Abdurrahman bin Auf
Pada kali ini kajian Mualaf Center Gresik akan membahas salah satu sahabat Rasulullah, seseorang dari Bani Zuhrah. Sebelum masuk Islam dikenal dengan nama Abd Amr. Setelah memeluk agama Islam, Rasulullah pun memintanya mengganti nama dengan Abdurrahman bin Auf yang masih dikenal hingga sekarang. Beliau termasuk dari 10 orang sahabat yang dijamin masuk surga. Orang kedelapan dari golongan sahabat yang pertama kali memeluk Islam dan beliau di Islamkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq, dua hari setelah Abu Bakar masuk Islam.
Beliau lahir pada tahun ke-10 dari tahun Gajah atau tepatnya pada 581 M. Abdurrahman lahir dari ayah yang bernama Auf bin Abdu Manaf dengan ibu yang bernama Assyifa binti Auf. Beliau adalah salah satu sahabat Rasul yang cerdas, hafal Al-Qur’an, bahkan selalu mencatat setiap wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah dengan tekun.
Ketika Rasulullah dan kaum muslimin melakukan hijrah ke Kota Madinah, Abdurrahman bin Auf termasuk dalam rombongan tersebut. Pada saar itu Rasullullah mempersaudarakan kaum Anshar di Madinah dengan kaum Muhajirin dari Mekkah saat itu. Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Ar-Rabi, di sinilah kisah Abdurrahman bin Auf sebagai seorang pedagang dimulai.
Lahirnya seorang pedangang kaya raya
Sesampai di rumah Sa’ad bin Ar-Rabi, beliau pun segera menunjukkan hartanya pada Abdurrahman bin Auf dan berkata: “Ini adalah hartaku yang akan aku bagi menjadi dua, maka pilihlah separuh yang dapat kamu ambil untuk dirimu.”
Selain hartanya, Sa’ad bin Ar-Rabi juga menawarkan rumahnya yang 2 tingkat untuk dibagi berdua dengan Abdurrahman bin Auf. Mendengar itu semua, Abdurrahman membalas dengan senyuman dan berkata: “Wahai saudaraku, semoga Allah memberikan keberkahan dalam hartamu, keluargamu, dan rumahmu. Sebaiknya tunjukkan saja kepadaku jalan menuju pasar.”
Setelah Sa’ad menunjukkan jalan menuju pasar, beliau keluar dengan kayu bakar di pundaknya. Kayu bakar tersebut rencananya akan beliau jual di pasar. Sejak hari itu pula, Abdurrahman bin Auf pun memulai perjuangan kerasnya dalam berjual beli.
Pada saat itu harga sewa pasar di Madinah sangat mahal, banyak orang-orang yang ingin berdagang namun tidak ada modal besar untuk menyewa tempat. Dengan inisiatifnya, Abdurrahman bin Auf meminta tolong pada Sa’ad bin Ar-Rabi untuk membeli tanah yang kurang berharga di samping tanah pasar tersebut.
Sesaat tanah tersebut dibeli, beliau membagi tanah tersebut menjadi beberapa bagian dengan ukuran yang sama besarnya. Abdurrahman kemudian mempersilakan siapa pun untuk berdagang di atas tanah tersebut tanpa dikenakan biaya sewa.
Jika hasil dari berdagang tersebut mendapat untung, Abdurrahman bin Auf hanya mengimbau mereka untuk membagi hasil seikhlasnya. Tentu saja ide cemerlang ini dapat diterima dengan baik oleh para pedagang di sana. Semua orang berbondong-bondong pindah ke pasar baru tanpa biaya operasional yang dibangun oleh Abdurrahman tersebut. Para pedagang di sana pun sukses membawa keuntungan yang besar, sehingga hal itu membawa keuntungannya berkali lipat bagi Abdurrahman.
Beliau menjadi sahabat Rasululah yang kaya, namun kekayaannya tidak lantas membuat Abdurrahman bin Auf menjadi sombong dan kikir. Dalam sebuah riwayat yang teruliskan bahwa beliau pernah menyumbangkan 40.000 dinar, 500 ekor kuda untuk perang di jalan Allah. Beliau menyumbangkan 1.500 ekor tunggangan unta pembawa beban berat, 500 ekor unta untuk berperang, dan memerdekakan 30 orang budak, dan masih banyak lagi.
Inilah bentuk sedekah Abdurrahman bin Auf semasa hidupnya
Abdurrahman bin Auf tanpa ragu-ragu dan berpikir panjang perna memberikan 200 uqiyah emas (1 uqiyah setara dengan kurang lebih 31 gram) untuk memenuhi kebutuhan logistik selama perang Tabuk ketika ada seruan untuk berinfak dari Rasulullah.
Beliau memberikan santunan 400 dinar kepada setiap pejuang saat perang Badar yang jumlahnya mencapai 100 orang. Beliau juga menyumbangkan 40 ribu dinar, 500 ekor kuda, dan 1.500 unta untuk para pejuang.
Tidak hanya itu, dia juga pernah bersedekah dengan membeli kurma yang hampir busuk dari para sahabat di Madinah. Semua pedagang pun sontak gembira karena kurma mereka bisa dijual. Abdurrahman bin Auf yang senang dan berharap akan jatuh miskin, sehingga menurutnya dapat mengurangi urusannya di akhirat kelak.
Namun, tiba-tiba ada seseorang utusan dari Yaman memberitakan bahwa negerinya sedang terkena wabah penyakit menular. Sehingga raja mengutus untuk mencari kurma busuk yang merupakan obat bagi penyakit menular itu. Utusan Yaman itumembeli semua kurma milik Abdurrahman bin Auf dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.
Berkat kedermawanannya itu tidak membuat Abdurrahman bin Auf jatuh miskin tetapi justru kekayaannya terus meningkat. Keberhasilannya dalam bisnis membuatnya dijuluki sebagai tangan emas, karena apapun yang dikerjakan selalu sukses dan membuahkan hasil besar.
Jika dikaitkan dengan jaman sekarang
Di saat Abdurrahman bin Auf merelakan semua hartanya agar jatuh miskin, saat itu pula Allah memberikan kelimpahan harta berkali-kali lipat untuknya. Hingga pada waktunya, beliau meninggal di usia 72 tahun dan masuk dalam deretan 10 sahabat nabi yang dijamin masuk surga.
Baginya, warisan terbaik yang ditinggalkan pada keluarganya saat meninggal bukanlah harta atau kekayaan, melainkan ajaran Islam dan teladan dari Rasulullah. Semoga kita bisa meneladani sifat dari seorang Abdurrahman bin Auf.
Lain lagi dengan masyarakat di zaman sekarang, mereka pada umumnya berlomba-lomba mengumpulkan harta kekayaannya untuk menjadi kaya. Bahkan tak jarang yang menghalalkan segala cara untuk menjadi kaya. Hidup mereka hanya berorientasi kesenangan dunia, agar kekayaan dan kemegahan itu dapat di wariskan kapada keturunannya.
Kekayaan yang dimiliki Abdurrahman bin Auf tak membuat dirinya terlena dengan kenikmatan dunia. Justru itu membuatnya khawatir tentang pertanggung jawabannya kelak di akhirat. Dari kisah Abdurrahman bin Auf kita dapat belajar bahwa harta bukanlah segalanya. Beliau adalah salah satu sahabat nabi yang kaya raya namun gemar sedekah. Banyak sedekah lantas tak membuatnya jatuh miskin, justru membuatnya semakin berjaya.
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Gresik dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Kami siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)
Rekomendasi Artikel:
- Kajian Keislaman Mualaf Center Denpasar: Mengapa Ibadah Harus Dipaksa ?
- Kajian Kristologi Mualaf Center Riau: Yesus Akan Dihakimi Oleh Bapa Di Hari Kiamat Karena Mengaku Tuhan
- Lelang Dakwah Pembebasan Lahan Masjid Terpadu Aya Sofya Kota Malang
- Kajian Kristologi Mualaf Center Merauke: Bukan Dari Tuhan, Inilah Agama Berkembang Budaya
- Kajian Keislaman Mualaf Center Demak: Belajar Dari Kisah Unta
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361
ADDRESS:
KANTOR PUSAT SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2
No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
KANTOR PUSAT MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah Blok Q8, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.
PASURUAN: Mualaf Center Nasional Aya Sofya Pasuruan – Griya Kebun Jaya Kav. 64 Kota Pasuruan, Jawa Timur
SURABAYA: Purimas Regency B3 No. 57 B, Kec. Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 60294.
BOGOR: Komplek Kehutanan Cikoneng, No. 15, Ciomas, Bogor.
DEPOK: Jl. Tugu Raya No. 8 Kelapa Dua Cimanggis, Depok.
BEKASI: SAHABAT YAMIMA, Jl. Batu Giok II No. 110 B, Bojong Rawalumbu, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa barat, Kode Pos 17116
TANGERANG: Vila Pamulang Blok CE 1 no 3, RT 02 RW 17, Pondok Benda, Tangerang Selatan.
MANADO: Jl. Pumorow, Kel. Banjer Lingkungan 1 No. 97, Kec. Tikala, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kode Pos 95125.