KAJIAN KEISLAMAN MUALAF CENTER BATAM: KISAH TELADAN DAN DISIPLIN UMAR BIN KHATAB

Pada kajian Mualaf Center Batam kali ini akan membahas mengenai Umar bin Khatab adalah sahabat nabi yang terkenal dengan sikapnya yang tegas. Sehingga karena ketegasannya itulah Rasulullah memberinya julukan Al-Faruq yang artinya membedakan antara yang benar dan salah. Pernah suatu ketika beliau mendatangi rumah Rasulullah yang saat itu para istri Rasulullah sedang berbicara dengan suara mereka yang tinggi.

Pada saat itu mereka sedang mengobrol satu sama lain antar perempuan. Namun mereka terdiam begitu Umar bin Khatab datang hingga membuat Rasulullah tersenyum. Melihat hal itu Umar pun berkata kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, kenapa engkau tersenyum? semoga Allah selalu membuat kau tersenyum”. Menanggapi hal itu Rasulullah berkata: “Aku terheran dengan para wanita-wanita ini karena sejak tadi mereka berbicara dengan suara tinggi dan tiba-tiba menjadi senyap begitu kau datang”.

Lalu Umar bin Khatab pun berkata: “Wahai musuh-musuh Allah, apakah kalian lebih takut kepadaku dari pada Rasulullah?”. Mendengar hal itu, salah satu istri Rasulullah yang bernama Ummu Salamah berkata: “Tentu saja wahai Umar, karena Rasulullah lebih lembut daripada engkau”.

Memang begitu tegas sikap sosok Umar bin Khatab ini, sehingga saat itu Rasulullah berkata: “Wahai ibnu Khatab, dengan ketegasanmu ini halal dan haram terlihat jelas. Maka ketahuilah demi Dzat yang ubun-ubunku ada dalam genggamannya (Allah Ta’ala) kalau kau lewat di sebuah lembah dan setan melihatmu maka dia akan mencari lembah lain yang akan dilewatinya”.

Berikut ini beberapa pelajaran hidup dari kisah Umar bin Khatab:

Kisah pertama, kita ketahui bahwa Umar bin Khatab memiliki banyak kisah. Suatu ketika saat beliau masih memimpin di zaman kekhalifaannya, anaknya mendatangi beliau dengan berkata: “Wahai Ayah, teman-teman mengejek saya karena baju saya sobek. Tolong belikan saya baju baru”. Umar pun menanggapi permintaan anaknya itu dengan berkata: “baiklah anakku, sekarang kau pergilah ke Baitul Mal (tempat penyimpanan harta, makanan, dan minuman umat Islam) temui pamanmu penjaga Baitul Mal dan sampaikan salamku, serta katakanlah kalau ayahmu sedang meminta gajinya dimajukan, ambil itu dan belilah baju”.

Anaknyapun ke Baitul Mal dan menemui penjaga dengan menyampaian pesan dari ayahnya. Lalu penjaga itu berkata: “sampaikan kepada Ayahmu, apakah ada jaminan bahwasanya ayahmu masih hidup sampai akhir bulan sehingga bisa membayar itu?”. Dengan sikap polos anaknya itupun akhirnya pulang dan menyampaikan pesanya itu kepada ayahnya.

Mendengar hal itu Umar bin Khatab menangis terisak-isak dan berkata kepada anaknya bahwa yang dikatakan oleh paman penjaga itu adalah benar, karena tidak ada yang bisa menjamin kehidupan seseorang. Sadarkah kita bahwa pada saat itu Umar adalah seorang pemimpin atau raja agung, sehingga bisa saja pada saat itu beliau meminta atau menyuruh untuk mengambil gaji, tapi hal itu tidak beliau lakukan.

Kisah kedua, Umar bin Khatab perna suatu ketika mengirim surat kepada Raja Romawi untuk mengajaknya masuk Islam, tapi ia enggan sehingga terfikirkan dengan membayar upeti karena tidak ingin berperang melawan dengan kaum muslimin. Sehingga ia mengutus perdana mentrinya dan 3000 prajurit untuk mengantarkan banyak sekali peti-peti emas ke Madina.

Begitu sampai di pintu gerbang madina, perdana mentri itu melihat seorang muslim penduduk Madina sedang lewat dan ia berkata: “wahai muslim, aku ingin bertanya dimanakah istana Raja Agung Umar?”. Seorang muslimim itu terdiam sejenak dan kemudian berkata: “apakah yang kau maksud adalah rumahnya Amirul Mukminin? Kalau itu aku mengetahuinya”. Lalu muslimin itupun pergi setelah menjelaskan arah kepada perdana mentri itu.

Melihat peristiwa itu nyatanya membuat perdana menteri terheran karena biasanya dia akan dimintai uang oleh seseorang saat mengetahui dirinya membawa peti berisi emas. Sehingga saat itu pertama kalinya melihat seorang tidak meminta uang padahal sudah siapkan satu peti khusus untuk dibagi-bagikan. Perdana mentri itupun memasuki kota Madina dan lebih terheran lagi melihat rumah-rumah dan kondisi penduduk Madina sederhana.

Sampai suatu ketika perdana mentri itu bertemu lagi dengan seorang penduduk Madina dan ia kembali bertanya: “wahai muslimin, dimanakah istana raja agung Umar?”. Seorang muslimin itupun menjawab: “kenapa kau mencari Umar?”. Perdana mentri yang saat itu berada di atas kuda berkata: “kerajaan Romawi mendapatkan surat dari Raja Umar untuk menyuruh kami masuk Islam, tapi raja kami menolak maka ia mengutus kami untuk membawa upetinya ini ke Madina”. Lalu muslimin itu melihat kondisi disekitarnya yang memang banyak sekali peti dan berkata: “bagaimana jika yang dihadapanmu ini Umar?”.

Mendengar hal itu membuat perdana mentri terheran: “apakah kau benar Umar bin Khatab?”. Dengan tegas muslimin itupun berkata: “iya benar”. Maka turunlah perdana mentri itu dari kudanya dan langsung mengucapkan dua kalimat syahadat untuk masuk Islam. Kata Umar bin Khatab: “kenapa kau masuk Islam?”.

Perdana mentri itupun menjawab: “wahai Umar, aku sudah lama mendengar tentang mu. Sekarang saya tahu kenapa orang-orang di negeri saya ketakutan saat mendengar namamu. Sesungguhnya apa yang kau lakukan dibawah pohon ini, wahai Amirul Mukminin?”. Umarpun berkata: “aku sedang menunggu bajuku kering setelah dicuci”.

Umar bin Khatab tidak memiliki pengawal karena beliau memiliki keyakinan bahwa Allah akan selalu bersamanya. Beliau berkuasa dari tahun 13 – 23 hijriyah, pada kekhalifahannya itu Islam sudah menguasai setengah dunia ini. Tahun 15 hijriyah, beliau mengirim pasukan yang dipimpin Khalid bin Walid untuk melakukan perang Yarmuk dan akhirnya berhasil menaklukan bagian utara Jazirah Arab, Negeri Syam, Turki, dan bagian Asia.

Pada tahun 16 hijriyah, diutuslah pasukan ke Persia dibawa pimpinan Sa’ad bin Abi Waqqas dan berhasil menaklukan Iran, Irak, Afganistan, dan Rusia. Panglima perang pada saat itu adalah Umar bin Khatab dengan 30 ribu pasukannya berhasil mengalahkan 240 ribu pasukan musuh.

Pada tahun 20 hijriyah meliau mengutus lagi pasukan sejumlah 8 ribu orang menuju ke Mesir yang dipimpin oleh Amru bin Ash dan berhasil menguasahi Mesir, Afrika Utara, Tunisia, dan Maroko. Seluruh Afrika dan bahkan Spanyol terbuka masuknya Islam, setengah dunia telah di kuasai dan beliau tidak memiliki pengawalnya satu pun. Apa yang memuat Umar bin Khatab bisa melakukan semua ini?

Bahkan Umar bin Khatab tidak perna tidur di malam hari kecuali jika sudah berkeliling Madina sendirian untuk melihat kondisi rakyatnya. Hingga suatu ketika beliau mengalami sakit selama tiga hari, sehingga tidak bisa keluar rumah. Padahal setiap hari beliau selalu keluar rumah untuk melihat kondisi masyarakat Madina.

Hari keempat setelah sembuh dari sakitnya, beliau akhirnya keluar dan berjalan hingga ke pinggiran kota Madina. Beliau melihat seorang ibu dan tiga orang ananya sedang menangis, Umar bin Khatab menghampirinya dan berkata: “Wahai ammatullah, ada apa denganmu?”. Seorang ibu tidak tahu jika dihadapannya itu Umar bin Khatab, ia pun berkata: “pemimpin negeri ini tidak adil karena saya dan anak saya kelaparan selama tiga hari”. Umar keheranan mendengar jawaban wanita itu karena pada saat itu ia sedang memasak, lalu berkata: “lalu apa yang kau masak?”.

Diangkatlah panci dan ternyata isinya adalah batu yang dimasak dengan air, melihat hal itu Umar berkata: “kenapa kau memasak batu?”. Wanita itu menjawab: “supaya anak-anak mengira kalau saya sedang memasak dengan begitu mereka akan lelah menangis dan tertidur. Itulah yang saya lakukan selama 3 hari ini”. Mendengar jawaban wanita itu, akhirnya umar memintanya untuk menunggu sementara dia pergi ke Baitul Mal untuk mengambil segala macam kebutuhan yang diperlukan oleh wanita itu.

Beliau memikul segala sesuatunya itu sendirian, hingga saat itu seorang sahabat melihat dan berkata: “wahai Amirul Mukminin, apa yang sedang kau pikul itu? dan hendak kemana kau?”. Ketika itu Umarpun berkata: “ini adalah makanan”. Sahabat itupun berkata: ”Wahai Umar, biarkan aku yang memikulnya untukmu”. Mendengar tawaran sahabatnya itu lantas Umar berkata: “apa kau ingin memikul dosaku di hari kiamat juga? hal ini sudah menjadi tanggung jawabku”. Sahabat itupun penasaran dan mengikutinya sampai ke pinggiran kota Madina di tengah malam.

Sesampainya di rumah wanita itu, Umar bin Khatab langsung membuatkan masakan untuk mereka makan. Hingga ibu itu berkata: “kalau seandainya Umar seperti mu maka tidak ada orang yang kelaparan”. Ketika itu sahabat yang mengikuti Umar datang dan menegur ibu itu dengan berkata: “wahai ammatullah, apakah kau tau siapa orang itu?”. Wanita itupun keheranan dan berkata: “saya tidak tahu, siapakah dia?”. Kemudian sahabat itupun menjelaskan bahwa dia adalah Amirul Mukminin, Umar bin Khatab”.

Wanita itupun langsung meminta maaf dan berkata: “wahai Amirul Mukminin, maafkanlah saya, saya tidak mengetahuinya. Padahal saya sudah mendengar keadilan anda”. Mendengar penyesalan wanita itu, Umar bin Khatab berkata: “wahai ammatullah, janganlah kau fikirkan itu. Sesungguh hal itu tidak menjadi masalah karena Allah sudah memperingatkanku melalui lisanmu”.

Selama tiga hari Umar tidak keluar rumah karena sakit, selam itu juga terdapat rakyatnya kelaparan hingga beliau dianggap sebagai pemimpin yang tidak adil. Jadi bisa kita dibayangkan di zaman sekarang ini masih banyak pemimpin yang tidak peduli mengenai kondisi rakyatnya. Serta banyak pula pemimpin yang tidak menerima kritikan dari rakyatnya. Oleh karena itu, semoga mereka diberi hidayah untuk bisa lebih peduli kepada rakyatnya sebagaimana masih banyak masyarakat yang kelaparan.

Kisah ketiga, suatu ketika Usman dan Ali, kedua menantu Rasulullah ini sedang makan siang bersama-sama di kondisi terik mata hari hingga saat hendak pergi setelah makan siang mereka mengenakan penutup wajah. Saat itu dari kejahuan mereka melihat seseorang sedang mengumpulkan dan menarik unta dan kambing-kambing yang terlepas, merekapun hendak membantu dan mendekati seorang pria itu.

Setelah begitu dekat, nyatanya orang itu adalah Umar bin Khatab yang sedang mengurus kambing dan unta-unta masyarakatnya yang terlepas untuk dikembalikan ke rumah masing-masing di siang hari dengan sinar matahari yang cukup terik. Itulah beberapa dari sekian banyak kisah dan pelajaran hidup yang dapat diperoleh dari sosok Umar bin Khatab.

“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)

Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Batam dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.

Kami siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya. Serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah. Membentuk mualaf yang mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.


Rekomendasi Artikel:


Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).


ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?

REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA


SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:

MUALAF CENTER AYA SOFYA


MEDIA AYA SOFYA

Website: www.ayasofya.id

Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA

YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA

Instagram: @ayasofyaindonesia

Email: ayasofyaindonesia@gmail.com


HOTLINE:

+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100

+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361


Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.