Pada kajian Mualaf Center Lampung menjelaskan bahwa di zaman Rasulullah ada tiga macam jalan yang dapat dijadikan seseorang untuk masuk surga dengan memilih salah satu dari ketiga jalan tersebut, yakni: melalui harta dengan banyak memberikan santunan kepada yang membutuhkan, melalui ilmu yang bermanfaat bagi orang lain, dan dengan tenaga yang didedikasikan di jalan Allah.
Seseorang bisa dengan mudah memilih jalan yang akan digunakan untuk mendapatkan surga di akhirat kelak. Biasanya orang menggunakan jabatan, kedudukan, harta, ilmu, atau tenaga untuk memperbanyak amalan yang dapat menjadi tabungan di akhirat kelak. Sebagaimana hidup di dunia ini hanyalah sementara, jika diperumpamakan seperti orang safar yang singgah di bawah pohon untuk istirahat sejenak kemudian kembali melanjutkan perjalanan.
Diperlukan waktu 13 tahun oleh Rasulullah untuk mengajarkan dan menanamkan kepada umatnya sehingga orientasi atas segala amalan di dunia adalah akhirat. Saat hijrah dari Makkah ke Madinah sampai akhirnya merasa dekat dengan Allah, sehingga cara berpikir mereka sudah jauh lebih berkembang, yang ditujuan bukan dunia tapi akhirat. Mereka memahami dunia itu untuk sebagai tempat untuk bertugas dan sewaktu-waktu akan kembali ke akhirat jika misinya sudah tuntas.
Pertanyaan dari kajian bersama Mualaf Center Lampung tentang bagaimana cara kita menjalkan bisnis yang baik? yakni dengan mengikuti petunjuk yang diajarkan Rasulullah dengan menjauhi hal yang di larangan Allah seperti riba, korupsi, kolusi, dan lainnya, serta melakukan yang dianjurkan atau diperintahkan oleh Allah. Pada zaman dahulu orang-orang ingin menjadi kaya agar dapat melakukan zakat, infaq, dan sadaqah. Sehingga semua itu mustahil dilakukan jika tidak ada uang. Jadi pada zaman dahulu kekayaan adalah hal yang sudah biasa.
Mereka telah diajarkan oleh Rasulullah cara memilih aktivitas di dunia untuk menjalankan tugasnya agar bisa sukses di akhirat. Maka diturunkanlah kemuliaan-kemuliaan akhirat dan sering digambarkan dengan lebih sederhana seperti menurunkan kurikulum surga ke bumi dan menerapkannya sebagai amalan selama hidup di dunia. Sebagaimana dalam Al-Qur’an juga sudah dijelaskan, sehingga saat kita membaca Al-Qur’an maka penerapannya adalah dalam menjalankan amalan di dunia supaya hidup menjadi lebih berarti.
Kita tahu bahwa jenis surga itu bermacam-macam, manusia hanya tinggal memilih surga mana yang akan kita jadikan tujuan. Sedangkan untuk masuk surga pun banyak sekali pintu berupa amalan baik yang telah dilakukan selama ada di dunia. Seperti seseorang masuk surga melewati pintu sadaqah, zakat, dan lain sebagainya. Sebagaimana Firman Allah berikut ini:
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Artinya: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(QS. Al-Imran ayat 133)
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
(QS. Al-Imran ayat 134)
Dari ayat itu menjelaskan kepada manusia di muka bumi untuk segera mengintrospeksi diri, mengevaluasi, dan berharap saat pulang ke akhirat telah memiliki rumah di surga seluas langit dan bumi, hal itu akan disediakan oleh Allah bagi orang-orang yang bertakwa. Amalan apa yang dilakukan oleh orang-orang yang bertakwa? Pertanyaan ini dijawab pada ayat selanjutnya yakni amalan harta yang lebih dulu oleh orang-orang yang gemar berinfaq. Kita tahu bahwa infaq dapat bersifat umum dan luas, seorang suami menafkahi istrinya, istri yang menafkahi suaminya, pemberian kepada orang tua, kerabat, dan saudara sebut infaq.
يَسْـَٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ ۖ قُلْ مَآ أَنفَقْتُم مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
Artinya: Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.
(QS. AL-Baqarah: 215)
Memiliki harta berlimpah maka perbanyak sadaqah, infaq, dan zakat
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُبْطِلُوا۟ صَدَقَٰتِكُم بِٱلْمَنِّ وَٱلْأَذَىٰ كَٱلَّذِى يُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٌ فَتَرَكَهُۥ صَلْدًا ۖ لَّا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَىْءٍ مِّمَّا كَسَبُوا۟ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah: 264)
Jadi orientasinya jika ingin mendapatkan surga dengan rumah mewah seluas langit dan bumi. Maka dapat mengambil passion harta dengan bersadaqah, infaq, dan zakat sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu banyak orang dan beberapa kalangan nabi berusaha dengan passionnya itu.
إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلْفُقَرَآءِ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْعَٰمِلِينَ عَلَيْهَا وَٱلْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَٱلْغَٰرِمِينَ وَفِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِّنَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah: 60)
Mendapatkan ilmunya di dunia seperti belajar manajemen, bisnis, ekonomi, perdagangan yang orientasinya agar mendapatkan surga. Sebagaimana kisah Abdurrahman bin Auf yang mendapatkan julukan tangan emas Allah. Singkat kisahnya beliau hanya bermodalkan pakaian saat hijrah ke Madina. Setelah 3 bulan hijrah sudah menjadi orang kaya ke-3 di Madina. Beliau menjadi saudagar kaya tapi hal yang paling membahagiakan bagi beliau bukanlah peningkatan omset melainkan sesuatu hal lain.
Pekerjaan beliau adalah menyantuni seseorang yang tidak mampu, membebaskan hutang orang-orang, memberikan modal bagi pengangguran, dan malamnya selalu melakukan tahajud sampai khatam bacaan Al-Qur’an. Kita bayangkan saja beliau adalah sekaya-kayanya orang kaya tapi masih melakukan tahajud. Beliau orientasinya surga jadi kenikmatan yang membuatnya bahagiaan adalah saat ibadah kepada Allah. Sebagaimana kata nabi, kekayaan itu biasa bagi umatku. Jadi silakan kaya sekaya-kayanya tapi orientasinya tetap Akhirat dan tahajud tetap jalan.
وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qasas: 77)
Bagaimana jika tidak memiliki kekayaan?
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Mualaf Center Lampung bahwa pintu untuk masuk surga ada banyak. Tinggal bagaimana kita memilihnya berdasarkan amalan yang dilakukan selama di dunia. Sebagaimana sahabat Rasul lainnya seperti Bilal bin Rabah, Ali bin Abi Thalib, dan lainnya. Mereka memiliki jalan lain untuk masuk surga, jika Bilal sudah jelas orientasinya ke surga adalah dengan tenaga (sebagaimana Kisah Bilal bin Rabah).
Sedangkan Ali bin Abi Thalib orientasi ke surga dengan passion Ilmu pengetahuan yang kemudian diikuti oleh Abu Hurairah, Salman Al-Farizi, dan sebagainya. Oleh karenanya Ali di kenal sebagai sahabat yang genius. Sahabat Rasulullah yang masuk dalam kategori genius adalah Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Amr bin Ash, Khalid bin Walid, dan masih banyak lagi. Ali bin Abi Thalib termasuk sahabat Rasulullah yang ahli dalam matematika, tafsir. Serta banyak hadist menyebutkan bahwa orang-orang sering mengadukan masalah kepada beliau untuk meminta penyelesaian.
Hingga suatu ketika ada seorang suami yang mengadukan istrinya karena selingkuh. Tapi sang istri tidak mengaku dan bersumpah tidak melakukan hal buruk itu. Saat Ali bin Abi Thalib bertanya: “apakah ada saksi yang bisa membuktikan tuduhan itu?“. Suami itupun menjawab: “tidak ada. tapi masa dia mengandung hingga melahirkan hanya 6 bulan saja bukan 9 bulan seperti pada umumnya, sehingga dia pasti selingkuh“. Mendengar hal itu Ali bin Abi Thalib pun hanya tersenyum dan dibacakanlah QS. Al-Ahqaf ayat 15, sebagaimana berikut:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. (QS. Al-Ahqaf: 15)
Kemudian pada kisah lain, suatu anak kecil bertanya: “dimana kehadiran Allah jika setan di ciptakan dari Api bisa di balikkan ke api, begitu juga manusia dari tanah maka di kembalikan ketanah?”. Kemudian ditamparnya anak itu hingga membuatnya sakit. Beliau pun berkata: “bagaimana bisa kau bisa kesakitan saat aku menampar pipimu padahal tanganku dari kulit begitu pula dengan pipimu. Jika kulit dengan kulit saja sakit bagaimana bisa setan bisa mengalahkan api neraka?”. Anak kecil yang bertanya itu adalah adalah Nu’man bin Tsabit atau dikenal sebagai Abu Hanifah.
Umat Islam pada zaman dulu sungguh hebat-hebat, apa rahasia mereka?
Rahasia mereka yakni mengamalkan hadist Rasulullah. Banyak sahabat nabi yang menjadi birokrat, diplomat, seperti Amr bin Ash, Umar bin Khattab, dan masih banyak lagi. Tapi zaman dulu ilmu dunia dan akhirat masih jalan beriringan. Jadi silakan kita sebagai umat Islam menjadi apa pun yang baik-baik di dunia ini karena kalau yang baik itu hilang maka yang terjadi adalah kemaksiatan hingga menimbulkan mudharat dan celaka.
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (umat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Mualaf Center Lampung dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya Lampung, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Mualaf Center Nasional Aya Sofya Lampung juga melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya. Serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah. Membentuk mualaf yang mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Rekomendasi Artikel:
- Gerakan Dakwah Donasi Baju 2 Kontainer Untuk Pelosok Nusantara
- Kajian Keislaman Mualaf Center Riau: Apakah Ada Syurga Bagi Orang Non Muslim Yang Baik?
- Kajian Kristologi Mualaf Center Wonosobo: Kisah Pertama Kali Nabi Isa As Dianggap Sebagai Tuhan
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361