Kajian Mualaf Center Malang, awal mula berdirinya kerajaan Bani Israil dipimpin oleh Yusya’ bin Nun, seorang nabi yang diangkat setelah wafatnya Nabi Musa. Sebutan Israil berasal dari salah satu nama atau julukan nabi Yakub, sehingga seluruh keturunan nabi Yakub disebut sebagai Bani Israil. Ketika Nabi Yakub dianugerahkan Allah dengan banyaknya keturunan sampai 12. Satu dari 12 orang itu adalah seorang wanita yang bernama Dina.
Dua Belas keturunan Nabi Yakub itu tidak semuanya berasal dari ibu yang sama. Sebagaimana Nabi Yusuf dan Benyamin lahir dari seorang ibu yang lain tetapi 10 orang lainnya dari ibu yang berbeda, sebagaimana banyak dari kita yang mengetahui kisah Nabi Yusuf. Allah telah menakdirkan Nabi Yusuf untuk bisa menjadi orang kepercayaan Fir’aun dan menjadi bendaharawan Mesir.
Sehingga dengan kedudukan itu Nabi Yusuf memboyong seluruh keluarganya dari Palestina menuju ke Mesir. Akhirnya seluruh putra Nabi Yakub diberikan fasilitas untuk bisa hidup megah dan mewah hingga akhirnya menyebar dan beranak-pinaklah 12 keturuan Nabi Yakub di Mesir, inilah singkat kisah permulaan Bani Israil.
Ketika Nabi Yusuf meninggal dunia maka Fir’aun mulai memperbudak Bani Israil hingga muncul seorang nabi yang sangat mashur yakni Nabi Musa. Perlu kita ketahui bahwa Nabi Musa dan Nabi Harun adalah keturunan dari salah satu putra nabi Yakub yang bernama Lewi. Kita semua juga telah banyak mengetahui kisah Nabi Musa pada akhirnya menyelamatkan Bani Israil dan tenggelamkan Fir’aun di Laut Merah atas kehendak Allah. Sebagaimana Allah juga telah selamatkan Nabi Musa dan Bani Israil hingga berhasil menyebrangi lautan.
Setelah berhasil menyelamatkan Bani Israil, rombongan pengikut Nabi Musa menuju ke Palestina atas perintah Allah meski selama perjalanan banyak peristiwa yang terjadi ketika itu. Palestina yang saat itu dikuasai oleh bani Amaliqah dan pemimpinnya yakni Jalut. Ketika hendak sampai Palestina, Nabi Musa mengajak Bani Israil untuk berjihad melawan mereka. Akan tetapi pada saat itu Bani Israil tidak mau berperang, bahkan mereka mengejek Nabi Musa sebagaimana firman Allah berikut ini:
قَالُوْا يٰمُوْسٰٓى اِنَّا لَنْ نَّدْخُلَهَآ اَبَدًا مَّا دَامُوْا فِيْهَا ۖفَاذْهَبْ اَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَآ اِنَّا هٰهُنَا قٰعِدُوْنَ
Artinya: Mereka berkata, “Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja.” (QS. Al-Maidah: 24)
Jadi kita mengetahui buruknya akhlak Bani Israil terhadap Nabi Musa yang telah menyelamatkan mereka dan telah nampak pula mukjizat kebesaran Allah kepada mereka. Tapi memang bagitulah Bani Israil dari zaman ke zaman selalu berbuat kerusakan. Allah pun menurunkan malapetaka kepada mereka karena tidak mau berjihad. Mereka dihidupkan oleh Allah di Ardhu Tih atau padang Tih selama 40 tahun, sehingga membuat mereka berputar-putar di padang pasir dan tak bisa sampai ke tempat tujuan sampai wafatnya Nabi Musa dan Nabi Harun.
Setelah mereka wafat maka kepemimpinan dan kenabian digantikan oleh Yusya bin Nun, pada zaman itu Allah muliakan kembali Bani Israil dengan adanya kemenangan demi kemenangan. Sehingga pada saat itu Bani Israil benar-benar diatas kehidupan yang sangat layak sebagaimana rezeki Allah terbentang luas bagi mereka. Mereka menjalani kehidupan yang tenang, aman, dan tentram. Tentu hal ini bukan karena prasangka orang Yahudi yang mengatakan bahwa mereka adalah manusia pilihan Allah, sesungguhnya itu adalah anggapan yang salah.
Ketika Allah memeberikan kemenangan kepada mereka melalui Nabi Yusya bin Nun, hal itu karena mereka kembali kepada Allah. Sebagaimana jika seseorang mendekat kepada Allah dan menolong agama Allah maka Allah akan menurunkan berkah kepada mereka. Jika memang negeri itu bertaqwah maka sudah pasti Allah akan memberikan keberkahan. Jadi hal itu bukan karena anggapan mereka yang mengaku sebagai bangsa pilihan Allah.
Setelah Yusya bin Nun meninggal dunia, seiring berjalannnya waktu Bani Israil semakin menjauh dari syariat yang diperintahkan oleh Allah. Meski masih ada sebagaian Bani Israil yang masih taat dan memegang teguh syariat nabinya. Namun disisi lain ada juga Bani Israil yang menetang nabinya bahkan ada diantara mereka terjerumus pada kesyirikan dan kekufuran. Kemudian Allah timpahkan kehinaan lagi kepada mereka semua setelah sebelumnya telah Allah muliakan.
Mereka banyak mengalami peperangan dan kekalahan hingga hilanglah papan Taurat. Kemudian Bani Israil melewati beberapa fase yakni pada fase pertama mereka dipimpin oleh para Hakim yang juga disebut sebagai Nabi. Sebagaimana kita tahu bahwa pada awalnya Bani Israil dipimpin oleh para Nabi yang juga berperan sebagai Hakim mereka. Sehingga ketika ada suatu masalah apapun maka mereka akan berdiskusi dengan para nabinya. Walaupun pada kenyataannya banyak diantara mereka yang mendustakan dan bahkan sebagian dari mereka itu membunuh para Nabinya.
Allah sudah mengutus banyak nabi kepada Bani Israil tapi kemudian Allah memutus kenabian diantara Bani Israil dan berikan kehinaan kepada mereka karena kesalahannya sendiri. Setelah kehinaan itu, mereka berkumpul satu sama lain dan sadar atas apa yang telah mereka lakukan. Mereka meminta kepada Allah untuk kembali mengutus seorang nabi kepada mereka agar dapat mengalami kemenangan lagi.
Lahirnya seorang nabi setelah terputusnya kenabian dalam waktu yang lama
Perlu kita ketahui tentang tradisi bani Israil sejak zaman Nabi Yakub dan 12 orang keturunannya. Ada putra putra Nabi Yakub yang bernama Yahuda, seluruh keturunan Yahuda itu akan menjadi Raja bagi bani Israil sebagaimana takdir Allah. Disisi lain juga ada putra nabi Yakub yang bernama Lewi yang seluruh keturunannya akan menjadi Nabi.
Kemudian dari keturunan Lewi tidak ada lagi keturunan melainkan seorang wanita sholehah yang suaminya gugur dalam perang. Kemudian Allah takdirkan wanita itu untuk mengandung dan wanita itu terus berdoa kepada Allah ketika suaminya masih hidup agar diberikan seorang putra yang nantinya bisa menjadi seorang nabi.
Ketika bani Israil mengetahui bahwa wanita itu adalah keturunan Lewi dan sedang mengandung maka dijaganya wanita ini sampai melahirkan. Kekhusyukannya dalam berdoa kepada Allah agar memiliki putra dan ingin menjadi seorang nabi. Tiba-tiba Allah kabulkan doanya dan lahirlah seorang nabi yang disebut dengan Samuel.
Dalam bahasa Ibrani Samuel artinya seorang anak dari hasil doa yang diijabah oleh Allah. Dialah seorang Nabi yang dimunculkan setelah sekian lama tidak ada kenabian. Samuel pun tumbuh besar dan Allah takdirkan dia menjadi seorang nabi.
Bani Israil merasa bosan karena selama ini hanya dipimpin oleh nabi-nabi maka akhirnya mereka meminta kepada Nabi Samuel untuk memilihkan mereka seorang raja. Sehingga pada kejadian ini mereka memasuki pada fase kedua yakni fase kerajaan yang dipimpin oleh raja pertama dalam sejarah Bani Israil yaitu raja Thalut. Sebagaimana firman Allah berikut ini:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الْمَلَإِ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَىٰ إِذْ قَالُوا لِنَبِيٍّ لَهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ أَلَّا تُقَاتِلُوا ۖ قَالُوا وَمَا لَنَا أَلَّا نُقَاتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَدْ أُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَأَبْنَائِنَا ۖ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ
Artinya: “Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: “Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah”. Nabi mereka menjawab: “Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang”. Mereka menjawab: “Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?”. Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zalim”.
(QS. Al-Baqarah: 246)
Setelah Thalud berhasil mengalahkan Jalut maka kepemimpinannya dilanjutkan oleh Daud, seseorang pria yang menikahi putri Thalut. Dialah seorang raja dan juga seorang Nabi, hal itu adalah pertama kalinya dalam sejarah bani Israil yang dipimpin oleh raja sekaligus nabi. Kemudian setelah Nabi Daud, kerajaan Bani Israil di lanjutkan oleh putranya yang bernama Sulaiman.
Setelah nabi Sulaiman meninggal dunia, kemudian digantiakn putranya yang bernama Rehabeam bin Sulaiman. Ketika itu mereka memasuki fase ketiga yang terpecahnya menjadi 2 kerajaan, berikut ini: Bagian Selatan disebut kerajaan Yehuda dengan ibukota Yerusalem dan Bagian Utara disebut kerajaan Israel dengan ibukota Samaria. Tapi pada akhirnya kedua kerajaan ini runtuh karena Rehabeam tidak seperti ayah dan kakeknya.
Nasib nabi Israil kembali dihinakan dan lebih parahnya lagi hancurnya Baitul Maqdis & Haikal Sulaiman. Hingga pada akhirnya Bani Israel terombang ambing dibawah hukum orang Persia, Yunani, dan Romawi karena setiap zaman mereka selalu dihinakan.
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Malang dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya Kota Malang, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Center Nasional Aya Sofya Kota Malang siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Mualaf Center Nasional Aya Sofya Malang senantiasa menyambut dengan hangat saudara kita yang telah mendapatkan hidayah ingin memeluk agama Islam dengan adanya pembinaan dari mulai pengenalan dasar ke-Islaman hingga mempelajari ilmu keagamaan mulai dari tingkat dasar sampai lanjutan.
Lembaga ini juga difokuskan dalam pemberdayaan ummat kepada para mualaf di seluruh Indonesia dengan menjadi media perantara yang menyalurkan dan menjembatani para Muhsinin (orang-orang baik) untuk saling berbagi sebagian rizkinya kepada saudara kita para mualaf dhuafa di pelosok-pelosok nusantara.
“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)
Rekomendasi artikel:
- Kisah Mualaf Chinese yang Sebelumnya Memiliki Banyak Agama tapi Akhirnya Menemukan Kebenaran Tuhan dalam Agama Islam
- Seperti Kisah Orang Beriman di Zaman Para Nabi, Inilah Kisah Mualaf Yang Hampir Dibunuh dan Rumahnya Dibakar Karena Masuk Islam
- Lelang Mobil Bmw untuk Pembangunan Masjid Terpadu Aya Sofya Kota Malang
- Ingin Mengajak Keluarga Masuk Islam, Inilah Kisah Perjuangan Mualaf dalam Mempelajari Agama
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361