Perdebatan Ketuhanan Antar Agama Kristen
Tidak Akan Berujung
Perlu kita ketahui bahwa suatu agama atau keyakinan jika masih mempersoalkan tentang ketuhanan maka menimbulkan tanda tanya besar. Nyatanya sampai detik ini ada agama yang masih membahas tentang masalah ketuhanan padahal persumber dari kitab yang sama yakni agama Kristen. Masih sangat marak perbedaan pendapat secara internal diantara mereka yang sudah terjadi semenjak masa para Bapa Gereja hingga saat ini.
Begitu pula di Indonesia, terdapat perbedaan antar umat Kristen ketika menyebut nama Tuhan yang umumnya diketahui yaitu Yesus, Yahwe, Bapa, dan lainnya yang bisa disebut Tuhan. Jadi sungguh miris sekali bukan?
Dalam agama Islam jika mendapati sesuatu hal yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist maka dilarang oleh agama. Bahkan hadist pun sanad/perawihnnya harus jelas dan substansinnya tidak menyalahi ajaran Allah dalam Al-Qur’an. Jadi umat Islam tidak dizinkan bertindak diluar itu, begitu pula dalam mentafsirkan hadist Al-Qur’an atau Hadist karena segala sesuatunya memiliki aturan.
Lain halnya agama Kristen yang tidak memiliki suatu ketetapan atau standart baku tentang ajaran agamannya. Sehingga hal itu rentan melahirkan berbagai macam ajaran sesat dan menyesatkat. Jika kita bertanya kepada 100 pendeta mengenai soal ketuhanan maka sudah pasti pandangan mereka akan berbeda-beda.
Terlebih lagi Yesus sama sekali tidak perna membicarakan dengan tegas dan jelas soal konsep Trinitas. Selama hidupnya Yesus bahkan tidak memiliki suatu keinginan untuk menjadi salah satu dari oknum Tuhan. Ajaran Yesus yang sesungguhnya adalah menyembah satu-satunya Allah yang esa, sebagaimana ketika Yesus berpesan kepada Bani Israel dalam ayat berikut ini:
“Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita,
Tuhan itu esa”. [Markus 12:29]
Ada beberapa ayat yang diyakini oleh umat Kristen sebagai dasar dogma Trinitas tapi ternyata ayat tersebut adalah ayat palsu. Dasar pertama sebagaimana pada 1 Yohanes 5: 6-8 di dalamnya terdapat ayat sisipan yakni ayat yang ditulis dengan menggunakan huruf tebal di bawah ini:
Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. [1 Yohanes 5: 6]
Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. [1 Yohanes 5: 7]
Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu. [1 Yohanes 5: 8]
Dasar kedua yang menguatkan Trinitas adalah pada soal penebusan dosa. Kita tahu bahwa menurut Alkitab menjelaskan bahwa Yesus hanya diutus untuk Bani Israel, sebagaimana ayat dalam Alkitab berikut ini:
Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”
[Matius 15: 24]
Akan tetapi dalam Alkitab terdapat ayat misi yang menganjurkan umat Kristen untuk menyebarkan ajaran kekristenan sampai ke penjuru dunia, sebagaimana ayat dalam Alkitab berikut ini:
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. [Markus 16: 15]
Ajaran agama Kristen sungguh penuh dengan kontradiksi karena memang kitab Markus 16 yang sebenarnnya hanya berakhir sampai pada ayat 8. Sedangkan ayat selanjutnya sampai dengan 20 adalah ayat palsu sebagaimana pada Injil Mula-Mula. Sehingga ajaran yang menyatakan untuk mengajarkan keseluruh dunia adalah palsu.
Trinitas dari Berbagai Sudut Pandang Antar Kristen
Agama Kristen bebas menentukan pola pemikiran yang diinginkan, mereka bebas melakukan pembenaran meski pada kenyataannya banyak hal yang tidak sesuai dan dilarang tapi dengan mudahnya diabaikan. Maka tak heran jika banyak prespektif saling bertolak belakang dalam menanggapi ajaran agama Kristen meskipun sama-sama meyakini Alkitab sebagai kitab suci dan pedoman hidupnya.
Sebagaimana juga tanggapan mereka dalam meyakini Trinitas, meskipun secara teoritis antara Katolik dan Protestan adalah sama. Tetapi secara interpretasi terdapat perbedaan yang mencolok antara Katolik dan Protestan, sebagaimana berikut ini:
1. Kristen Katolik
Kristen Katolik memahami konsep Trinitasnya dengan pemahaman secara biologis dengan meyakini bahwa Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Mereka menginterpretasikan bahwa pada hakikatnya Tuhan itu satu tapi mempunyai tiga penyata diri dalam satu kesatuan wujud tunggal. Yesus Kristus pada dasarnya adalah Allah Bapa yang menjelma dalam wujud manusia untuk membebaskan dosa umat manusia dan juga sebagai bentuk Tuhan.
Jika dilihat dari historisnya, konsep Trinitas tidak bisa dipisahkan dari pengaruh ajaran Paulus sebagai dalang bagi gereja Katolik dalam melahirkan dogma-dogma ketuhanan. Dalam ajaran ini terjadi inkarnasi ketuhanan, sehingga dalam acara keagamaan Katolik terdapat roti dan anggur sebagai wujud perjamuan dari tubuh berupa daging dan darah Yesus. Sehingga dengan demikian, umat manusia yang meyakini hal itu telah bersatu dengan Tuhan.
Dogma ketuhanan dalam Katolik bersifat dogmatis yang menyatakan bahwa hasil gereja dianggap final karena otoritas gereja yang begitu kuat. Sehingga memberikan kesan bahwa otoritas gereja berada di atas Alkitab. Penafsiran para imam gereja sebagai wakil Tuhan terhadap isi Alkitab telah menjadi dogma ketuhanan yang mutlak dan harus diterima oleh Umat Katolik.
Umat Katolik tidak perlu memberikan penafsiran sendiri karena imam gereja telah menafsirkannya. Alkitab dengan segala kebenarannya telah dibalut sedemikian rupa oleh ajaran gereja yang bersifat dogmatis. Kesempatan untuk meneliti dan mengkaji kebenaran isi Al-kitab bersifat tertutup sebab telah ditafsirkan sebagaimana tradisi gereja, sehingga umat Katolik harus merasa cukup memperoleh kebenaran berdasarkan penafsiran imam gereja saja.
2. Kristen Protestan
Kristen Protestan memahami Trinitasnya dengan pemahaman secara idealis yang meyakini Bapa, Putra, dan Roh Kudus merupakan tiga diri yang terpisah, tetapi mempunyai misi tunggal dan kesatuan dalam tugas ketuhanan. Protestan juga menolak bentuk inkarnasi secara biologis karena perjamuan suci dengan makan roti dan anggur harus diartikan sebagai lambang formalitas belaka dari tubuh dan darah Yesus.
Sebutan Bapa dan Putra harus dipahami sebagai bahasa kiasan, sebagaimana layaknya seorang guru terhadap muridnya, atasan terhadap bawahan dan seterusnya. Menurut mereka tidak boleh berpikir kebapaan Allah secara biologi karena apabila Allah itu disebut bapak dan Yesus Kristus disebut anaknya maka terjadi suatu perhubungan dan nisbah yang sangat istimewa antara keduanya.
Berlawanan dengan pengertian gereja Katolik tentang dogma ketuhanan, gereja Protestan menganggap bahwa dogma adalah usaha penelitian terhadap isi Alkitab. Al-kitab yang berisi kebenaran sebagaimana telah dinyatakan oleh Yesus bersifat terbuka dan merdeka untuk menerima kritik dan pembahasan dari para pengikutnya.
Kebenaran Alkitab tidak lagi diserahkan kepada imam gereja melainkan menjadi hak setiap manusia untuk berusaha memberikan penafsiran dalam rangka mencari kebenaran. Bahkan mungkin bisa terjadi kontroversi antara berita kebenaran yang telah dikeluarkan imam gereja dengan kebenaran hasil penelitian atau pengakajian yang dilakukan oleh umat Protestan.
“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga.
(HR. At-Thabrani)
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Pekanbaru dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Kami siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Rekomendasi Artikel:
- Kajian Kristologi Mualaf Center Kendal: Dr. Suryadi, Ms. Menanggapi Kasus Ust. Yahya Waloni
- Kajian Keislaman Mualaf Center Kota Ambon: Apa Yang Kita Dapat Dari Istiqomah?
- Kisah Pendeta Masuk Islam: Inilah Kisah Pendeta Maxi Deeng Yang Dulu Menerbangkan Pesawat Setelah Masuk Islam Jadi Sopir Taxi
- Kajian Keislaman Mualaf Center Lampung: Jalan Menuju Surga Allah
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361