Menyambut kemenangan Islam Mualaf Center Semarang menjelaskan kemuliaan tentang Bulan Ramadhan yang menjangkau seluruh bulan-bulan dalam 12 bulan. Bulan Ramadahan adalah Sayyidul Syuhur (sebaik-baiknya bulan). Tentu ada suatu alasannya di bulan Ramadhan penuh kenikmatan-kenikmatan yang Allah anugerahkan kepada hambah-hambanya selama satu bulan penuh.
Seorang sahabat perna bertanya kepada Rasulullah SAW dengan mengatakan: “Ya Rasulullah, Tuhan kita ini apakah dekat atau jauh? Kalau dia dekat maka kami akan berdoa kepadanya dengan cara pelan, Tetapi jika Rabb kita jahu maka kami akan memanggilnya”. Mendengar hal itu Rasulullah hanya terdiam sampai suatu ketika malaikat Jibril datang membawah firman Allah berikut ini:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
(QS. Al-Baqarah: 186)
Pada ayat tersebut menjelaskan tentang kedekatan Allah dengan hambanya. Ayat tersebut terselip dalam 2 ayat sebelum dan sesudahnya yang berbicara tentang Ramadhan, sebagaimana firman Allah pada ayat sebelumnya yakni:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
(QS. Al-Baqarah: 185)
Selanjutnya pula Allah menurunkan ayat setelahnya, berikut ini:
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Artinya: Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
(QS. Al-Baqarah: 187)
Hal itu menjelaskan bahwa ayat kedekatan Allah terselip diantara ayat yang membicarakan tentang Ramadhan. Seolah-olah Allah ingin mengatakan bahwa kedekatan seorang hamba dengan Allah ataupun kedekatan Allah dengan hambanya itu jauh lebih dekat pada bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya. Itulah sebabnya amal shaleh mudah terbentuk di bulan Ramadhan.
Sampai saat ini tidak ada shalat sebanyak yang dilakukan oleh manusia kecuali pada bulan Ramadhan, melakukan Qiyamul Lail yang dilakukan lebih awal, begitu pula puasa, zakat dan sadaqah yang banyak dilakukan pada bulan Ramadhan. Bahkan kita juga tahu pada bulan Ramadhan juga banyak masjid-masjid yang dimakmurkan oleh kaum muslimin dengan suara-suara orang mengaji Al-Qur’an.
Begitu pula wanita lebih bisa menjaga auratnya di bulan ramadhan, jika di hari-hari lainnya mereka tidak malu untuk mengumbar aurat. Tetapi saat di bulan Ramadhan mereka berusaha untuk menutup auratnya, begitu pula seterusnya. Jadi ada bulan Ramadhan umat Islam umumnya lebih bergairah untuk melakukan banyak amal saleh dari pada pada bulan-bulan lainnya. Hal itulah yang menjadi kehebatan bulan Ramadhan.
Termasuk juga haji dan umrah yang dilakukan di bulan Ramadhan, jika ada yang mengatakan bukankah haji dilakukan di pada 8-13 dhulhijjah? kenapa dikatakan haji bisa dilakukan di bulan Ramadhan? Maksudnya adalah orang yang umroh pada bulan Ramadhan maka pahalannya sama dengan haji bersama dengan Rasulullah.
Ada seorang wanita menangis karena tidak bisa mengikuti Haji Wada’ bersama Rasulullah. Perlu kita ketahui bahwa Rasulullah melakukan Haji hanya satu kali dan melakuan umroh sebanyak 4 kali. Dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan umrah sebanyak empat kali. (Yaitu) umrah Hudaibiyah, umrah Qadha`, umrah ketiga dari Ji’ranah, dan keempat (umrah) yang bersamaan dengan pelaksanaan haji beliau.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Wanita ini perna umrah di bulan Ramadhan bersama dengan Rasulullah tapi tidak ikut haji Wada’ (haji perpisahan) bersama dengan Rasulullah yang tidak akan terulang lagi, hanya sekali seumur hidup. Sehingga wanita ini datang kepada Rasulullah dengan menangis maka Rasulullah pun berkata: “jangan menangis, bukankah engkau pernah melakukan umrah di bulan Ramadan bersamaku. Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan sebanding dengan haji bersamaku“.
Dalam hal ini menyatakan bahwa pada bulan Ramadhan itu mencakup banyaknya rukun Islam yang dilakukan. Sebagaimana bulan Ramadhan adalah tempat seseorang berusaha untuk mencari bekal dengan ketaqwaan kepada Allah. Sebaik-baiknya bekal adalah ketaqwaan kepada Allah dan orang yang bertaqwah di bulan Ramadhan jauh lebih banyak dibandingkan di luar Ramadhan.
Sebagaimana manusia lebih bergairah dalam beribadah di bulan Ramadhan yang tidak bisa dilakukan di luar bulan Ramadhan. Keistimewaan bulan Ramadhan nyatanya disebabkan oleh turunnya Al-Qur’an di Bulan Ramadhan atau disebut sebagai Syahrul Qur’an dan sesungguhnya Al-Qur’an itu mengangat segala hal.
Al-Qur’an bisa mengangkat derajat seseorang, mengangkat suatu malam, bulan, dan lain sebagainya. Allah telah mengangkat sebuah kaum dengan Al-Qur’an, sebagaimana menurunkan Al-Qur’an melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah maka Jibril menjadi pemimpinnya para malaikat dan Rasulullah menjadi Sayyidul Awalin Wal Akhirin bahkan menjadi Sayyidul Anbiya Iwal mursalin (pemimpin para nabi dan rasul).
Ketika Al-Quran turun di malam Lailatul Qodar maka malam itu menjadi Sayyidul Laily (pemimpinnya malam-malam). Ketika Al-Qur’an turun dibulan Ramadhan maka bulan Ramadhan menjadi Sayyidul Syuhur (pemimpinnya bulan-bulan). Sehingga kita bisa membayangan bagaimana jika Al-Qur’an diletakan dalam dada umat Islam maka tentu akan terangkkat derajatnya. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya”. (HR. Bukhori)
Imam Muslim meriwayatkan dari Nafi bin Harits Al-Huzai yang merupakan seorang gubernur di wilayah Mekkah pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Ketika itu Umar bin Khatab menjumpai Nafi di suatu jalan di Ashfan dan berkata: “Siapa yang engkau mintai untuk menggantikan posisimu di Mekkah?”. Nafi bin Harits Al-Huzai berkata: “Wahai Amirul Mukminin, aku digantikan Ibnu Abzah, dimana dia bekas budakku, kemudian ku merdedakan dan ku jadikan wakilku”. Mendengar hal itu membuat Umar terkejut dan berkata: “kenapa engkau pilih penggantimu seorang bekas budak?”.
Gubernur Makkah, Nafi bin Harits Al-Huzai pun menjawab: “Sesungguhnya dia adalah ahli dalam Al-Qur’an dan alim dalam ilmu faraidh (ilmu tentang warisan) dan dia apabila berhukum maka akan menghukum manusia dengan keadilan.”. Setelah mendengar jawaban demikian, maka Umar bin Khatab berkata: “Subhanallah, sungguh benar apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah terkadang Allah mengangkat sebuah kaum karena Al-Qur’an dan merendahkan yang lainnya pun karena Al-Qur’an”.
Sesungguhnya memang benar Al-Qur’an mengangkat segalanya. Oleh karena itu, Ramadhan menjadi mulia karena adanya lailatul Qodar yang merupakan malam mulia turunnya Al-Qur’an. Inilah keajaiban dan kehebatan bulan Ramadhan, oleh karena itu janganlah meninggalkan Al-Qur’an dibulan Ramadhan.
Di dalam firman-firman Allah QS. Al-Baqarah tersebut menjelaskan bahwa Allah mengangkat derajat orang yang beriman (agama) yang berilmu. Kisah itu berkaitan antara ilmu dan agama, sebagaimana Ibnu Abzah diangkat menjadi wakil Gubernur menggantikan Nafi. Meski seorang bekas budak yang tidak hanya alim dan mengetahui soal warisan tapi ia juga hapal Al-Qur’an.
Pada zaman Rasulullah dan para sahabat, apabila telah datang bulan Ramadhan maka akan terdengar suara Al-Qur’an di rumah-rumah kaum muslimin. Mereka semua mengumandangkan tilawatil Qur’an dalam kesehariannya meski di luar bulan Ramadhan. Sampai suatu ketika Rasulullah keluar kemudian melewati rumah Abu Musa Al-Asy’ari yang saat itu sedang membaca Al-Qur’an dengan indahnya sampai membuat Rasulullah tertegung. Beliau berdiri di samping rumah Abu musa Al-Asy’ari tanpa sadar waktupun kemudian mendekati waktu fajar.
Maka Rasulullah bergegas pulang dan melaksanakan shalat subuh berjamaah, selesai shalat subuh beliau memanggil Abu Musa Al-Asy’ari dan mengatakan: “Wahai Abu Musa, semalam aku berada disamping rumahmu dan mendengar lantunan Al-Qur’an luar biasa. Allah telah memberimu suara sebagaimana suara keturunan nabi Daud”. Kata Abu Musa: “Wahai Rasulullah, andai saja aku mengetahui semalam kau berada disamping rumahku maka akan ku perindahkan lagi bacaanku”.
Begitulah para sabhabat, mereka memenuhi rumah-rumah mereka dengan tilawatil Qur’an apalagi di bulan Ramadhan. Sungguh berbeda dengan zaman sekarang ini yang jika kita berada di suatu perumahan maka bukan lagi suara Al-Qur’an yang keluar dari rumah kaum muslimin melainkan suara musik, nyanyian, dan suara orang tertawa dengan kerasnya. Naudzubillah Min Dzalik.
Lalu kemanakah Al-Qur’an pada hari ini, sebagaimana hal itu telah dibenarkan oleh firman Allah berikut ini:
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
Artinya: Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan”. (QS. Al-Furqan: 30)
Oleh karena itu, sebelum Al-Qur’an ini diangkat oleh Allah maka hendaklah kita membaca dan mengamalkannya. Bahkan ulama menjadikan bulan Sya’ban sebagai Syahrul Qura’ yakni bulannya bagi para pembaca dan penghafal Al-Qur’an sebagai persiapan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang merupakan Syahrul Qur’an (bulannya Al-Qur’an).
“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Semarang dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Kami siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Rekomendasi Artikel:
- Kajian Keislaman Mualaf Center Denpasar: Mengapa Ibadah Harus Dipaksa ?
- Kajian Kristologi Mualaf Center Riau: Yesus Akan Dihakimi Oleh Bapa Di Hari Kiamat Karena Mengaku Tuhan
- Lelang Dakwah Pembebasan Lahan Masjid Terpadu Aya Sofya Kota Malang
- Kajian Kristologi Mualaf Center Merauke: Bukan Dari Tuhan, Inilah Agama Berkembang Budaya
- Kajian Keislaman Mualaf Center Demak: Belajar Dari Kisah Unta
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361
ADDRESS:
KANTOR PUSAT SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2
No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
KANTOR PUSAT MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah Blok Q8, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.
PASURUAN: Mualaf Center Nasional Aya Sofya Pasuruan – Griya Kebun Jaya Kav. 64 Kota Pasuruan, Jawa Timur
SURABAYA: Purimas Regency B3 No. 57 B, Kec. Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 60294.
BOGOR: Komplek Kehutanan Cikoneng, No. 15, Ciomas, Bogor.
DEPOK: Jl. Tugu Raya No. 8 Kelapa Dua Cimanggis, Depok.
BEKASI: SAHABAT YAMIMA, Jl. Batu Giok II No. 110 B, Bojong Rawalumbu, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa barat, Kode Pos 17116
TANGERANG: Vila Pamulang Blok CE 1 no 3, RT 02 RW 17, Pondok Benda, Tangerang Selatan.
MANADO: Jl. Pumorow, Kel. Banjer Lingkungan 1 No. 97, Kec. Tikala, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kode Pos 95125.