Dlam kajian kali ini, Aya Sofya menghadirkan Ustadz Ahmad Kainama sebagai tumpuan pengetahuan. Kajian kali ini yang bertema “Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru Bukanlah Firman Tuhan”, menjadi topik yang penting untuk dibahas karena menyangkut kebenaran Ketuhanan yang sebenarnya. Pernyataan Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama bukanlah firman Tuhan, bukanlah hanya pernyataan asumsi yang tidak memiliki latar belakang. Karena itulah, pernyataan Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama bukanlah firman Tuhan ini akan dibahas secara teliti untuk menghindari kata “karangan” oleh umat Kristen.
Fenomena Az Zaitun dan Krisis Pemahaman Kitab Suci
Dalam beberapa tahun terakhir, nama Az Zaitun mencuat sebagai salah satu komunitas keagamaan yang kontroversial di Indonesia. Komunitas ini dipimpin oleh seorang tokoh yang mengklaim dirinya sebagai “Imam Mahdi” dan menyampaikan ajaran yang menyimpang dari prinsip-prinsip Islam yang murni. Klaim dan tafsir bebas terhadap Alkitab maupun Al-Qur’an dalam kelompok ini mencerminkan satu krisis mendasar: kesalahpahaman terhadap wahyu-wahyu Allah dari masa ke masa. Artikel ini akan mengupas secara mendalam mengenai:
- Perbedaan esensial antara Taurat, Injil, dan Perjanjian Lama maupun Baru
- Posisi Al-Qur’an sebagai penyempurna wahyu sebelumnya
- Distorsi yang terjadi pada kitab-kitab terdahulu
- Kesesatan ajaran Az Zaitun dari perspektif sejarah dan aqidah Islam
Dengan memahami akar sejarah dan teologis dari kitab-kitab samawi, umat Islam akan memiliki fondasi yang kuat untuk menangkal penyimpangan yang dibungkus dengan dalih “keadilan dan kasih” namun hakikatnya menyimpang dari tauhid yang murni.
1. Taurat dan Injil: Wahyu yang Pernah Diberikan kepada Para Nabi
a. Taurat: Wahyu untuk Kaum Bani Israil melalui Nabi Musa
Taurat merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salam sebagai petunjuk hidup bagi Bani Israil. Dalam Al-Qur’an, disebutkan:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya…” (QS. Al-Ma’idah: 44)
Namun, Taurat yang asli sudah tidak lagi ditemukan dalam bentuk murninya. Yang kini dikenal sebagai “Taurat” dalam Alkitab (yakni lima kitab pertama dalam Perjanjian Lama: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan) adalah karya yang dikompilasi oleh para rabi setelah masa pembuangan di Babilonia, dan dipenuhi oleh unsur sejarah, narasi manusia, dan bahkan kontradiksi.
b. Injil: Wahyu kepada Nabi Isa, Bukan “Empat Injil” dalam Alkitab
Injil adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihis salam (Yesus) sebagai kelanjutan dari Taurat dan petunjuk moral bagi umatnya. Namun yang disebut sebagai “Injil” dalam kekristenan sekarang adalah empat kitab karya manusia:
- Injil Matius
- Injil Markus
- Injil Lukas
- Injil Yohanes
Keempatnya bukanlah firman langsung dari Allah, melainkan catatan naratif yang ditulis bertahun-tahun setelah Nabi Isa wafat. Injil Yohanes bahkan sarat dengan doktrin Trinitas dan “Anak Allah” yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi Isa sendiri.
2. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru: Kitab Suci atau Kumpulan Teks Gereja?
Perjanjian Lama dan Baru adalah istilah khas Kristen. Keduanya terdiri dari kumpulan kitab yang dijadikan fondasi ajaran gereja.
- Perjanjian Lama (Old Testament): Berisi teks-teks Yahudi termasuk Taurat, Kitab Nabi-Nabi, Mazmur, dan lainnya.
- Perjanjian Baru (New Testament): Berisi tulisan-tulisan tentang Yesus, para rasul, serta surat-surat Paulus dan wahyu Yohanes.
Namun dalam sejarahnya, tidak ada satu pun versi asli dari kitab-kitab ini. Kitab-kitab tersebut ditulis ulang, diedit, dan dipilih melalui konsili-konsili gereja seperti Konsili Nicea tahun 325 M, bukan diturunkan dari langit.
3. Distorsi dan Penyimpangan Kitab-Kitab Terdahulu
a. Penghapusan Tauhid dan Masuknya Konsep Trinitas
Salah satu bentuk penyimpangan terbesar adalah penghilangan ajaran tauhid dan digantikannya dengan Trinitas. Nabi Isa sendiri berkata:
“Tuhan kita adalah satu!” (Markus 12:29)
Namun dalam doktrin Kristen, Nabi Isa dijadikan “anak Tuhan” bahkan bagian dari Tuhan itu sendiri, sebuah penyimpangan serius dari ajaran semua nabi sebelumnya.
b. Intervensi Paulus dan Konsili Gereja
Tokoh Paulus sangat berperan dalam menciptakan dogma baru yang menyimpang dari Injil Nabi Isa. Ia mempromosikan:
- Penebusan dosa melalui salib
- Kewajiban menerima Yesus sebagai Tuhan
- Menghapus hukum Taurat (syariat)
Ajaran ini dikukuhkan dalam konsili-konsili gereja, dan sejak itulah penyimpangan menjadi resmi dalam kekristenan.
4. Al-Qur’an: Kitab Penutup yang Menyempurnakan dan Mengoreksi
Al-Qur’an adalah kitab terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia datang sebagai penyempurna dan koreksi atas penyimpangan yang terjadi dalam kitab-kitab sebelumnya:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dengan membawa kebenaran, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan sebagai penjaga terhadapnya…” (QS. Al-Ma’idah: 48)
Al-Qur’an tidak hanya menyempurnakan, tapi juga meluruskan:
- Menegaskan kembali keesaan Allah (tauhid)
- Menolak doktrin anak Tuhan
- Meluruskan sejarah para nabi
5. Ajaran Az Zaitun: Mengacaukan Kitab-Kitab, Merusak Aqidah
Az Zaitun menggunakan pendekatan sinkretis yang mencampuradukkan ajaran Alkitab dan Al-Qur’an. Mereka mengklaim mengikuti semua nabi, tetapi sejatinya:
- Memakai Injil versi gereja sebagai rujukan teologis
- Mengaburkan batas antara Islam dan Kristen
- Mengangkat tokoh pemimpinnya setara dengan “imam besar” atau “Mesias”
Lebih parah lagi, mereka menganggap Al-Qur’an belum final dan pemahaman sang Imam Zaitun-lah yang menjadi kunci akhir zaman. Ini adalah bentuk ghuluw (berlebihan) yang sesat.
6. Strategi Pemurtadan Terselubung: Dari Kolonialisme ke Kristenisasi Gaya Baru
Ajaran semacam Az Zaitun tidak lepas dari sejarah panjang kristenisasi di Nusantara. Dahulu, Belanda memakai politik etis dan pendidikan Kristen untuk memurtadkan pribumi. Kini, sasarannya adalah:
- Mualaf yang masih mencari jati diri
- Umat Islam yang lemah pemahaman tauhidnya
- Kelompok masyarakat yang tertarik pada “kasih universal”
Mereka membungkusnya dengan dalih perdamaian dan toleransi, padahal sejatinya adalah upaya infiltrasi aqidah.
Kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah, Tolak Penyimpangan
Umat Islam tidak boleh tertipu oleh simbol-simbol keagamaan, jargon kasih, atau tokoh yang mengaku sebagai pembaharu. Petunjuk yang benar hanya berasal dari:
- Al-Qur’an yang terjaga keasliannya
- Sunnah Nabi Muhammad yang shahih
- Pemahaman ulama salafush shalih
Membedakan antara Taurat, Injil, Perjanjian Lama-Baru dan Al-Qur’an adalah langkah awal untuk memahami akar penyimpangan ajaran seperti Az Zaitun. Dan dengan pemahaman itu, kita wajib menjaga akidah dan menyelamatkan umat dari penyimpangan zaman.
“Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali ‘Imran: 19)
Menjaga Kemurnian Akidah dan Menyambut Hidayah dengan Ilmu
Akhirnya, melalui paparan panjang ini kita diajak untuk menelusuri jejak wahyu dari masa ke masa: Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa ‘alaihissalam, Zabur kepada Nabi Dawud ‘alaihissalam, Injil kepada Nabi Isa ‘alaihissalam, hingga Al-Qur’an sebagai wahyu terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Setiap kitab diturunkan dengan misi tauhid,mengajak umat manusia menyembah hanya kepada Allah semata, tanpa sekutu, tanpa perantara, dan tanpa memper-Tuhankan makhluk.
Namun sejarah mencatat bahwa banyak ajaran ilahi yang mengalami distorsi, baik oleh tangan-tangan penguasa, para pemuka agama yang tidak amanah, maupun oleh para penjajah yang menjadikan agama sebagai alat untuk menguasai bangsa lain. Penyimpangan demi penyimpangan itu membuahkan ajaran-ajaran baru yang justru bertentangan dengan esensi tauhid, seperti ajaran Trinitas, doktrin penebusan dosa, hingga berbagai aliran sempalan yang mengklaim sebagai penerus wahyu, padahal menyimpang jauh dari sumbernya.
Di tengah kekacauan makna dan pencampuradukkan ajaran tersebut, Islam hadir membawa Al-Qur’an sebagai kitab penutup yang sempurna, terjaga keasliannya oleh Allah sendiri, serta membenarkan dan sekaligus mengoreksi penyimpangan kitab-kitab sebelumnya. Maka, menjadi kewajiban setiap Muslim untuk senantiasa kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah sebagai pedoman hidup yang lurus, murni, dan tidak tercemari oleh kepentingan dunia.
Dalam konteks Indonesia, kita pun harus lebih waspada terhadap berbagai gerakan yang berusaha menyusupkan paham-paham sesat ke tengah umat Islam, seperti ajaran Az Zaitun yang dengan terang-terangan mencampuradukkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan simbol-simbol Yahudi, Kristen, bahkan mistik lokal, demi membangun kekuasaan dan pengaruh. Hal ini tidak boleh dianggap sepele, sebab menyangkut masa depan akidah generasi mendatang.
Semoga kita semua diberi taufik oleh Allah untuk istiqamah dalam memegang ajaran Islam yang murni, menjauhi kesyirikan dan bid’ah, serta menjadi pembela kebenaran di tengah zaman yang penuh fitnah. Jangan pernah lelah menuntut ilmu, berdakwah dengan hujjah, dan berdoa agar kita tetap dalam hidayah hingga akhir hayat. Sebab hidayah adalah nikmat terbesar, dan menjaganya adalah tugas sepanjang hayat.
.
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 851-7301-0506 (Admin Center)
CHAT: wa.me/6285173010506
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361
ADDRESS:
MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah Blok Q8, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.
PURWOKERTO: RT.04/RW.01, Kel. Mersi, Kec. Purwokerto Timur., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2 No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
SURABAYA: Purimas Regency B3 No. 57 B, Kec. Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 60294.
TANGERANG: Jl. Villa Pamulang No.3 Blok CE 1, Pd. Benda, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15416
BEKASI: Jl. Bambu Kuning IX No.78, RT.001/RW.002, Sepanjang Jaya, Kec. Rawalumbu, Kota Bks, Jawa Barat 17114