Kisah Hafshah binti Umar bin Khattab,
istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
Salah satu seorang wanita yang pernah dibela Allah adalah Hafshah, seorang anak dari Umar bin Khattab dan juga istri Rasulullah. Hafshah memiliki sifat seperti ayahnya yang kuat, berani, dan tegas hingga dijuluki sebagai singa betina sebagaimana Umar bin Khattab dijuluki sebagai singa jantan.
Hafshah adalah salah satu Istri Nabi yang shalehah, suatu hari ada masalah antara Rasulullah dengan Hafshah yang kisahnya tidak dibahas secara rinci dalam teks hadist. Rasulullah terpaksa menceraikan Hafshah karena masalah tersebut, diceraikanlah Hafshah secara baik-baik dan diantar oleh Rasulullah kembali kepada Umar bin Khattab.
Tidak ada perasaan marah dalam diri Hafshah saat Rasulullah hendak menceraikannya, Ia hanya selalu mencurahkan isi hatinya kepada Allah dengan berkata: “Ya Allah, memang saya dan bukan Rasulullah, tapi saya tidak bisa hidup tanpa Rasulullah. Beliau adalah cinta sejati saya”. Allah yang mendengar doa hambanya yang shalehah itu dan memerintahkan malaikat Jibril kepada Rasulullah.
Ketika Rasulullah dalam perjalanan pulang, tiba-tiba datanglah malaikat Jibril atas perintah Allah yang menyuruh agar kembali rujuk dengan Hafshah. Malaikat Jibril berkata: “Wahai Rasulullah, rujuklah, jangan kau ceraikan Hafshah karena ia adalah wanita yang banyak berpuasa dan beribadah dan ia akan menjadi istrimu di dunia dan di surga“.
Sebenarnya apa rahasia Hafshah hingga Allah membelanya?
Hafshah binti Umar seorang perempuan cerdas yang berkepribadian baik dan ucapannya tegas. Ia pandai membaca, menulis, dan menghafal padahal pada zaman itu belum lazim dimiliki oleh seorang perempuan.
Dalam kisah perjalanan hidupnya dengan kemampuannya itu ia dapat melestarikan tulisan asli Al-Quran yang terkumpul dalam bentuk suhuf atau lembaran-lembaran pelepah kurma. Di masa Rasulullah Al-Quran terjaga dalam dada dan dihafal oleh para sahabat.
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, banyak para penghafal Al-Quran yang gugur dalam peperangan. Sehingga Umar bin Khattab mendesak Abu Bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang terpisah. Hafshah diberi tugas untuk mengumpulkan Al-Quran dalam lembaran-lembaran. Ia juga diberi tugas mulia untuk menyimpan dan memelihara Al-Quran hingga diberi gelar sebagai “Penjaga Al-Quran”.
Kisah Khawlah binti Tsa’labah dalam QS. Al-Mujadalah
Kisah yang kedua, menceritakan tentang seorang wanita yang juga dibela oleh Allah, jika cerita sebelumnya hanya sekedar ilham atau wahyu dalam bentuk isyarat. Dalam kisah ini sampai turun ayat Al-Qur’an. Seorang wanita yang dikisahkan dalam surat itu adalah Khawlah binti Tsa’labah.
Beliau diuji oleh Allah dengan memiliki seorang suami yang pemarah, sampai suatu saat suaminya sudah sangat marah dan emosi hingga menziharnya (Mentalak). Datanglah Khawlah kepada Rasulullah untuk meminta nasihat dengan wajah yang sedih ia pun berkata: “Wahai Rasulullah, apa hukumnya seorang suami yang mengatakan kepada istrinya, engkau bagiku seperti punggung ibuku?”. Mendengar cerita itu Rasulullah pun berkata: “Wahai Khawlah, itu tandanya kau sudah bercerai dengan suamimu, sudah tidak boleh bersama. Bersabarlah engkau wahai Khawlah”.
Akhirnya Khawlah binti Tsa’labah pun kembali pulang dalam keadaan sedih dan mencurahkan isi hatinya kepada Allah dengan berkata: “Ya Allah, memang suamiku ini memiliki banyak kesalahan, dia adalah seorang pemarah tapi sesungguhnya dialah cinta pertama saya. Bagaimana dia bisa hidup? Siapa yang akan merawat dia? Tapi dia telah menceraikan saya padahal selama ini saya yang merawatnya, bagaimana ini ya Allah?”.
Beliau minta nasihat kepada manusia tapi mencurahkan isi hatinya kepada Allah karena sesungguhnya Allah tidak hanya sekedar maha mendengar tapi juga tidak akan bosan mendengarkan curahan hati dari hamba-Nya. Jika kita membutuhkan teman curhat itu adalah Allah yang tidak akan pernah mengabaikan hamba-Nya. Allah tidak akan menjauh saat tapi justru akan mendekat. Begitu Khawlah curhat kepada Allah akhirnya turunkan QS. Al-Mujadalah.
Sesungguhnya Allah sudah mendengar dan melihat percakapan mereka berdua dan dalam Surat itu Allah juga memarahi suaminya dan memberi nasihat kepada Rasulullah. Hingga akhirnya Rasulullah memanggil Khawlah dan berkata: “Wahai Khawlah, Allah telah mendengar percakapan kita, sehingga Allah menyebutkan bahwa zihar adalah perbuatan dosa besar”.
Kisah Khawlah binti Tsa’labah menasehati Amirul Mukminin
Suatu hari Umar bin Khattab diangkat sebagai Amirul Mukninin, ketika itu Umar sedang melakukan kunjungan kerja ke gang-gang dan bertemu dengan Khawalah. Waktu itu Khawlah sudah tua, ia melihat Umar dan kemudian diberhentikannya dengan berkata: “Wahai Umar, sesungguhnya dulu kau adalah seorang anak kecil yang kami panggil Umayr (Umar kecil), tiba-tiba Allah memberimu tubuh gagah dan kekuatan luar biasa sehingga kami memanggilmu dengan Umar. Lalu Allah memberimu hidayah sehingga kami memanggilmu dengan Al-Faruq. Kemudian Allah memberikanmu amanah sebagai seorang pemimpin sehingga kami memanggilmu Amirul Mukminin. Wahai Umar, sesungguhnya kamu bukan siapa-siapa tanpa Allah”.
Coba kita bayangkan seorang presiden diberhentikan dan mendapat nasihat dari seorang nenek tua. Kita tahu bahwa pada saat itu Umar adalah seorang Amirul Mukminin (presiden) yang luar biasa dengan banyak pengawal karena pada saat itu banyak yang hendak membunuh Umar. Mendengar perkataan Khawlah itu membuat salah satu pengawal Umar sedikit tersinggung dan berusaha untuk mengusir nenek tua itu.
Tapi Umar berkata: “biarkanlah dia wahai pengawal, apakah kalian tahu siapa dia?”. Kata pengawal: “memang siapakah dia wahai Amirul Mukminin?“. Saat itu mungkin pengawalnya adalah orang-orang yang baru hijrah masuk Islam, sehingga belum mengetahui kisah tentang Khawlah. Umar bin Khattab berkata: “dia adalah orang yang karenanya turun sebuah surat Al-Mujadillah. Allah telah membelanya dari langit, siapa kalian yang ingin mengusirnya?”. Setelah mendengar perkataan Umar akhirnya semua pengawalnya pun menghormati Khawlah binti Tsa’labah.
Dari kisah-kisah itu memiliki persamaan bahwa sebaik-baiknya tempat untuk mencurahkan isi hati adalah kepada Allah Ta’ala. Suatu Dzat yang maha mendengar segala keluh kesah hamba-hambanya yang beriman. Mungkin tidak akan turun wahyu lagi karena wahyu sudah terputus sejak Rasulullah wafat. Tapi Allah memiliki banyak cara untuk membela hamba-hambanya bukan hanya dengan wahyu.
Bagaimana bisa ada seseorang perempuan yang sangat dibelah Allah, sungguh dia adalah perempuan yang luar biasa mulia. Jadi pesan yang dapat di ambil dari kisah kini adalah jika mendapatkan suatu masalah jangan curhat ke teman, saudara, dan orang lain melainkan kepada Allah karena Dia akan senantiasa membela kita.
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (umat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Mualaf Center Pemalang dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Kami juga melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Rekomendasi Artikel:
- Kisah Mualaf Chinese yang Sebelumnya Memiliki Banyak Agama tapi Akhirnya Menemukan Kebenaran Tuhan dalam Agama Islam
- Seperti Kisah Orang Beriman di Zaman Para Nabi, Inilah Kisah Mualaf Yang Hampir Dibunuh dan Rumahnya Dibakar Karena Masuk Islam
- Lelang Mobil BMW untuk Pembangunan Masjid Terpadu Aya Sofya Kota Malang
- Ingin Mengajak Keluarga Masuk Islam, Inilah Kisah Perjuangan Mualaf dalam Mempelajari Agama
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361