Perjalanan menapak tilas sejarah para nabi di tanah Mesir membawa pada penemuan yang mengejutkan: banyak fakta sejarah yang bertolak belakang dengan apa yang selama ini diyakini dan diajarkan dalam Bible atau Alkitab Kristen. Penelusuran ini dilakukan langsung dari sumber sejarah di Kairo, Mesir, yang menyimpan jejak penting kehidupan Nabi Musa, tokoh sentral dalam tiga agama samawi.
Kota Gosen dan Identitas Nabi Musa
Di tengah-tengah tanah Mesir, tepatnya di dekat sungai Nil, terdapat kota kuno bernama Gosen, kota yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan Nabi Musa AS. Nama modern dari kota ini kini dikenal sebagai Rameses, dan jaraknya sekitar 100 kilometer dari Kairo. Dalam Bible (Alkitab Kristen), Gosen disebut sebagai tempat tinggal Bani Israil di Mesir, namun informasi menarik justru datang dari sumber-sumber lokal dan artefak sejarah yang menunjukkan bahwa bahasa, budaya, dan bahkan konsep ketuhanan Nabi Musa tidak sesuai dengan narasi yang dikembangkan dalam Bible Kristen.
Nabi Musa Tidak Berbahasa Ibrani
Salah satu temuan besar dari penelusuran ini adalah bahwa Nabi Musa tidak pernah berbicara dalam bahasa Ibrani selama hidupnya di Mesir. Sejak bayi hingga usia dewasa (sekitar 36–40 tahun), beliau tinggal di istana Firaun dan menggunakan bahasa Koptik Kunobahasa Mesir Kuno yang pada masa itu digunakan di wilayah kerajaan. Baru setelah keluar dari Mesir dan berinteraksi dengan masyarakat Arab di Tanah Midian, muncul pengaruh bahasa-bahasa seperti Ugarit dan Arab.
Penting untuk dicatat, bahasa Ibrani baru digunakan oleh keturunan Bani Israil saat mereka telah bermukim di tanah Kanaan. Fakta ini secara langsung membantah narasi Alkitab yang menggambarkan Musa berbicara bahasa Ibrani sejak awal. Bahkan, saat Musa bertemu dengan Nabi Syuaib (Jitro), komunikasi terjadi dalam bahasa Arab, bukan Ibrani.
Konsep Ketuhanan: Warisan dari Syuaib, Bukan dari Tradisi Ibrani
Alkitab menyebut bahwa Musa mengenal Tuhan sejak awal hidupnya. Namun sejarah nyata menunjukkan hal berbeda. Nabi Musa AS baru mengenal konsep ketuhanan yang monoteistik setelah ia melarikan diri dari Mesir dan bertemu Nabi Syuaib di Midian. Syuaib—yang merupakan imam bangsa Arab keturunan Ismail—memperkenalkan kepada Musa nama Tuhan dan konsep keesaan Allah.
Kitab Keluaran pasal 18 dalam Alkitab justru menyatakan bahwa Jitro (Syuaib) mengajarkan kepada Musa bagaimana mengatur umat dan menyampaikan ajaran ketuhanan. Bahkan, nama Tuhan yang kemudian dikenal oleh Musa pun pertama kali beliau dengar dari mertuanya ini. Ini membuktikan bahwa ajaran monoteisme yang dipegang Musa bukan berasal dari doktrin Ibrani atau kekristenan, melainkan dari ajaran keturunan Ismail, yaitu kaum Arab.
Musa dan Wahyu: Bukan Tuhan, Tapi Malaikat
Dalam kisah populer semak terbakar, Bible (Alkitab) menyebut bahwa Musa berbicara langsung dengan Tuhan. Namun dalam sudut pandang Islam dan juga beberapa catatan sejarah lokal Mesir, makhluk yang hadir dalam bentuk api itu bukan Tuhan, melainkan malaikat Allah bernama Uriel, yang menyampaikan wahyu kepada Musa. Hal ini lagi-lagi mempertegas bahwa konsep ketuhanan Musa dibentuk oleh wahyu yang disampaikan melalui utusan, bukan melalui perjumpaan langsung sebagaimana diklaim oleh versi Alkitab.
Inskripsi Museum Mesir: Fakta yang Menggelitik
Salah satu penemuan menarik di museum Kairo adalah keberadaan tiga nama Musa (Moshe) dalam catatan Mesir Kuno. Namun anehnya, tertulis bahwa ada satu Musa yang hilang dari catatan sejarah resmi Mesir, disebut sebagai pengkhianat. Hal ini membuka spekulasi bahwa Nabi Musa yang asli mungkin telah dihapus dari sejarah Mesir karena dianggap mengkhianati bangsa tersebut dengan membawa lari Bani Israil keluar dari Mesir. Fakta ini justru menguatkan narasi dalam Al-Qur’an yang menyebut bahwa Musa melawan kezaliman Firaun dan membawa umatnya keluar dari penindasan.
Kekristenan Tidak Relevan dalam Narasi Musa
Berdasarkan penelusuran sejarah langsung dari Mesir, terbukti bahwa:
- Bahasa Nabi Musa bukan Ibrani, tetapi Koptik dan Arab.
- Konsep monoteisme yang diyakini Musa berasal dari ajaran Nabi Syuaib, bukan dari tradisi Ibrani.
- Nama Tuhan pertama yang dikenal Musa berasal dari keturunan Ismail, bukan dari Yahudi apalagi kekristenan.
- Bible bertentangan dengan fakta sejarah, khususnya dalam narasi kehidupan Musa.
Dengan demikian, tidak ada hubungan langsung antara Nabi Musa dan kekristenan, sebagaimana sering diklaim dalam banyak literatur teologi Kristen. Ajaran Nabi Musa adalah tauhid murni, bukan doktrin Trinitas.
“Segala sesuatu yang tertulis dalam Al-Qur’an terbukti benar dan didukung oleh bukti sejarah yang nyata.”
Saatnya Kebenaran Ditegakkan
Muslimin dan muslimah, mari kita bawa fakta-fakta ini ke permukaan. Sampaikan kepada saudara-saudara kita yang masih memeluk ajaran yang menyimpang, bahwa sejarah telah berbicara. Nabi Musa bukan pembawa ajaran Trinitas, melainkan pelopor Tauhid. Konsep Ketuhanan yang murni, yang kelak dilengkapi dan disempurnakan oleh Rasul terakhir, Nabi.
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA

MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 851-7301-0506 (Admin Center)
CHAT: wa.me/6285173010506
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361
ADDRESS:
MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah Blok Q8, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.
PURWOKERTO: RT.04/RW.01, Kel. Mersi, Kec. Purwokerto Timur., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2 No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
SURABAYA: Purimas Regency B3 No. 57 B, Kec. Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 60294.
TANGERANG: Jl. Villa Pamulang No.3 Blok CE 1, Pd. Benda, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15416
BEKASI: Jl. Bambu Kuning IX No.78, RT.001/RW.002, Sepanjang Jaya, Kec. Rawalumbu, Kota Bks, Jawa Barat 17114