Bagi seseorang yang menginginkan banyak ganjaran pahala di akhirat kelak maka hendaklah banyak mengingat Allah dalam melakukan sesuatu. Seperti halnya Rosulullah yang senantiasa mengamalkan firman-firman Allah dalam kesehariannya. Sungguh dalam diri Rosulullah adalah teladan yang baik.
Oleh Ibnu Hazm dalam kitabnya Al Fashl Fil Milal Wal Ahwa Wan Nihal menyebutkan bahwa akhlak Rosulullah adalah mukjizat tersendiri. Beliau berkata: “sesunggunya barang siapa yang mengamati perjalan hidup Nabi Muhammad pasti akan membenarkan dan akan meyakini bahwa beliau adalah utusan Allah”.
Sesungguhnya perjalanan hidup Rosulullah dikemas dengan Indah oleh Allah agar dapat dicontoh oleh umatnya. Kita tahu bahwa Rosulullah memiliki banyak mukjizat diantaranya seperti Isra’ dan Mi’raj. Sebagaimana kita juga tahu beliau memiliki mukjizat kitab suci Al-Qur’an yang tidak dapat dimanipulasi atau didatangkan kitab lain seperti Al-Qur’an.
Diantara mukjizat nabi lainnya beliau dapat mengeluarkan air dari sela jari-jarinya, menyembuhkan penyakit hanya dengan berdoa kepada Allah. Banyak mukjizat lainnya tapi diantara sekian banyak itu, akhlak Rosulullah juga termasuk mukjizat.
Pada kali ini kita akan menemukan cara agar lebih mencintai Rasulullah yakni dengan mempelajari akhlak beliau agar dapat di teladani dalam kehidupan sehari-hari. Hisyam bin Amir pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah SAW. Aisyah menjawab, “Akhlak Nabi SAW adalah Al-Quran.” (HR Muslim).
Al-Qur’an adalah firman Allah yang harus menjadi landasan bagi umat Islam dalam menjalankan kehidupan di dunia ini untuk bisa menjadi bekal di akhirat. Mengamalkan ajaran dalam Al-Qur’an telah dicontohkan langsung oleh rosulullah dalam amal perbuatan, aqidah, dan akhlaqnya.
Jadi praktek nyata dalam mengamalkan Al-Qur’an adalah Rosulullah (sunnah). Sehingga sebagai umat Islam hendaknya menjadikan Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad sebagai pedoman hidup selama di dunia. Begitu mulianya akhlak Rosulullah sampai Allah memujinya dalam firman-Nya:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
(QS. Al-Qalam: 4)
Tidak hanya dipuji oleh sesama manusia, bahkan Allah pun sampai memuji beliau dengan penekanan yang tegas. Akhlak Rosulullah adalah teladan yang terbaik dalam segala hal yang tidak akan kita temukan pada akhlak manusia manapun. Rosulullah telah mengajarkan banyak hal bagi umat muslim. Diantaranya adalah teladan menjadi seorang suami yang baik, anak yang berbakti, pemimpin, mengajarkan kedermawanan, akhlak terhadap musuh, dan banyak sekali teladan yang kita peroleh dari pribadi Rosulullah.
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
(Q.S. Al-Ahzab: 21)
Jika pada nabi-nabi yang lain kita tidak mendapatkan perjalanan hidup mereka dengan lengkap sebagai contoh umat Kristen tidak dapat meneladani Nabi Isa/Yesus secara menyeluruh. Sebab mereka tidak mendapati teladan seperti menjadi sorang suami yang baik karena tidak dijelaskan beliau menikah atau tidak. Cara kepala negara/pemimpin yang baik karena Nabi Isa tidak perna menjadi kepala negara bahkan dikejar-kejar oleh orang Romawi dan orang Yahudi.
Demikian juga kalau kita ingin meneladani perjalanan hidup Nabi Musa juga terbatas dan tidak lengkap seperti perjalanan hidup Nabi Muhammad. Dari sini kita tahu bahwa keistimewaan Nabi Muhammad adalah seluruh sisi kehidupannya menjadi teladan dan terbaik dalam seluruh sisi.
Berikut ini adalah beberapa akhlak Rasulullah. Agar kita bisa mencontoh beliau secara maksimal atau paling tidak meniru apa yang telah beliau amalkan:
Akhlak terhadap makanan
Nabi Muhammad tidak perna mengatakan pada suatu makanan jika terlalu manis, asin, kurang pada makanan yang telah dihidangkan kepadanya. Beliau akan memakannya jika berkenan dan akan ditinggalkannya jika tidak suka. Semoga ini menjadi perenungan bagi kita yang masih sering mengomentari makanan. Jangankan makanan yang kita beli sendiri terkadang makanan gratisan pun kita komentari. Manusia umumunya akan sering mengomentari makanan sedangkan Nabi Muhammad seumur hidup tidak perna mengomentari hal itu.
Dari Abdullah bin Abbas, ketika Khalid bin Walid bersama Rasulullah masuk ke rumah Maimunah lalu dihidangkan kepada Rasulullah daging dhab panggang. Kemudian Rosulullah menjulurkan tangannya kearah daging tersebut. Sebagian wanita (yang ada di dalam rumah) berkata: ‘Beritahu Rasulullah atas apa yang akan dimakannya’. Maka mereka berkata: ‘Wahai Rasulullah, itu adalah daging dhab’.
Kemudian Beliau mengangkat tangannya dan lalu Khalid bin Walid bertanya: ‘Apakah daging ini haram wahai Rasulullah?’. Lalu Rosulllah bersabda: ‘Tidak, hanya saja binatang ini tidak ada di tanah kaumku aku memperbolehkannya’. Khalid berkata: ‘Aku pun mencuilnya dan memakannya, sementara Rasulullah memperhatikanku.’ (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan ketika diminta berkomentar tentang suatu makanan beliau pun melakukannya dengan komentar yang tidak mencela makanan. Apabila makanan yang dihidangkan kepada Rasulullah dan menyukainya maka beliau akan menyantapnya. Sedangkan saat menghadapai jamuan yang tidak menarik hati maka Rasulullah tidak akan menjamahnya tanpa mengeluarkan celaan apapun terhadap hidangan tersebut.
Menjadi pemimpin yang pemberani
Rosulullah adalah orang yang paling berani dalam peperangan sebagaimana diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib r.a. Kita telah tahu bahwa Ali adalah sahabat Rosulullah yang sangat pemberani yang menjadi pahlawan ketika Nabi Muhammad berjirah. Ketika itu orang-orang musrikin mengadakan sayembara untuk membunuh Nabi yang tidur ditempat nabi dan menghantikan posisi beliau adalah Ali Bin Abi Thalib.
Sehingga sewaktu-waktu orang musrikin itu bisa datang dan menikamnya tapi Ali Bin Abi Thalib sangat berani mengambil resiko itu. Ketika dalam perang khandaq hadir seorang pejuang suku Quraisy yang bernama Amr Bin Wud. Rasulullah bertanya: ‘siapa yang berani melawan amar bin wud?’. Ali Bin Abi Thalib maju dengan gagah mengalahkan Amr Bin Wud.
Begitu pula saat perang Khaibar hadir pula seorang pejuang yang terkenal dari kalangan mereka bernama Marhab dari Yahudi. Ali Bin Abi Thalib berhadapan dengannya dan berhasil membunuh Marhab yang membuat umat Islam menang salam perang tersebut. Ali Bin Abi Thalib yang begitu berani tapi ketika berbicara tentang nabi. Beliau berkata bahwa saat perang sudah sangat membara dan parah maka para sahabat termasuk dirinya akan berlindung di balik Nabi Muhammad.
Saat perang hunain, Allah tegur sebagian sahabat yang ikut perang bersama Rosulullah karena merasa berbangga diri dengan jumlah pasukannya yang banyak pada perang kali itu. Sebagaimana firman Allah berikut ini:
لَقَدْ نَصَرَكُمُ ٱللَّهُ فِى مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ ۙ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ ۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْـًٔا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُم مُّدْبِرِينَ
Artinya: Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah(mu). Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu. Kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai. (QS. At-Taubah: 25)
Ketika itu kaum muslimin menjapai 12000 pasukan perang sehigga ada seseorang sahabat yang sesumbar mengatakan:“kita tidak akan kalah karena jumlah kita yang banyak pada kali ini”. Maka Rosululah merasa berat dengan perkataan itu seakan-akan berbangga terhadap jumlah yang banyak dan lupa kepada Allah.
Ketika diserang oleh kabilah Hawazin, para pasukan yang banyak itu kabur tapi ada seseorang yang tidak melarikan diri yakni Rosulullah. Beliau maju dengan tunggangannya menuju arah kabilah Hawazin. Rosulullah sangat pemberani dan jika kita berbicara tentang keberanian maka beliau adalah yang nomor satu.
Meneladani kedermawanan Rosulullah
Suatu hari Rosulullah mengenakan baju yang sudah usang dan seseorang wanita melihatnya maka ia membuat baju yang indah dan memberikannya kepada Rosulullah. Sang perawih hadist mengatakan bahwa Rosulullah mengambil dan memakai baju tersebut karena beliau membutuhkan. Tiba-tiba ada seorang sahabat datang dan mengatakan: “Wahai Rosulullah, begitu indah baju yang kau pakai dan berikan kepadaku agar aku yang memakainya”.
Kemudian Rosulullah memberikan baju tersebut kepada sahabatnya itu. Ketika sahabat mengambil baju yang telah terkena keringat beliau. Datang sahabat-sahabat Nabi dan menegur orang itu dengan berkata: “kau pintar sekali, kau tahu nabi tidak perna menolak permintaan maka kau minta baju tersebut dari Rosulullah”. Sahabat yang satu itu pun berkata: ”aku meminta baju Rosulullah hanya karena berharap agar saat aku wafat dikafankan dengan baju tersebut”. Dan benar ketika ia meninggal baju yang perna dipakai oleh Rosulullah menjadi kafannya.
Rosulullah tidak perna menolak orang yang meminta sesuatu kepada beliau, jika beliau memilikinya maka akan diberikannya. Sungguh luar biasa Rosulullah dengan mudah memberikan apa yang ada dan dia miliki.
Ketika Rosulullah didatangi oleh orang arab Badui kemudian dia meminta kambing-kambing yang dimiliki oleh Rosulullah. Terkadang beliau memiliki harta yang banyak dari rampasan perang atau ghonimah, saat itu Rosulullah mendapatkan kambing yang banyak. Kata anas bin malik: “maka Rosulullah memberikannya kepada orang tersebut kambing yang begitu banyak”, orang tersebut kembali kekampungnya dan mengajak kaumnya untuk masuk Islam. Kata orang arab Badui itu: “wahai kaumku, masuk Islam lah kalian kalau ingin mendapatkan harta seperti aku, Muhammad itu kalau sudah memberikan sesuatu tidak perna takut miskin sama sekali”.
Beliau sangat luar biasa dermawan tidak ada cinta dunia dalam hatinya jika memiliki sesuatua akan beliau kasih kepada orang yang membutuhkan. Maka tidak heran jika kita mendapati kisah istri-istri beliau dan para sahabat juga bersikap dermawan karena mereka mengamalkan apa yang telah dicontohkan oleh Rosulullah.
Kita sering mendengar kisah abu bakar yang menyumbangkan seluruh hartanya untuk benjuang di jalan Allah. Juga kisah Ka’ab Bin Malik ketika bertaubat dia berkata akan menyumbangkan seluruh hartanya di jalan Allah tapi kata Rosulullah: “jangan dan sisakan sebagian buatmu”.
Sebagaimana juga istri beliau yakni Aisyah r.a. ketika ketiga di rumah ia didatangi seorang wanita kelaparan bersama dengan dua putrinya yang meminta makan kepada aisyah, ia mencari-cari makanan di dalam rumah tapi tidak menemukan apa-apa dan hanya menemukan 1 biji kurma dan memberikannya kepada wanitu tersebut.
1. Jauh dari kesombongan
Rosulullah ketika berkumpul dengan para sahabat beliau duduk bersama dengan para sahabat lainnya dengan sejajar. Sehingga membuat orang bingung jika hendak mencari Rosulullah karena duduk berbaur dengan para sahabatnya. Sampai suatu saat seorang sahabat berkata: ”wahai Rosulullah, kau harus duduk di tempat tinggi agar orang dapat mengentahui dirimu”. Akhirnya oleh para sahabat Rosulullah dibuatkan sebuah mimbar atau tempat duduk yang lebih tinggi agar ketiga seseorang datang dari jauh dapat mengenal Rosulullah.
Begitu pula ketika Rosulullah berhijrah dari Makkah menuju Madina bersama dengan Abu Bakar dan banyak orang-orang yang belum mengenal mereka berdua. Ketika masuk di Madina kaum Ansor menyambutnya tapi salah menyangkah dan menganggap Abu Bakar adalah Rosulullah dan sebaliknya karena mereka berdua mengenakan pakaian yang sama dan Rosulullah terlihat biasa-biasa saja. Tapi sesampainya di tempat Abu Bakar menaungi Nabi Muhammad hingga kaum Ansor akhirnya mengetahui Rosulullah yang sebenarnya.
Diantara sikap tawadhu yang dimiliki Rosulullah adalah beliau sering menunggangi khimar dan kita tahu bahwa khimar adalah tunggangan yang paling rendah. Dan itu tidak menjadi masalah bagi beliau meskipun sebagai kepala negara tidak harus selalu menaiki kuda dan berpenampilan mewah. Sebagaimana Rosulullah bersabda: “kesederhanaan adalah bagian dari iman” (HR. Abu Daud).
Ketika datang Abdullah Ibnu Mas’ud melihat Rosulullah tidur diatas tikar sampai membekas dipunggungnya, Abdullah Ibnu Mas’ud berkata: “bolehkah saya mengambil hamparan di atas tembikar ini untuk menjaga badan Rasul?”, kata Rosulullah: “apalah arti dunia bagiku? aku di dunia ini seperti seseorang yang bersafar kemudian berteduh di bawah pohon untuk istirahat kemudian melanjutkan perjalanan kembali”.
Sebagian sahabat datang kerumah Rosulullah yang kecil hingga atapnya dapat disentuh oleh tangan. Ketika itu Umar bin Khattab menangis melihat Rasulullah tidur di atas tempat tidur yang seperti itu. Rasulullah yang melihat Umar pun bertanya: “Mengapa engkau menangis, Wahai Umar?”, Umar menjawab: “Saya teringat Kisra (raja Persia) dan Kaisar (raja Romawi). Anda adalah Nabi Allah, tidur di tempat seperti itu. Sementara mereka tidur di atas ranjang-ranjang emas, dan pakaian mereka adalah kain-kain sutera yang bagus”, Mendengar hal itu Rasulullah berkata: “Wahai Umar, apakah kamu tidak rela jika mereka hanya memperoleh hal itu di dunia saja, sementara nanti akhirat hanya akan menjadi milik kita?”.
Seandainya rumah Rosulullah tidak direnovasi maka akan membuat generasi berikutnya melihat kondisi rumah orang terbaik di alam semesta yang seperti itu agar mereka zuhud kepada dunia, tapi pada akhirnya rumah Rosulullah direnovasi dan menjadi yang seperti sekarang ini.
2. Rosulullah yang pemaaf
Rosulullah perna terusir dan diusir dari kampung haamannya oleh bani Quraisy sehingga harus berjirah dari tempat yang dicintainya yakni kota makkah sebagaimana tempat beliau dilahirkan, menikah, membina keluaraga, begitu pula anak-anaknya lahir disana. Beliau meninggalkan kota makkah dengan perasaan sedih dan berkata: “wahai makkah sesunggunya engkau adalah tempat terbaik dan kota yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala. Kalau bukan karena kaummu mengusirku maka aku tidak akan meninggalkanmu”.
Rosulullah diuji oleh Allah untuk meninggalkan kampung halamannya setelah 13 tahun beliau berdakwah. Tapi 8 tahun kemudian beliau kembali dengan membawah 10000 pasukan untuk menyerang orang-orang yang dahulu telah mengusir dan memusuhi Rosulullah di kota Makkah.
Saat pasukan Rosulullah berhasil menguasai kota Makkah maka bani Quraisy dikumpulkan dan berkata kepada mereka: “wahai bani Quraisy, menurut kalian apa yang telah aku lakukan pada kalian?”. Kata orang Quraisy: “wahai Muhammad engkau orang baik di bumi ini dan bapakmu juga orang baik engkau akan melakukan kebaikan”. Mendengar hal itu Rosulullah berkata: “aku tidak berkata kepada kalian kecuali seperti perkataan sodaraku yusuf kepada kalian”. Beliau memaafkan orang Quraisy tanpa mengungkit-ngungkit masa lalu seperti kisah nabi yusus yang telah memaafkan sodara-sodaranya meski telah membuangnya ke dalam sumur.
Tentu mereka ingat perlakuannya terhadap Rosulullah, mereka telah mengusir, ingin membunuh, menyerang Rosulullah secara berturut-turut seperti pada perang Badar, perang Uhud, dan perang Khandaq. Tapi saat Rosulullah menguasai kota Makkah lihatlah apa yang telah beliau lakukan pada kaum Quraisy.
Tidak ada celaan bagi mereka meski musrik dihadapan Rosulullah tapi beliau memintanya untuk pergi. Bani Quraisy akhirnya pergi dengan gembira sampai mendapati dari mereka perasaan kagum terhadap akhlak Rosulullah yang pemaaf hingga banyak juga yang masuk Islam diantara mereka.
3. Sikap nabi terhadap anak-anak
Rosulullah begitu sayang kepada cucunya salah satunya adalah Umamah Binti Abul Ash. Beliau memiliki putri bernama Zaenab yang menikah dengan Abul Ash bin Rabi’ dianugerahi seorang putri bernama Umamah. Saat itu Rasulullah membawa Umamah sholat dihadapan para sahabat, beliau sholat fardhu sambil menggendong Umamah. MasyaAllah, begitu penyayangnya beliau terhadap anak-anak.
Rosulullah sedang sholat sholat dan ingin memanjangkan bacaan sholatnya kemudian beliau mendengar suara tangisan anak kecil maka beliau mempercepat sholatnya. Hal itu membuat para sahabat kaget karena tidak biasanya beliau begitu. Rosulullah berkata: “aku ingin memanjangkan bacaan sholat tapi aku mendengar suara tangisan anak-anak yang membuatku kasihan terhadap ibunya”. Hal tersebut dapat menjadi perenungan bagi kita agar lebih perhatian terhadap anak-anak. Begitu pula saat Rosulullah saat bertemu dengan anak-anak yang sedang berkumpul maka beliau mengucapkan salam terlebih dahulu.
Ketika sedang berkhotbah, Rosulullah melihat Hasan dan Husain mengenakan baju baru sehingga bajunya membuat mereka terjatuh berkali-kali saat berjalan. Hal tersebut membuat Rosulullah tak tega lalu menghentikan khotbahnya dan turun dari mimbar untuk mengambil kedua cucunya, dia membawanya dan melanjutkan khotbahnya yang sempat terhenti itu.
Suatu hari pula beliau sholat tiba-tiba datang Hasan atau Husain naik diatas leher beliau saat sedang sujud. Mereka menjadikan Nabi Muhammad sebagai kuda-kudaan dan para sahabat yang sujud bersama beliau merasa jika sudah terlalu lama hingga ada seorang sahabat diantaranya ingin tahu dan melihat ternyata ada anak-anak diatasnya, lalu ia kembali sujud.
Setelah selesai sholat, para sahabat lainnya bertanya: ”wahai Rosulullah kenapa engkau sujud terlalu lama? Apakah terjadi sesuatu? ataukah turun wahyu?”, menanggapi hal itu Rosulullah berkata: “semua itu tidak terjadi dan yang terjadi adalah cucuku menjadikanku tungganggannya saat aku bersujud. Aku tidak ingin menurunkannya dari leherku sampai dia puas”.
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Singaraja dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Rekomendasi Artikel:
- Kisah Muallafah Cantik yang Mendapatkan Ketenangan dalam Agama Islam
- Kisah Mualaf Bule Asal Australia yang Akhirnya Masuk Islam di Indonesia
- Kelanjutan kisah Mualafah dalam Desa yang Seluruh Penduduknya Kristen dan Dihadapkan dengan Pilihan Berat dalam Hidup
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361