
Berdasarkan laporan yang kami terima dari Mualaf Center Gresik bahwa seorang mahasiswi mendapatkan pertanyaan yang dinilai cukup menjebak saat mengikuti seminar antar agama. Pertanyaan bisa dijadikan senjata oleh misionaris Kristen untuk membuat aqidah umat Islam sedikit goyah karena kurangnya pemahaman mendalam tentang hakikat Tuhan dan Islam.
Padahal jawabannya cukup bisa dinalar secara logis dan realistis. Sebagai manusia kita memang tidak tahu maksud dan kehendak Tuhan. Kita hanya perlu meyakini bahwa Tuhan maha mengetahui segala sesuatu yang manusia pun tidak bisa mengetahuinya.
“Apakah Tuhan umat Islam itu orang Arab?”
“Kenapa shalat harus menggunakan bahasa Arab?”
Satu hal yang pasti, Tuhan itu tidak sama dengan ciptaannya. Sudah selayaknya Tuhan adalah Dzat yang maha tinggi dan maha agung. Justru suatu penghinaan bagi Tuhan jika disamakan dengan makhluk ciptaannya. Sebagaimana kita mengetahui manusia adalah sosok yang lemah, penuh kesalahan, dan tidak bisa menyamai keagungan Tuhan. Di kitab Taurat, Injil, dan Al-Qur’an menyebutkan bahwa Tuhan umat manusia adalah tuhan yang tunggal, yaitu Allah.
Sebagaimana dijelaskan dalam kitab-kitab suci ini,
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa.”
[ Devarim 6: 4 ]
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” [ Yohanes 17: 3 ]
“Katakanlah (Muhammad): Dialah Allah, Yang Maha Esa.” [ QS. Al-Ikhlas: 1 ]
Kitab suci yang menjadi pedoman bagi tiga agama besar (Yahudi, Kristen, dan Islam) mengatakan hal demikian, bahwa: Tuhan itu satu, yaitu Allah. Namun, pada kenyataannya agama yang menjunjung nilai-nilai tauhid adalah Agama Islam dan Yahudi. Sedangkan Agama Kristen melakukan penyimpangan besar dengan mempercayai dogma Trinitas, bahwa: tiga pribadi dalam satu Tuhan. Sesungguhnya hakikat Tuhan itu maha besar, tidak perlu membuat pribadi baru jika ingin berkehendak, “Jadilah, maka terjadilah”.
Apakah Tuhan umat Islam itu orang Arab?
Jika Tuhan umat manusia adalah satu maka sudah seharusnya agama yang benar adalah satu. Di bagian penutup, ajaran Allah sudah sempurna dengan mengunus Nabi akhir zaman yang menyempurnakan ajaran dari nabi-nabi sebelumnya, nabi penutup para nabi. Telah sempurna agama Allah dan Dia (Dzat yang maha Agung) menamainya Islam.
اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ
Artinya: Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya. ( QS. Al-Imran: 19 )
Al-Qur’an sebagai firman Allah diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk menyempurnakan Kitab sebelumnya. Di dalamnya menyebutkan bahwa akan ada suatu golongan yang mengaku beriman padahal sejatinya mereka telah membohongi dirinya sendiri. Sebagaimana Firman Tuhan berikut ini:
“Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta. [QS. Al-Baqarah: 8 – 10 ]
“Apakah Tuhan umat Islam itu orang Arab?”
Jawabannya: Tuhan umat Islam adalah Tuhan umat manusia. Suatu Dzat agung melebihi manusia (orang). Jadi Tuhan bukan orang, apalagi etnis Arab.
Bukankah Tuhan Maha Mengetahui tapi mengapa shalat juga harus berbahasa Arab?
Suatu kehendak Allah mengutus seorang Nabi atau Rasul dari bangsa Arab. Sebagaimana Allah mengutus Nabi dan Rasul dari bani Israil. Allah mengutus Nabi Muhammad yang berasal dari bangsa Arab sebagai Nabi Penutup yang membawa ajaran penutup dari ajaran-ajaran yang disampaikan oleh nabi-nabi terdahulu.
Jika diibaratkan, agama Islam itu seperti rumah yang dibangun oleh Allah. Sedangkan Nabi Muhammad adalah batu terakhir yang digunakan Allah untuk menyempurnakan bangunan rumah tersebut. Allah mengutus Nabi Muhammad dari golongan bangsa Arab. Oleh karena itu, firman Allah disampaikan malaikat Jibril menggunakan bahasa Arab kepada Nabi Muhammad. Hal itu agar bisa diajarkan kepada seluruh umat manusia yang ada di muka bumi.
Ada syarat dan ketentuan seseorang dikatakan umat Islam, yakni: menjalankan 6 Rukun Islam dan meyakini 5 Rukun Iman. Perihal perihal bacaan shalat dan Al-Qur’an yang menggunakan bahasa Arab, menandahkan bahwa kita telah meyakini Rukun Iman yang ke-2 (Percaya kepada Nabi dan Rasulnya). Bentuk implementasi Rukun Islam yang pertama yaitu bersyahadat.
Asyhaduanna Illaha ilallah wa Asyhaduanna Muhammadan Rasulullah.
Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Dua kalimat Syahadat tidak hanya sebatas kalimat yang diucapkan melalui bibir tapi juga ditanamkan dalam hati agar tidak menjadi umat munafik yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an. Umat yang dilaknat oleh Allah di hari akhir. Na’udzubillahi min dzalik.
Umat Islam yang tidak mengimani salah satu dari rukun iman dan tidak mengamalkan salah satu dari rukun Islam maka keimanan dan keIslamannya akan dipertanyakan. Kitapun tidak ingin begitu kan?
“Bukankah Tuhan Maha Mengetahui tapi mengapa shalat juga harus berbahasa Arab?”
Jawabannya: Sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah maka sudah selayaknya umat manusia mengikuti syariat Nabi Muhammad, sebagai Nabi seluruh umat.
Bagaimana jika ada orang Islam yang shalatnya menggunakan bahasa Indonesia?
Mualaf Center Gresik sempat menjelaskan adanya fenomena ini telah terjadi dan menjadi perdebatan dikalangan umat Islam yakni adanya orang yang mengaku beragama Islam tetapi melakukan shalat dengan menggunkaan bahasa Indonesia.
Jika memahami penjelasan di atas maka jawaban dari pertanyaan ini adalah suatu tindakan yang sesat dan menyesatkan. Seseorang yang mengaku Islam tapi shalatnya tidak menggunakan bahasa Arab itu tandanya tidak mengikuti syariat yang disampaikan oleh Nabi Muhammad. Sebagaimana pedoman hidup umat manusia adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Jangan sampai kita seperti umat yang disebutkan oleh Allah dalan firman berikut ini:
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اٰمِنُوْا كَمَآ اٰمَنَ النَّاسُ قَالُوْٓا اَنُؤْمِنُ كَمَآ اٰمَنَ السُّفَهَاۤءُ ۗ اَلَآ اِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاۤءُ وَلٰكِنْ لَّا يَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!” Mereka menjawab, “Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu”. (QS. Al-Baqarah: 13)
Jika dibandingkan dengan agama lain, syariat Islam adalah benar. Menggunakan bahasa arab dan mengacu pada bahasa Arab. Sebagaimana Taurat diturunkan kepada Nabi Musa dan Injil kepada Nabi Isa, kedua kitab itu pada mulanya menggunakan bahasa Ibrani.
Ketika ada perubahan makna dan penyimpangan, maka bisa dengan mudah merujuk pada bahasa aslinya dengan begitu keaslian dari kitab suci akan tetap terjaga. Umat manusia pun tidak mudah terjerumus dalam kesesatan dengan dogma-dogma yang justru menyimpang dari ajaran yang seharusnya.
Mualaf Center Nasional Aya Sofya Gresik senantiasa menyambut dengan hangat saudara kita yang telah mendapatkan hidayah ingin memeluk agama Islam dengan adanya pembinaan dari mulai pengenalan dasar ke-Islaman hingga mempelajari ilmu keagamaan mulai dari tingkat dasar sampai lanjutan.
Lembaga ini juga difokuskan dalam pemberdayaan ummat kepada para mualaf di seluruh Indonesia dengan menjadi media perantara yang menyalurkan dan menjembatani para Muhsinin (orang-orang baik) untuk saling berbagi sebagian rizkinya kepada saudara kita para mualaf dhuafa di pelosok-pelosok nusantara.
“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)
Rekomendasi Artikel:
- Kesaksian Pendeta Setelah Masuk Islam: Kelebihan-Kelebihan Islam dan Al Quran bagi Kehidupannya
- Kajian Kristologi Mualaf Center Malaysia: Islam VS Kristen
- Mualaf Center Tangerang: Islam Lebih Menarik bagi Generasi Muda
- Brother Lim Jooi Soon Datang Ke Indonesia: Hal Mengganjal dalam Bible Hingga Membuatnya Masuk Islam
- Brother Lim Jooi Soon Datang Ke Indonesia: Mualaf Malaysia Percaya Bahwa Yesus Bukan Tuhan
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361
ADDRESS:
KANTOR PUSAT SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2
No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
KANTOR PUSAT MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah Blok Q8, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.
PASURUAN: Mualaf Center Nasional Aya Sofya Pasuruan – Griya Kebun Jaya Kav. 64 Kota Pasuruan, Jawa Timur
SURABAYA: Purimas Regency B3 No. 57 B, Kec. Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 60294.
BOGOR: Komplek Kehutanan Cikoneng, No. 15, Ciomas, Bogor.
DEPOK: Jl. Tugu Raya No. 8 Kelapa Dua Cimanggis, Depok.
BEKASI: SAHABAT YAMIMA, Jl. Batu Giok II No. 110 B, Bojong Rawalumbu, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa barat, Kode Pos 17116
TANGERANG: Vila Pamulang Blok CE 1 no 3, RT 02 RW 17, Pondok Benda, Tangerang Selatan.
MANADO: Jl. Pumorow, Kel. Banjer Lingkungan 1 No. 97, Kec. Tikala, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kode Pos 95125.