Awalnya dianggap Nabi tapi akhirnya disebut Tuhan
Ibnu Qayim mengatakan dari kalangan salaf yang berkata bahwa setelah mereka meninggal orang-orangpun sering mendatangi kuburan mereka. Lalu membuat patung-patung mereka kemudian setelah masa demi masa berlalu akhirnya disembahlah patung tersebut. Ini maksudnya penjabaran dari tafsir QS. Nuh 23:
وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
Artinya: Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr”. (QS. Nuh: 23)
Pada awalnya masyarakat gemar membuat patung dan akhirnya setiap kuburannya dibuat patung-patung dengan alasan supaya tidak lupa wajahnya, lalu kemudian orang-orang mulai menyembah. Sembah itu berarti “hanya kepadamu kami menyembah, tunduk, patuh, dan cinta” itu semua adalah makna dari kata sembah dan akhirnya berlebihan pada benda-benda mati.
Diriwayatkan dari Umar bin Khathab Radhiallahu‘anhu menyatakan bahwa Rasulullah bersabda dalam hadist riwatar Bukhari dan Muslim bahwa: “janganlah kalian berlebih-lebihan memujiku sebagai mana orang-orang nasrani berlebihan memuji-muji Isa putra maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah hamba Allah dan rasulnya”.
Oleh karena itu hal ini berhubungan dengan kisah Nabi Isa yang pada awalnya oleh kaumnya saat awal itu menganggap dirinya nabi, sebagaimana para khawariyun atau sahabatnya menganggapnya seperti itu. Berjalannya waktu mereka mulai menganggap bahwa Nabi Isa sebagai orang suci dan lahir tanpa ayah, sehingga menganggapnya sebagai anak Tuhan.
Pemikiran orang-orang mulai berpindah hingga Nabi Isa bukan lagi pada posisi yang sebagai utusan Allah saja tapi sudah pada tingkat yang menganggap Isa dan Maryam adalah bagian dari Tuhan. Mereka termasuk orang-orang yang berbuat kesyirikan.
Meski pada awalnya tidak tapi lama kelamaan keyakinannya bergeser pada kesyirikan, awalnya para pengikutnya menganggapnya sebagai orang shalih, Nabi, dan utusan Allah akan tetapi seiring berjalannya waktu beliau diagung-agungkan secara berlebihan hingga mulai diinterpretasikan dan dijabarkan lain dari semestinya hingga diabadikan dalam sebuah patung.
Sekarang ini orang Nasrani atau Kristen banyak yang tidak sadar jika mereka bukan lagi menyembah Allah dan bukan pula sembah Nabi Isa. Melainkan menyembah patung dengan mengatakan bahwa patung itu milik Nabi Isa dan Ibunda Maryam. Padahal sebuah patung tidak ada hubungannya dengan itu tapi pada kenyataannya dijadikan seperti itu.
Yesus akan dihakimi oleh Allah di hari Kiamat
Tadinya pengikut Nabi Isa hanya membuat patung tapi masa demi masa patung itu disembah sebagaimana dasar dari kesesatan itu adalah kecintaan berlebihan yang tidak sesuai dengan porsinya, sementara Nabi Isa atau Yesus berlepas tangan dengan itu. Sebagaimana kisahnya Nabi Isa dalam QS. Al-Maidah ayat 116 yang menjelaskan tentang Nabi Isa ketika dihakimi oleh Allah di hari kiamat. Allah mengajak bicara Nabi Isa didepan semua makhluknya terutama pengikutnya yang menganggap beliau sebagai Tuhan.
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَٰهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ ۚ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ ۚ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?”. Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”. (QS. Al-Maidah: 116)
مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۚ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ ۖ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنْتَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Artinya: Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (QS. Al-Ma’idah: 117)
Jadi seperti itulah pertanyaan Allah di hari Kiamat yang akan disampaikan kepada Nabi Isa, sebagaimana Umar bin Khattab mengatakan bahwa Rasulullah juga mengajarkan kepada umatnya dengan bersabda: “jangan perna kalian berlebih-lebihan dalam memujiku sebagaimana orang-orang nasrani telah berlebih-lebihan memuji Isa dan juga maryam. Aku hanyalah seorang hamba maka katakanlah Allah dan rasulnya, abdullahi wa rosulihi“. (HR. Bukhari).
Merasa beribadah tapi nyatanya dalam kesesatan
Berikut ini hadist dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma bahwasanya Rasulullah bersabda: Jauhkanlah diri kalian dari ghuluw (berlebih-lebihan) dalam agama, karena sesungguhnya sikap ghuluw ini telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. (HR. Ahmad)
Dosa syahwat yakni dosa yang diikuti oleh hawa nafsu seperti zina, riba, mencuri, dan lainnya orang yang melakukan dosa ini sebenarnya tahu jika dia bersalah. Tapi yang menjadi masalah adalah dosa syubhat orang yang melakukan dosa ini berpikir bahwa dirinya sedang beribadah tapi sejatinya dalam kesesatan. Sebagai contoh dosa syubhat adalah ketika ada seseorang tidak tahu bahwa telah masuk dalam syirik atau masuk dalam bid’ah dan merasa bahwa dirinya sedang beribadah padahal sudah diingatkan jika itu tidak perna contohkan oleh Rasulullah, tapi baginya tetap tidak apa-apa.
Mengenai dosa syubhat jika ada seseorang yang bilang bahwa jaman dahulu ada sahabat yang juga telah melakukan perbuatan terlebih dahulu padahal Rasulullah belum memberikan contoh karena memang saat itu kondisinya wahyu masih turun, lain hal dengan saat ini. Di masa sekarang ini yang perlu dilakukan oleh umat Islam adalah mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah yang terdiri dari perkataan, perbuatan, dan persetujuan Rasulullah.
Jika pada jaman dahulu sahabat mendahului sunnah dan hal itu sesuai dengan wahyu maka Rasulullah tidak akan menegurnya dan bisa jadi akan membiarkan saja, tapi kalau nyatanya dilarang sebagaimana wahyu masih turun maka Rasulullah akan menegurnya. Tapi kalau sekarang Rasulullah sudah meninggal dan agama Islam sudah sempurna maka untuk apa kita tambah-tambah lagi? sesungguhnya mereka itu sedang berbuat kesalahan.
Habis waktunya bertahun-tahun dalam hal-hal yang tidak ada gunanya, seperti contoh orang jaga kuburan digunakan untuk kesirikan, meminta-minta pada jenaza, duit ambil dari situ, dan sebagainya. Mereka pikir itu adalah ibadah padahal tidak. Jadi banyak hamba Allah yang tidak sadar padahal telah masuk dalam dosa syirik, bid’ah, dan lainnya. Ini lebih berbahaya karena seseorang itu merasa dirinya benar sehingga susah bertaubat.
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Wonosobo dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Kami siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya. Serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah. Membentuk mualaf yang mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Rekomendasi Artikel:
- Kajian Keislaman Mualaf Center Palangkaraya: Kisah Murtadnya Bani Israil Diabadikan Dalam Al-Quran
- Kajian Keislaman Mualaf Center Maumere: Apa Alasannya Tidak Boleh Menikah Beda Agama?
- Kajian Keislaman Mualaf Center Mamuju: Beberapa Hal Yang Menjadi Penyesalan Manusia Setelah Meninggal Dunia
- Kajian Kristologi Mualaf Center Rembang: Menanggapi Alasan Murtadin Masuk Kristen Karena Al-Quran
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361
ADDRESS:
SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2 No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.
SURABAYA: Pesantren JEHA Dolly. Jl. Putat Jaya No. 4B, Putat Jaya, Kota Surabaya.
DEPOK: Jl. Tugu Raya No. 8 Kelapa Dua Cimanggis, Depok.