Muhammad berdoa kepada Allah dengan berkata: “Ya Allah, Muliakan Islam dengan Salah Satu dari Dua Umar”. Umar bin Khattab dan Umar bin Amr bin Hisyam adalah dua orang yang mempunyai prinsip, sehingga kalau sudah berpegang pada satu hal, entah itu salah atau benar maka mereka akan mempertahankan hal itu sampai mati.
Abu Jahal memiliki banyak budak yang semuanya masuk Islam diantaranya adalah sepasang suami istri Yasir, Sumayyah, dan anaknya yang bernama Ammar. Sebagaimana Yasir dan Sumayyah adalah sosok yang pertama kali mati syahid dalam agama Islam. Setiap kali Abu Jahal menyiksa budaknya maka Umar bin Khattab akan datang dan ikut menyiksa pula karena sangat membenci Islam pada saat itu.
Kita tahu bahwa pada bagian timur dan barat kota Makkah terdapat gunung besar yang bernama Aswaida dan Abi Qubais. Kedua gunung ini sangat besar sekali sehingga membuat kota Makkah terlindungi dari timur dan baratnya. Kemudian di belakang kota Makkah tepatnya di bagian utara dan selatan ada tembok besar yang menjadi benteng, sehingga pintu gerbang hanya dari depan, Orang-orang hanya bisa keluar dan masuk melalui satu arah.
Kaum muslimin pada awal-awal ke-Islamanan mendapatkan siksaan yang luar biasa dan tidak bisa menyampaikan dakwah secara leluasa, sehingga harus sembunyi-sembunyi. Setiap kali ada orang bedakwah maka akan disiksa, begitu pula dengan orang di luar Makkah yang bertanya tentang Islam juga disiksa. Saat hendak keluar dari kota Makkah pun tidak boleh.
Hingga suatu ketika Rasulullah melihat umat Islam di siksa luar biasa padahal sudah sekitar 6-8 tahun berdakwah di kota Makkah. Saat itu yang beriman itu hanya kurang lebih 153 orang, sehingga Rasulullah memperbolehan jika ada umatnya yang ingin hijrah ke Habasyah atau yang saat ini disebut Ethiopia. Hijrahlah 83 sahabat, sehingga di kota Makkah tersisa sekitar 70 orang shabat. Diantara sahabat yang hijrah adalah Ummu Abdillah yang satu suku dengan Umar bin Khattab.
UMAR BIN KHATTAB MASUK ISLAM
- Umar bin Khattab bertemu Ummu Abdillah
Suatu ketika Umar bin Khattab berjaga-jaga di kota Makkah pada suatu malam. Beliau mengelilingi bukit Abi Qubais, dia merasa kaget melihat Ummu Abdillah yang sedang menggendong anaknya yaitu Abdullah yang saat itu masih kecil turun dari atas gunung. Umar bin Khattab pun berkata: “wahai Ummu Abdillah, apa yang kau lakukan di sini?”. Kata Ummuh Abdillah: “Apa kalian heran wahai pemuka Quraisy? seharusnya kami yang heran dengan kalian karena telah melarang kami untuk beriman, beribadah kepada Allah. bahkan saat hendak keluar dari kota Makkah pun kalian larang. Jadi saya terpaksa pergi dengan melewati gunung karena kalian pasti akan membunuh saya”.
Kita tahu bahwa Umar bin Khattab yang tegas itu bisa saja memukul dan menyiksa Ummu Abdillah saat itu. Tapi hal itu nyatanya membuat Umar bin Khattab berpikir keras tentang umat Islam sampai harus berbuat demikian untuk mempertahankan agamanya. Beliaupun berkata: “wahai Ummuh Abdillah pergilah ke mana saja kau mau, saya tidak akan mengganggumu. Semoga keselamatan bersamamu”.
Mendengar hal itu Ummu Abdillah pergi melanjutkan perjalanan untuk menyusul rombongannya yang telah mendahuluinya. Hingga ketika sampai pada rombongannya yang telah menunggu, mereka bertanya: “wahai Ummu abdilah, apa yang membuatmu datang terlambat?” . Beliaupun menjawab: “aku menaiki gunung dan bertemu dengan Umar bin Khattab”. Hal itu membuat sahabat lainnya terkejut dan berkata: “sesungguhnya Umar bin Khattab adalah musibah besar”. Ummu Abdillah menjawab hal itu dengan berkata: “akan tetapi dia mendoaka saya”.
Mendengar pernyataan Ummu Abdillah membuat salah satu sahabat berkata: “wahai Ummu Abdilah, mungkin saja engkau bisa menjadi penyebab Umar bin Khattab masuk Islam”. Sahabat yang lain pun berkata: ”kalau saja Umar bersyahadat, maka unta pun akan bersyhadat pula”. Menurut mereka kemungkinan Umar untuk bersyahadat adalah kecil dan hampir tidak ada karena memang sangat sulit, sehingga tidak mungkin Umar bisa bersyahadat karena setiap hari pekerjaannya hanyalah menyiksa umat Islam.
Singkat ceritanya, Umar bin Khattab dibuat berfikir terus oleh Ummu Abdillah, beliau berpikir tentang bagaimana bisa agama ini sampai membuat seorang perempuan menaiki gunung dengan menggendong anaknya.
- Umar bin Khattab bertemu dengan Fatimah bin Khattab
Esok harinya Umar bin Khattab keluar memakai baju perang dan membawa pedang karena hendak membunuh Nabi Muhammad. Ketika itu beliau bertemu dengan seorang sahabat yang menyembunyikan agamannya yakni Nu’aim bin Abdullah, seorang laki-laki dari Bani Zuhrah. Bertanya kepada Umar bin Khattab: “wahai Umar, hendak kemana kau?”
Setiap orang pasti akan tahu jika Umar bin Khattab sudah mengenaan baju perang pasti akan membunuh seseorang. Beliau mengatakan: “aku akan membunuh Muhammad, karena dia telah memecahkan masyarakat Makkah”.
Nu’aim pun takut jika Rasulullah akan dibunuh oleh Umar bin Khattab. Maka sahabat ini mengatakan: “Maukah aku tunjukkan yang lebih mencengangkanmu, hai Umar? Sesugguhnya adik perampuanmu dan iparmu telah meninggalkan agama yang kamu yakini”. Tujuan Nu’aim mengatakan hal itu adalah agar Umar tidak sampai menemui Rasulullah.
Mendengar hal itu membuat Umar marah dan pergi kerumah Sa’id bin Zaid. Perlu kita ketahui bahwa adik Umar adalah Fatimah binti Khattab dan suaminya yakni Sa’id bin Zaid. Rupanya saat itu Fatimah dan Sa’id sedang belajar Al-Qur’an dengan Khabbab ibn Al-Arat. Merupakan satu budak yang berna dimerdekakan oleh Abu Bakar.
Suara telapak kaki Umar terdengar karena memang badannya besar, beliau mendobrak pintu rumah Said. Ketika itu Fatima berusaha menyembunyikan Al-Qur’an dan Khabbab disembunyikan dalam kamar oleh Sa’id ibn Zaid. Umar bin Khattab berkata kepada adiknya: “apa tadi yang adu dengar, wahai Fatimah?”. Kata Fatimah: ”Tidak ada apa-apa”. Umar berkata lagi: ”aku tadi mendengar sesuatu, apakah itu yang dibawah oleh Muhammad?”. Tanpa ragu Fatimah pun menjawab: “Iya”.
Umar pun meminta Al-Qur’an itu, namun kata Fatimah: “tidak bisa wahai Umar, kau najis dan kafir maka tidak boleh kau sentuh ini”. Umar pun berusaha mengambil paksa dari Fatimah tapi tetap menolak dan mendapat tamparan sampai berdarah. Melihat hal itu Sa’id berusaha melindungi istrinya tapi nyatanya masih kalah kuat dengan Umar, sehingga terjatuh pula.
Melihat Fatimah dan Sa’id sampai terjatuh ketika mempertahankan keyainannya membuat Umar bin Khattab semakin penasaran dan bertanya-tanya tentang agama ini. Umar pun penasaran dengan agama yang sampai membuat adiknya berani melawannya. Beliau berkata: “berikanlah itu kepadaku, aku ingin tahu apa isinya”. Fatimah pun memberikannya kepada umar dengan syarat dia harus mensucikan diri terlebih dahulu.
Umar pun membuka Al-Qur’an dan membaca surat Thaha yang membuatnya tersentuh, hingga membuat suaranya yang pada keras tiba-tiba menjadi lebih lembut. Beliau pun berkata: “Tunjukanlah kepadaku dimana rumah Muhammad?”. Khabab ibn Al-Arat yang sejak tadi bersembunyi dalam kamar pun keluar dan berkata: “Saya akan menunjukannya kepadamu, wahai umar”. Saat itu Khabab tahu bahwa umar ini telah menjadi lunak hatinya.
Mereka bersama, Khabbab ibn Al-Arat berjalan di sebelah Umar yang sedang membawa pedang dan perisainya menuju ke Darul Arqam (tempat umat Islam sedang belajar). Di lantai 2 adalah tempatnya untuk memantau dan berjaga-jaga, jika sewaktu-waktu ada orang Quraisy datang maka akan bubar. Sehingga dari jauh mereka melihat Umar berjalan kearah mereka dengan mengenakan baju perang, membawa pedang, dan bersama dengan Khabab disebelahnya. Berteriaklah sahabat yang memantau itu bahwa Khabab sedang ditawan oleh Umar.
Kita tahu bahwa Umar bin Khattab adalah orang yang tidak kenal takut, entah sedang berhadapan dengan banyak orang ataupun sendirian tetap akan dilawannya. Dan kita tahu bahwa beliau ini adalah seorang yang sangat kuat. Sosok Umar dan Hamzah adalah dua orang yang terkenal kuat karena setiap kali berburu akan membawa seekor singa. Saat memasuki kota Makkah dari perburuan di pundaknya ada singa dan tangannya membawa pedang.
Hamzah sebelumnnya juga masuk Islam, salah satu orang terkuat seperti umar. Hamzah berkata: “Wahai Rasulullah, bukakanlah dia pintu, jika dia berani mengganggu akan saya hadapi dan membunuhnya”. Namun kata Rasulullah: ”masukkan Hamzah kedalam kamar, dan bukalah pintu”.
Ketika Umar bin Khattab datang dan melihat Rasulullah, beliau langsung menundukkan matanya. Rasulullah pun menghampiri dan memegang pundaknya lalu menggoncang kuat dengan berkata: “Wahai ibnu khattab, belum tibakah saatnya kau tunduk kepada Allah dan Rasulnya”. Ketika itu Umar terdiam.
Rasulullah menggoncangan untuk yang kedua kalinya dan berkata lagi: “Wahai ibnu Khattab belum tibahkan saatnya kau beriman kepada Allah dan Rasulnya?”. Ketika itu Umar jatuh berlutut di hadapan Rasulullah.
Lalu Rasulullah menggoncangkannya untuk yang ketiga kali dan berkata lagi: “belum tibakah saatnya engkau beriman kepada Allah dan Rasulnya?”. Maka ketika itu Umar bin Khattab bersyahadat dihadapan Rasulullah dan disaksikan oleh sahabat lainnya yang berada di Darul Arqam. Seketika itu seisi Darul Arqam bertakbir, semua orang bertakbir sampai terdengar ke dekat Ka’bah. Orang-orang Quraisy terdengar.
Di awal masuk Islam Umar bin Khattab meminta Rasulullah untuk diajari tentang agama Islam. Maka Rasulullah pun mengajarinya tentang tahuid, mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, dan ajaran Islam lainnya. Sehingga dalam hitungan menit bertambahlah keimanan Umar dan berkata kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, apakah yang kau ajarkan kepada kami ini adalah benar?”. Jawab Rasulullah: “Iya Benar”. Kemudian Umar bin khattab berkata: “berarti Quraisy itu salah, maka mari kita perangi mereka, wahai Rasulullah”.
Beliau mengatakan hal itu tak lama setelah bersyahadat, jadi bisa kita bayangkan begitu heroiknya beliau dalam hal Aqidah. Benar-benar tidak ada toleransi padahal kemarin beliau adalah seseorang yang memusuhi Islam. Menjawab pernyataan Umar bin Khattab, Rasulullah pun berkata: “Belum ada perintah, wahai Umar”. Mendengar perkataan Rasulullah itupun membuat umar penasaran dan langsung menemui para sahabat dengan berkata: “wahai sahabat, siapa diantara orang Quraisy yang paling membenci kalian jika bukan aku dulu”.
Para sahabat berkata: “yaitu sahabatmu, Umar bin Amr bin Hisyam”. Mendengar hal itu Umar bin Khattab pun menemui Abu Jahal. Begitu membukakan pintu kepada Umar bin Khattab, Abu Jahal langsung menyapanya: “Wahai saudaraku Umar, selamat datang saudaraku”. Umar pun menjawab: “wahai Abu Hakam, apakah kau sudah mendengar sesuatu?”. Ketika itu Umar bin khattab menanggil Abu Jahal dengan julukannya. Kata Abu Jahal: “apa itu, wahai ibnu Khattab?”.
Umar bin Khattab pun bersaksi dihadapan Abu Jahal bahwa: “tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”. Mendengar kesaksian Umar bin Khattab itu membuatnya marah dan dibantinglah pintu sambil berkata: “celakalah bagi kamu wahai Umar!!”. Umar bin Khattab kembali ke Darul Arqam, dan bertanya kepada para sahabat: “siapa orang Quraisy yang tidak bisa simpan rahasia?“. Kata para sahabat: “Jamil bin Muamir”.
Kata Abdullah bin Umar bin Khattab: “saya ikuti ayah saya rupanya sedang mencari Jamil dan saat itu Jamil sedang duduk di hadapan Ka’bah karena sedang melihat keadaan orang untuk disebarkan”.
Umar datang dan duduk disebelahnya dengan berkata: “hai Jamil, apakah kau sudah tau berita terbaru?”. Kata Jamil: “apa itu wahai umar?”. Umarpun bersaksi dihadapan Jamil: “tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”.
Kata Abdullah bin umar berkata, Saat itu Jamil tidak melihat wajah ayah dan dia langsung berdiri diatas batu yang tinggi kemudian berteriak: “wahai Quraisy, Umar sudah mengikuti agama Muhammad”. Ketika itu orang-orang Quraisy berdatangan dan berkata: “wahai Umar, kau sudah murtad?”. Kemudian dia bersaksi dihadapat orang-orang Quraisy.
Padahal dulu umar adalah dulunya musuhnya Islam dan sekarang kita lihat bagaimana heroiknnya perjuang beliau dalam masalah Aqidah. Dalam kisah lain mengatakan bahwa orang-orang Quraisy mengeroyok Umar bin Khattab dari pagi sampai Magrib, dan pada akhirnya Umar berhasil menangkap satu tokoh kepala suku yang berhasil dijatuhkannya ke tanah dengan berkata: “kalau kau tidak menyuruh mereka bubar maka aku akan butakan matamu”. Ketua suku itupun takut dan memerintahkan semua orang untuk bubar.
Tidak cukup pada hari itu, keesokan harinya Umar bin Khattab datang lagi ke Ka’bah, dan mengatakan kalimat syahadat, lalu dikeroyok lagi sampai maghrib seperti sebelumnya dan kebali dikeroyok orang-orang Qurasy tapi lagi-lagi akhirnya berhasil mengancam seseorang untuk membubarkan. lagi-lagi seperti itu hingga di hari ke-empat tidak ada orang yang berani mengeroyok Umar lagi. Sungguh kisah luar biasa, kisah yang sungguh heroik tentang bagaimana beliau mempertahankan aqidahnya dan bertarung sendirian setelah mengetahui suatu kebenaran.
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Kebumen dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Kami siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Rekomendasi Artikel:
- Kisah Mualaf Chinese yang Sebelumnya Memiliki Banyak Agama tapi Akhirnya Menemukan Kebenaran Tuhan dalam Agama Islam
- Seperti Kisah Orang Beriman di Zaman Para Nabi, Inilah Kisah Mualaf Yang Hampir Dibunuh dan Rumahnya Dibakar Karena Masuk Islam
- Lelang Mobil BMW untuk Pembangunan Masjid Terpadu Aya Sofya Kota Malang
- Ingin Mengajak Keluarga Masuk Islam, Inilah Kisah Perjuangan Mualaf dalam Mempelajari Agama
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361