KISAH MUALAF TUNANETRA YANG MENGINSPIRASI BANYAK ORANG, DISEBUT ANAK KUTUKAN DEWA HINGGA MENJADI TULANG PUNGGUNG KELUARGA

Galuh Andika Sari adalah namannya.
Kisah mualaf kali ini berasal dari gadis muda kelahiran tahun 2000 sehingga saat ini masih berumur 20 tahunan. Ia lahir di Sidoarjo dam kembali ke Bali saat usianya masih satu bulan. Sejak saat itu ia tidak tinggal bersama orang tuanya. Hingga pada usia 12 tahunan kembali ke Jawa dan tinggal di rumah neneknya yang ada di Sidoarjo. Keluarga yang beragama Budha, ayahnya berasal dari Bali yang merupakan seorang Pedanda dan ibunya berasal dari Jawa.

Berbeda dari kisah kebanyakan mualaf dan orang diseusiannya. Gadis belia ini lahir dengan keterbatasan yang membatasi pengelihatannya (Tunanetra) sehingga oleh orang tuanya tidak pendapatkan pengakuan yang layak. Oleh orang tuannya dianggap sebagai anak kutukan dewa dan menjadi anak buangan yang diasuh oleh seorang pengasuh.

Nyatanya segala kesulitan ini tidak membuatnnya menyalahkan takdir Allah. Banyak sekali pelajaran hidup yang bisa diambil dari sosok gadis muda bernama Galuh ini. Saat ini ia menempuh semester 4 jurusan Bimbingan Konseling di Universitas Negeri Malang. Keterbatasan yang dimilikinnya itu nyatanya bisa menginspirasi banyak orang termasuk kedua temannya yang selalu ada disisinya dalam suka dan duka.

Sejak kecil sudah tidak tinggal bersama orang tuannya karena kondisinya yang memiliki kekurangan. Orang tuanya pun merasa malu dengan kondisi putrinnya yang seperti itu, hingga akhirnya dirinya tinggal bersama seorang pengasuh.

“Jadi ayah saya kebetulan seorang Pedanda, jika dalam agama Islam mungkin seperti ustadz. Beliau tidak mengakui saya sebagai anaknnya karena saya tunanetra. Beliau merasa bahwa saya ini adalah kutukan dari dewa, jadi beliau malu memiliki putri seperti saya sehingga saya dititipkan di pengasuh”. Jelasnnya sambil menahan pilu dengan ketegaran hatinya.

Saksikan kisahnya dalam video dibawah ini:

Latar Belakang Memeluk Agama Islam

Tidak terpuruk dalam keputus asaan, meski diuji dengan penglihatan hingga mengidap penyakit kanker otak. Dia memiliki kisah inspiratif dalam menemukan jati diri dan perjalanannya dalam menemukan kebenaran agama Islam. Hingga akhirnya memutuskan memeluk agama Islam di tahun 2015 yang saat itu sedang duduk dibangku kelas 3 SMP.

“Awalnya saya kurang puas dengan agama saya, banyak hal-hal yang menurut saya kurang bisa dinalar. Seperti kenapa harus ada penyembahan di batu, pohon, dan lain sebagainnya, dengan adat-adatnya yang begitu banyak sekali. Waktu itu saya juga pergi ke gereja, saya iseng saja masuk ke gereja terus nyanyi disana sampai mau di baptis. Tapi disana juga saya mendapatkkan jawaban yang kurang puas dan akhirnya saya mencari tahu tentang Islam, lebih tepatnya saat itu saya pergi menemui salah satu guru saya”. Kata mbak Galuh saat berbagi kisah dan motivasinya menjadi mualaf.

Perlu kita tahu bahwa diusia yang masih muda dan kondisi yang berketerbatasan itu, ia masih harus bekerja untuk membiayai hidupnya karena tidak perna lagi mendapatkan dana dari orang tuannya. Ia perna menjadi seorang penyanyi cafe dan menjadi pengamen bus dari Perak Surabaya ke Bungurasih. Di masa-masanya itu ia benar-benar mencari jati dirinya hingga perna kerap kali terjerumus dalam hal-hal yang salah.

“Ibaratnya dulu itu saya juga ngerokok waktu SMP dan saya juga peminum. Kemudian saya diingatkan oleh guru saya kalau perilaku itu tidak diperbolehkan Tuhan. Kemudian saya bertanya: tuhan itu siapa, dimana keistimewaan tuhan? Sejak saat itulah beliau sering menjelaskan kepada saya tentang agama yang dianutnya yaitu Islam”. Jelasnya lebih lanjut.

Lama-kelamaan dan tentunnya melalui proses dan kisah yang panjang. Pada akhirnya mbak Galuh memantapkan hati untuk berpindah agama ke Islam dan menjadi mualaf. Meskipun mendapatkan pertentangan dari orang tuanya.

“Orang tua saya sangat-sangat tidak setuju. Terutama mama, sedangkan kalau ayah sudah benar-benar tidak peduli. Mama benar-benar tidak setuju dan marah sekali, sampai perna berkata: kenapa kamu harus masuk agama Islam? Kamu boleh masuk agama lain tapi jangan Islam. Itu agama miskin, nggak penting kamu masuk kesitu”. Kata mbak Galuh yang berbagi kisah saat menjelaskan reaksi orang tuanya saat ia memeluk agama Islam dan menjadi mualaf.

Menanggapi reaksi mamanya itu, ia mengatakan bahwa agama Islam membuatnya lebih tenang karena masih bisa makan, bersekolah dan segala macam. Semua itu sudah kehendak Allah yang maha mengatur segala urusan hamba-hambanya. Meskipun sudah dijelaskan lebih dalam tetapi mamanya tetap tidak mau menerima dan bahkan semua identitas dan sertifikat syahadat juga dirobek oleh mamanya.

Bagaimana Nasibnya Setelah Memeluk Agama Islam?

Kisah perjuangannya menjadi mualaf tidak sampai disitu saja, setelah berjalan beberapa tahun dan tamat SMA kini mbak Galuh melanjutan kuliah di Universitas Negeri Malang Jurusan Bimbingan Konseling dan memasuki semester 4. Alasannya melanjutkan kuliah karena ingin mengubah nasibnya. Pada saat itu dia melakukan banyak pekerjaan untuk mendapatkan uang dan menghidupi dirinya dan ketiga adiknnya, serta mamanya yang telah berpisah dengan ayahnya.

Waktu itu mbak Galuh masih kelas 2 SMP dan ingin mengubah nasibnya, kemudian dia berkonsultasi dengan guru BK. Ia mengatakan keinginannya untuk berkuliah tapi tidak mempunyai biaya. Guru Bk itupun mengatakan bahwa dia pasti bisa berkuliah dan pasti ada jalan bagi yang ingin berubah menjadi lebih baik.

Maka sejak saat itu, mbak Galuh mulai bertekat kuliah meskipun perjuangannya benar-benar susah karena tidak ada support sama sekali dari orang tuanya. Meskipun pasti ada sedikit keraguan tapi pada akhirnya kembali yakin bahwa pertolongan Allah itu nyata dan Allah itu tidak tidur. Jadi pada akhirnnya iapun berangkat menuntut ilmu kejenjang yang lebih tinggi tanpa modal sedikitpun.

“Saya saat itu tidak tahu bidikmisi atau apapun, saat itu saya masuk dijalur undangan terus setelah itu guru BK mendaftarkan saya bidik misi dan lain sebagainnya. Akhirnnya saya masuk di Universitas Negeri Malang dengan beasiswa bidikmisi dan itupun belum ada tempat tinggal”. Kata mbak Galuh saat menjelaskan kepada kami alasannya bisa berkuliah di Malang.

“Saya dulu sempet tidur di masjid dan di sekretnya BEM sampai akhirnnya saat itu saya ingin tinggal di asrama dengan cara mencicil. Saya tidak ingin di geratiskan sih, cuma ingin mencicil karena masih harus kerjadan menunggu beasiswanya keluar. Tapi Alhamdulillah pemilik asrama itu memberikan free selama 4 tahun, selama saya kuliah disana”. Jelasnya lebih lanjut.

Perlu diketahui bahwa mbak Galuh memiliki tanggungan yang harus dibiayai, hingga akhirnya pasca orang tuanya berpisah dan harus menjadi tulang punggung keluargannya (ketiga adik dan mamanya). Terlebih lagi sang ibunya menderita penyakit kejiawaan yaitu Biopolar dan Skizofrenia yang sempat dirawat di Lawang-Malang pada saat itu.

Menurutnya mungkin salah satu pemicu ibunya terkena penyakit itu adalah karena dulu adalah seorang yang berkecukupan tapi ternyata usahannya ditipu dan berpisah dengan ayah hingga akhirnnya menderita penyakit itu. Kita tau bahwa jenis penyakit itu adalah gangguan psikologis yang membuat penderitannya kerap kali menjadi emosi seperti marah-marah dan bertingkah kasar untuk sesuatu hal kecil.

Apa Perna Mendapatkan Kekerasan Fisik

“Sering, ketika saya tidak memenuhi target. Namanya pekerjaan pasti tidak selalu stabil. Seperti ketika saya sudah masuk Islam, sehingga harus berhenti sebagai penyanyi cafe karena ada yang mengatakan bahwa itu tidak boleh. Saat itu keuangan saya sangat-sangat turun, jika mungkin biasanya bisa memberikan 4-5 juta kepada mama maka setelah itu sangat-sangat turun drastis karena saya tidak memiliki pekerjaan lagi”. Jelasnya.

“Dari situ otomatis mama saya marah dan tidak terima, akhirnnya sering dipukul dan ditendang. Banyak tetangga dan teman-teman saya pun hendak melaporkan mama ke polisi tapi ya sudahlah itu tidak perlu karena bagaimanapun itu orang tua saya”. Jelasnya lebih lanjut.

Kisah mualaf Mbak Galuh ini sangat memprihatinkan, tak hanya sekedar dipukul dan ditendang oleh ibunya. Ia bahkan kerap kali memukulnya dengan benda keras seperti balok kayu, batu bata, dan kadang juga memakai sapu yang sampai perna membuat kepalanya berdarah-darah. Serta laptop yang digunakannya untuk kuliah juga dibanting karena tidak bisa mencukupi keperluan dari ibunya, sedangkan itu adalah laptop yang ia pinjam dari jurusannya. Mungkin Allah mengujinya dengan seperti itu, kalau senantiasa bersabar maka akan Allah ganti dengan surga. Aaamiin.

Saat ini tak hanya berkuliah, mbak Galu juga melakukan banyak kesibukan seperti membantu pekerjaan dosen, kerja apapun seperti bantu-bantu, dan membuat makalah untuk mendapatkan bayaran yang akan ia gunakan untuk memenuhi kebutuhannya yang lain.

Apa Harapan yang Dimiliki oleh Mbak Galuh?

“saya berharap mungkin bisa mendapatan pekerjaan tetap dan kebutuhan saya bisa tercukupi sehingga bisa menyekolahkan adik-adik saya, mencukupi keperluan mama, dan setidaknnya bisa kumpul lagi bersama mama”. Katanya.

Begitulah harapan besar mbak Galuh karena sampai saat ini ia tidak bisa menemui mamanya. Tiap kali bertemu pasti akan ada kegaduhan sehingga dia tak ingin jika mamanya dicap buruk oleh para tetangga. Meskipun sering dianiaya oleh ibunya tapi responnya sungguh sangat luar biasa.

“saya malu saja dengan tetangga saya, saya tidak ingin mama saya dicap buruk karena bagaimanapun sebenarnnya setiap orang itu baik, mungkin karena lingkungan saja atau karena faktor-faktor tertentu yang mengakibatkan seseorang menjadi seperti itu”. Jelasnnya yang membuat banyak orang takjub dengan kebesaran hatinya.

Disamping seorang tunanetra, ternyata juga menderita suatu penyakit yakni kanker otak yang membuatnya harus sering melakukan kemotrapi. Akan tetapi karena ada beberapa hal sehingga membuatnya merasa harus berhenti menjalankan pengobatannya itu.

“karena terlalu capek itu bisa, saya tidak tahu karena saya tidak bisa lihat. Tapi kata teman-teman saya itu bisa sampai mimisan, terus kadang juga pingsan. Perna persentasi di kelas dan kadang juga membantu dosen untuk melakukan sesuatu, kemudian tiba-tiba pingsan dan itu sering sekali terjadi. Kadang juga gampang capek tapi saya berusaya tetap positif karena kalau kita terlalu memikirkan penyakit maka akan semakin parah”. Jelasnya.

Sosok Galuh Andika Sari di Mata Teman Dekatnya

Beberapa temannya berhasil kami wawancarai tentang kepribadian mbak Galuh. Mereka mengatakan bahwa sangat takjub dengan perjalanan hidupnya. Memiliki keterbatasan tapi masih bisa menginspirasi banyak orang untuk lebih semangat dalam menjalani hidup dan lebih bersyukur atas apa yang dimiliki. Dengan fisik yang dimiliki oleh mbak Galuh saat ini, ia masih bisa mandiri. Sedangan mungkin diluar sana masih banyak orang dengan keadaan normal tapi lebih mudah ketergantungan.

Mbah Galuh adalah sosok yang bijak, lebih dewasa daripada orang-orang seumurannya. Lebih banyak memiliki pengalaman hidup yang memberikan banyak hikmah bagi kebanyakan orang. Semoga kisah mualaf mbak galuh ini bisa memotivasi kita semua untuk senantiasa bersyukur dengan nikmat Allah. Kisahnya ini mungkin juga teguran dari Allah untuk beberapa orang yang masih kufur nikmat dan menyianyiakan masa mudanya untuk hal yang tidak bermanfaat.

Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-nya dengan cara belajar agama islam. Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.

Kami siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.


Rekomendasi Artikel:


Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).


ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?

REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA


SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:

MUALAF CENTER AYA SOFYA


MEDIA AYA SOFYA

Website: www.ayasofya.id

Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA

YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA

Instagram: @ayasofyaindonesia

Email: ayasofyaindonesia@gmail.com


HOTLINE:

+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100

+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361


Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.