Sejarah Tahun Baru Islam
Semuanya bermula pada tahun 1 Hijriyah atau bertepatan dengan tahun 622 Hasehi. Perlu kita ketahui bahwa masehi adalah tahun yang dihitung setelah lahirnya Al-Masih. Tidak ada masalahnya jika kita (umat Islam) menggunakan tahun masehi karena umat Islam juga meyakini adanya Yesus atau yang Nabi Isa. Islam meyakini bawha Yesus dan Isa adalah satu orang yang sama yang membedakan terletak pada pelafalannya saja. Dalam bahasa Arab disebut ‘Isa, bahasa Ibrani disebut Yesyua‘, bahasa Yunani disebut Iēsous.
Al-Qur’an menyebut Yesus sebagai ‘Isa al-Masih, dalam bahasa Ibrani sebagai Mesias, dan bahasa Yunani sebagai Kristos. Julukan yang disematkan pada Yesus atau nabi Isa artinya “yang diurapi”. Jadi umat Islam memang harus meyakini adanya Yesus atau Nabi Isa sebagai utusan Allah. Tapi tidak boleh meyakini beliau sebagai Tuhan. Jadi dalam hal ini tidak ada permasalahan mengenai Yesus Kristus karena dia adalah Isa Al-Masih. Tahun Masehi dihitung setelah kelahiran Nabi Isa.
1 Hijriyah itu sama dengan 622 Masehi, yang pada zaman dulu sempat menjadi perdebatan dikalangan para sahabat karena memang umat Islam pada saat itu mengharuskan untuk memiliki sistem penanggalan tersendiri. Salah satu sahabat mengajukan bahwa tahun Islam dimulai dari kelahiran nabi Muhammad tetapi sahabat lainnya tidak sepakat karena akan menyerupai umat Kristen. Sahabat lain juga mengusulkan bahwa tahun pertama umat islam dimulai sejak turunnya wahyu tetapi kebanyakan sahabat lainnya tidak sepakat.
Pada saat itu Umar bin Khatab mengajukan pendapat bahwa tahun Islam seharusnya terdapat pada suatu momen yang sangat penting dalam hidup umat Islam dan agama Islam. Moment itu bukanlah kelahiran Nabi Muhammad atau bukan juga dari turunnya wahyu pertama, melainkan ketika umat Islam hijrah dari Makkah ke Madina. Sehingga tahun umat Islam itu disebut sebagai tahun Hijriyah. Kemudian di Madina beliau menegakansuatu bangsa yang oleh para ulama disebut sebagai Daulah Islam Nabawiyah yang artinya negara Islam yang terletak di daerah Madina.
Rasulullah menegakkan agama Islam berfungsi sebagai sebuah negara yang melindungi segenap umat Islam. Berdiri tegak bendera Rasulullah yang terdapat 2 jenis yaitu Ar-Rayah dan Al-Liwa. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa: “Ar-Rayah yang dipakai Rasulullah sallallahu alaihi wasallam berwarna hitam, sedangkan Al-Liwa’ (benderanya) berwarna putih. (HR. Thabrani, Hakim, dan Ibnu Majah).
“Panji Rasulullah sallallahu alaihi wasallam berwarna hitam, berbentuk segi empat dan terbuat dari kain wol.” (HR. Tirmizi)
Penaklukan Persia oleh Muslim
Maka ketika Rasulullah menegakan agama Islam di Madina berdekatan dengan 2 bangsa terbesar yakni kerajaan Romawi (650 tahun) dan Persia (1173 tahun). Tetapi hal itu tidak membuat Rasulullah takut kepada kedua kerajaan itu. Disisi lain pada saat 1 Hijriyah terdapat suatu peristiwa penting lainnya selain hijrahnya Rasul dan umat Islam dari Makkah ke Madina, tetapi juga terjadi perang besar antara kerajaan Romawi dan Persia.
Sehingga berita peperangan itu terdengar sampai kepada telinga para sahabat, hal ini membuktikan bahwa sejak zaman Rasulullah menandakan bahwa mereka sudah peduli dengan kondisi politik dunia, sehingga pada saat itu turunlah firman Allah yakni QS. Ar Rum yang menceritakan tentang kealahan bangsa Romawi atas peperangan itu. Sebagaimana Allah maha mengetahui segala sesuatu maka sesuai dengan firman-Nya tersebut, nyatanya bangsa Romawi memang telah dikalahkan oleh pasukan Persia di tempat paling rendah yakni di Laut Mati.
Tetapi tidak sampai disitu, kelanjutan ayat tersebut menjelaskan bahwa meskipun bangsa Romawi sebelumnya telah dikalahkan oleh orang Persia tetapi mereka dapat hidup kembali dan kembali menang. Firman Allah selalu benar, 7 tahun setelah turunnya ayat tersebut maka terjadi suatu kejadian luar biasa yang tidak terduga-duga dengan muncul pahlwan hebat.
Ia menyatukan orang-orang Romawi dan mengumpulkan banyak kekuatan, kehebatannya itu pun diakui oleh banyak musuhnya dan berhasil mengambil kembali wilayah-wilayah yang perna ditaklukan oleh orang Persia. Orang-orang mengenalnya sebagai The Great Heracles (Heraklius yang hebat). Heraklius dilukiskan membawa salib suci yang direbutnya kembali dari orang –orang Persia yang diduga sebagai tempat penyaliban Yesus. Kemudian salib suci itu diarak sampai ke Yerusalem dengan sebagai perayaan kemenangan yang hebat sekali.
Setelah sampai di Yerusalem, dia menancapkan salib suci ini di depan Gereja Makam Kudus yang sampai sekarang masih ada. Dia pun berdoa dan tiba-tiba seorang pengawal memberikan surat berbahasa Arab yang berasal dari Nabi Muhammad. Ternyata pada saat itu tidak hanya raja Heraklius yang mendapatkan surat, melainkan juga raja Persia yang telah kalah berperang tersebut.
Raja Kisra dari kerajaan Persia mendapatkan surat dari Rasulullah melalui Abdullah as-Sahmi (utusan yang membawa surat dari Rasulullah), surat itu berisi ajakan, peringatan, dan ancaman kepada raja Persia agar mendapatkan keselamatan dengan masuk Islam, sedangkan jika menolak masuk Islam maka harus menanggung dosa-dosa orang Persia. Isi surat itu membuat raja Persia marah karena merasa direndahkan hingga ia ingin membunuh utusan dari nabi Muhammad.
Abdullah as-Sahmi kembali ke Madina dan memberikan laporan kepada Rasulullah bahwa suratnya telah sobek oleh raja Persia. Mendengar hal itu Rasulullah berkata: “maka Allah akan merobek-robek kekuasaannya sebagaimana dia merobek-robek surat dariku”. Maka beberapa tahun kemudian Islam berhasil menguasai seluruh wilayah Persia oleh seorang pemuda yang bernama Khalid bin Walid dan Sa’ad bin Abu Waqqas pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab.
Runtuhnya Kekaisaran Romawi Oleh Muhammad Al-Fatih
Rasulullah juga mengirim surat kepada Raja Romawi yang berisi ajakan, pengingatan, dan ancaman untuk mendapatkan keselamat dengan masuk Islam. Isi surat tersebut adalah: “kalau kau masuk Islam maka akan selamat, dan kau akan di ganjar oleh Allah dengan dua kali ganjaran, yaitu beriman kepada Isa dan beriman kepada Muhammad. Sedangkan kalau menolak masuk Islam maka kau akan menanggung dosa-dosa orang Romawi”.
Tidak seperti raja Persia yang menjadi marah setelah menerima surat dari Rasulullah, oleh raja Heraklius memerintahkan utusannya untuk mencari tahu tentang Nabi Muhammad. Hingga pada akhirnya ia menemukan seseorang arab yang merupakan tetangga sekaligus saudaranya Nabi Muhammad yakni Abu Sofyan yang saat itu masih kafir. Di datangkan Abu Sofyan itu menghadap raja Heraklius dan mereka saling berbincang-bincang mengenai sosok Nabi Muhammad.
Perbincangan itu membuat raja Heraklius terdiam dan kemudian mengatakan bahwa Muhammad adalah nabi sebagaimana informasi yang telah ia pelajari. Ia berkata kepada Abu Sufyan: “jika memang benar yang kau katakan itu, maka sebentar lagi kekuasaan orang ini akan sampai didepan kaki saya. Dan kalau saya ada didepan dia sekarang maka akan saya cium kakinya”.
Ketika itu Heracleus mengatakan kepada rakyatnya untuk mengajak mereka masuk Islam, tapi rakyatnya menolak. Sehingga ia mengutus utusan untuk mengembalikan suratnya kepada Muhammad dan mengatakan bahwa bangsa Romawi menolak ajakannya untuk masuk Islam.
Setelah raja Heraklius menolak masuk Islam, maka Islam terus berkembang dan menguasai sebagian besar wilayah Romawi. Sedangan raja Heraklius berakhir dengan sangat mengenaskan. Pada akhirnya umat Islam berhasil menguasai sebagian besar wilayah Romawi dan jatuhnya kekaisaran Romawi Timur ke tangan Turki dipimpin oleh Mehmed II Sang Penakluk (Muhammad Al-Fatih) pada 1453 Masehi yang menjadi peristiwa penting yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan.
“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Johor dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Kami siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya. Serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah. Membentuk mualaf yang mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Rekomendasi Artikel:
- Kajian Keislaman Mualaf Center Semarang: Tanda Tanda Besar Akhir Zaman
- Kajian Kristologi Mualaf Center Palembang: Pengakuan Pemuda Yahudi Tentang Ajaran Tauhid
- Kajian Kristologi Mualaf Center Tolikara: Pengakuan Pemuda Yahudi Tentang Plagiasi dan Revisi Torah oleh Agama Kristen
- Kajian Kristologi Oleh Mualaf Center Madiun: Bersumber Dari Kitab Taurat Yang Sama Tapi Ajarannya Berbeda Dengan Kristen
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361