KAJIAN KRISTOLOGI MUALAF CENTER PALEMBANG: PENGAKUAN PEMUDA YAHUDI TENTANG AJARAN TAUHID

Meski kita tahu adanya penyimpangan yang dilakukan oleh umat Kristen yang mencederai makna ketauhidan. Pada kajian yang diadakan oleh Mualaf Center Palembang mejelaskan bahwa jaran yang telah diajarkan secara turun temurun sebagaimana yang oleh Abraham dan Musa telah diseimpangkan dengan berbagai teori yang tidak masuk akal.

Jika melihat ajaran ketuhanan terdahulu, jelas telah mengajarkan tentang keesaan tuhan bahwa tuhan itu satu dan tidak beranak dan diperanakan. Hal itu rupanya juga telah ada dan dijelaskan dalam kitab tertua yakni Torah atau yang biasa kita sebut sebagai Taurat. Kemudian lahirlah agama kekristenan yang menyimpangkan makna tentang keesaan tuhan dengan teori-teori yang tidak berdasar yang dikarang oleh manusia biasa yaitu Paulus dari Tarsus. seorang tokoh yang mendalangi penyimpangan ajaran tauhid yang sebenarnya.

Selanjutnya Allah mengutus Rasulullah untuk mengembalikan ajaran tauhid pada porsi yang sebenarnya. Sebagian dari mereka telah masuk Islam karena menyadari ajaran Yesus yang sebenarnya, dan sebagian yang lainnya masih keras kepala dengan penuh kesombongan tetap mempertahankan dogma-dogma yang tidak bisa di logika.

Memang benar jika seseorang telah terdogma dengan sangat kuat maka logika semacam apapun akan kalah. Ajaran kekristenan yang bahkan disampaikan oleh pendeta mengatakan bahwa: “jika beriman maka logika harus dibuang, begitupula akal”. Padahal sebenarnya, bagaimana orang bisa memiliki nalar dan keimanan kalau akalnnya dibuang?

Kita mengimani apa yang telah kita yakini dan keyakinan itu bisa timbul jika ada kebenaran, sebagaimana klaim suatu kebenaran bukanlah kebenaran. Kebenaran harus dibuktikan berdasarkan proses berfikir (nalar), bukti empiris, bukti sejarah, dan bukti pendukung lainnya.

Pada kali ini Mualaf Center Aya Sofya Palembang berhasil melakukan wawancara dengan pemuda Yahudi di Indonesia. Beliau bernama Yitzhaq Ben Avraham. Seseorang yang ingin menegakan kebenaran sebagaimana kebenaran itu nyatanya telah disimpangan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yaitu oleh agama lain dengan mengatas namakan Torah dan mengacak-ngacak isi kitab suci umat Yahudi.

Kitab Torah yang sebenarnya bentuknya adalah gulungan, ditulis dalam bahasa Ibrani, dipahami teksnya berdasarkan pengajaran bersanad yang tidak terputus sampai ke Musa, bukan seperti Biblos. Umat Yahudi atau orang Israel menyebut Musa sebagai Rabbenu yang artinya “guru kami” atau “ulama kami”, guru pertama yang mengajarkan Torah.

Kalau kita hendak merujuk kepada Torah itu terdapat aturan yakni harus dalam bahasa original, sehingga penerjemah itu harus mengetahui bahasa Ibrani. Orang Israel itu meyakini bahwa yang disebut “perjanjian lama” itu bukan sebagai kitab suci karena bagi mereka kitab suci itu hanya satu yakni Torah.

Kalaupun ada suatu terjemahan itu menceritakan tentang suatu insiden. Sebagaimana Nabi Yehezkiel yang hidup dijaman tertentu, beliau melihat sebuah insiden dan dicatat hal itu sehingga tulisan-tulisan itu bukanlah bukanlah suatu kitab suci, tetapi oleh umat Kristen hal itu justru disebut kitab suci. Sedangan orang Yahudi menjelaskan hal itu sebagai kitab sejarah. Jadi bagi mereka tidak ada kitab apapun yang bisa menyaingi eksistensi Torah sebagai kitab suci, bagi umat Islam Torah disebut sebagai At-Taurat.

Pandangan orang Yahudi tentang Ke-tauhid-an

“Menurut pendapat dari salah satu Rabbi Yahudi menyatakan bahwa semua bangsa memiliki nabinya masing-masing dan keyakinan syariatnya masing-masing. Contoh yang ada saat ini, di Israel ada keyakinan yang bernama Druze yakni keyakinan monotheisme. Mereka memiliki kitab sendiri dan tidak ada yang mengganggu mereka, mereka juga tidak mengganggu siapa-siapa”. Jelasnya.

Orang-orang Druze diyakini sebagai keturunan bani Median yang merupakan keturunan dari Abraham dari Istrinya yang bernama Keturah. Filsuf Yahudi meyakini bahwa Keturah adalah Hagar. Keturah melahirkan beberapa anak yang salah-satunya bernama Median. Jadi bani Median adalah keturunan Hagar.

Sebagaimana agama Islam yang juga memiliki sistem dan syariatnya sendiri. Begitu pula Sikhisme (kerpercayaan Sikh) yang juga monotheisme memiliki syariah dan sistem sendiri-sendiri. Jadi sebenarnya agama itu bukan cuma 6 seperti yang kita ketahui pada umumnya karena sesungguhnya di dunia ini ada banyak agama yang tidak kita temui di Indonesia.

“Orang Yahudi tidak akan mengganggu siapapun yang menganut paham monotheisme, tetapi ketika penganut politheisme atau menganggap bahwa Tuhan itu sesuai dengan prasangka mereka dengan mengatas namakan taurah maka kita akan menasehati mereka. Ajaran Torah tidak mengajarkan kebencian walaupun ketika itu Musa mendapatkan perintahkan untuk melawan tujuh bangsa besar yang salah satunya yaitu Amalek, bangsa ke-8 yang namannya dihapus dari muka bumi”. Jelasnya lebih lanjut.

Umat Yahudi menyakini bahwa Nabi Muhammad itu seorang nabi yang diutus oleh Allah untuk bani Ismael saja. Mereka meyakini bahwa Nabi Muhammad diutus untuk mengajarkan Tauhid karena pada zaman jahiliah banyak yang menyembah patung-patung (berhala). Menurut pandangan Yahudi, agama Islam mengajarkan monotheisme sampai hari ini dan itu mereka akui sebagai ajaran yang justru bagus, orang Israel menganggap hal itu sebagai suatu hal yang positif.

Menurut mereka, agama Islam itu mempercepat kedatangan mesias. Mesias yang sebenarnya ditunggu oleh orang Yahudi ada dua, yaitu: 1. Imam yang diurapi, 2. Raja yang diurapi. Jadi dikalangan Yudaisme dan Israel tokoh Al-Masiah itu banyak, sosok Raja yang ditunggu oleh orang Yahudi bukan seperti yang dituduhkan oleh orang Islam, yaitu Dajjal. Raja yang mereka maksud adalah pemimpin yang taat kepada Torah dan menyuruh bani Israel untuk mentaati Torah.

“Jadi tuduhan kalau orang Israel menyembah Dajjal atau menyembah manusia adalah tuduhan salah. Tapi sebenarnya benar atau salah itu tidak diketahui karena sampai saat ini hal itu belum perna terjadi di ajaran Yahudi. Kalaupun misalnya suatu saat nanti hal itu terjadi maka mereka dapat dikatakan sebagai orang-orang yang ingkar karena mengingkari perintah dalam Torah”. Jelasnya.

Pandangan orang Yahudi terhadap pengakuan orang Kristiani bahwa Mesias yang ditunggu adalah Yesus

“Kalau menurut mereka (umat Kristen) definisi Mesias itu berbeda dengan definisi mesias dalam bahasa ibrani. Bagi umat Yahudi, mesias itu seperti Aharon memiliki banyak anak dalam berbagai generasi yang semua itu menjadi mesias, Daud, dan Solomon. Mereka memiliki raja-raja penerus yang semuanya merupakan mesias. Tetapi dalam kekristenan, mesias itu diartikan sebagai tuhan yang menjadi manusia”. Kata Yitzhaq saat menjelaskan tentang Mesias.

Yudaisme mengartikan mesias sebagai tokoh masa depan atau seorang raja yang dipilih secara ilahi atau “seseorang yang diurapi”, dalam hal ini termasuk para pendeta Yahudi, nabi dan raja seperti Daud, Solomon, atau Aleksander Agung. Sedangkan dalam konsep kekristenan mengartikan mesias sebagai “juru selamat”, sosok tuhan yang menjadi manusia untuk memberikan keselamatan di dunia dan di akhirat. Dalam hal ini umat Kristen menganggap Yesus sebagai mesias yang telah dinanti-nantikan untuk membawa keselamatan, oleh karenannya disebut Yesus Kristus.

Adakah Nubuah tentang Nabi Muhammad dalam Torah?

kalau pada Torah, sebenarnnya tidak merujuk pada nama-nama tertentu. Tapi dalam Torah secara tegas mengatakan bahwa setelah Musa meninggal maka harus ada penerusnnya. Secara tekstual berdasarkan bukti data empiris ataupun historis adalah Yosua bin Nun yang menggantikan Musa setelah beliau meninggal dan membawah bani Israel dari padang gurun ke tanah perjanjian (tanah Palestina)”. Jelasnya.

Jadi menurut umat Yahudi, nubuat itu bukan membicarakan ribuan tahun kedepan tapi lebih tepatnya setelah Moses (Nabi Musa) meninggal dunia. Sehingga dalam hal ini mereka tidak meyakini bahwa yang dimaksud dalam ajaran Torah itu adalah Nabi Muhammad. Sedangkan kalau kita membaca dalam Torah dituliskan bahwa:

“Seorang nabi aku akan hadirkan, aku akan menegakan seorang nabi diantara kalian dari kakak-kakak pria mereka. Barang siapa yang tidak mengikuti perkataannya atau perintahnya dari nabi itu, maka dia akan dituntun jika tidak didunia ya di akhirat”.

Umat Yahudi atau bani Israel harus tunduk pada nabi yang masih hidup, menurut mereka jika saat itu Yosua bin Nun masih hidup dan menjadi nabi mereka maka apapun diperintahkan wajib untuk diikuti, jika tidak mengikuti atau melanggar maka akan dianggap sebagai pembangkang.

Adakah hubungan antara Torah dan Al-Qur’an?

“Jadi hubungannya antara kedua kitab in ada”. Katanya.

Umat Yahudi meyakini bahwa Al-Qur’an dan Torah memiliki hubungan, meski secara teknisnya setiap agama pasti memiliki cara yang berbeda-beda seperti tata cara beribadah. Akan tetapi dalam hal ini ada satu konsep yang pasti sama dalam beragama yakni meyakini bahwa Tuhan itu satu, tidak lahir, dan tidak mati. Dalam Torah juga dijelaskan bahwa Tuhan itu bukan pria, bukan perempuan, bukan manusia atau putra manusia.

Torah juga mengajarkan bahwa tidak boleh membayangkan atau menciptakan atau menyerupakan Allah dengan ciptaan-Nya. Agama Yudaisme melarang melambangkan Allah sebagai sosok pria atau wanita karena Allah bukan keduanya. Tidak boleh juga melambangkan dengan membentuk patung hewan atau manusia karena itu akan menjadi berhala. Menyembah kepada berhala juga merupakan suatu larangan dalam ajaran Torah.

Agama Yudaisme atau Yahudi menyembah Tuhan yang disembah oleh Abraham dan Moses. Itu berarti Yahudi dan Islam menyembah satu tuhan yang sama, hanya saja dalam syariatnya terdapat perbedaan. Agama Yahudi tidak mempercayai Isa dan Muhammad sebagai nabi, di sisi lain juga terdapat perubahan-perubahan dalam ajarannya seiring berjalannya waktu.

“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: Maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)

Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Palembang dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya Palembang, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.

Mualaf Center Nasional Aya Sofya Palembang siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.


Rekomendasi Artikel:


Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).


ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?

REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA


SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:

MUALAF CENTER AYA SOFYA


MEDIA AYA SOFYA

Website: www.ayasofya.id

Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA

YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA

Instagram: @ayasofyaindonesia

Email: ayasofyaindonesia@gmail.com


HOTLINE:

+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100

+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361


Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.