KISAH MUALAF SURABAYA YANG KEMBALI MURTAD KARENA TERTEKAN OLEH KELUARGANYA

Baru-baru ini kami menghadapi kisah mualaf yang cukup rumit, seorang mahasiswi menghubungi kami karena ingin memeluk agama Islam. Pada akhirnya dia bersyahadat dan itu tanpa sepengetahuan orang tuanya. Kemudian, sesuai permintaannya kami mendampinginya untuk menghadap orang tuanya dengan maksud untuk menyampaikan keIslamannya.

Hingga suatu ketika melalui kisah yang panjang maka dan tanpa alasan yang tidak bisa diterima, mualafah ini kembali pada agama yang sebelumnya. Kami akan membagikan cerita saat memperjuangkan seorang mualafah ini. Tidak ada rekayasa apapun dalam hal ini dan kami sepenuh hati memperjuangkan mualafah ini agar bisa beribadah dengan nyaman.

Sebenarnya kami siap membantu dan mendampinginya saat menghadapi resiko terburuk yang akan diterimannya setelah memeluk agama Islam karena itu sudah menjadi tugas kami. Qadarullah, saat ini dia ini kembali lagi dalam agama Kristen, sehingga demi mencegah hal-hal yang tidak di Inginkan kami tidak bisa memberikan informasi pribadinya. Sungguh sangat disayangkan.

Kesaksiannya memeluk agama Islam

Saat kami ingin mengetahui kisah dan motivasinya menjadi mualaf, dia mengatakan bahwa ingin belajar sungguh-sungguh mengenai agama Islam meskipun sudah mengetahui dan sanggup menghadapi segala resikonya jika memeluk agama Islam. Dia sadar bahwa resiko yang akan dihadapinnya sangat berat dengan dijahui oleh keluarga dan teman-temannya. Semua itu akan siap dilaluinya karena hatinya merasa tenang selama berada dalam agama Islam.

Mualaf ini lahir dari keluarga Kristen, sejak kecil sampai SMA ia bersekolah di salah satu sekolah Kristen Surabaya. Orang tuanya sangat keras mendidiknya soal agama, bahkan tak jarang memaksanya untuk menjadi pelayan gereja dengan dalih yang membanding-bangingkan dengan orang lain. Sehingga bukan menambah keimanannya tetapi hal itu justru membuatnya kurang nyaman, seolah menjalankan ibadah itu karena orang lain.

“Sehingga dalam hati saya itu mengatakan, mereka memaksa saya ikut pelayanan itu apakah untuk dibanding-bandingkan dengan teman. Jadi semenjak itu saya jadi kurang puas dengan agama saya”. Katanya menjelaskan.

Mualafah ini juga mengaku bahwa sebenarnya hal yang membuatnya tertarik kepada agama Islam adalah teman masa kecilnya dan dulu sempat menjadi tetangganya tapi sekarang sudah pindah. Menurutnya temannya itu beragama Islam yang sikapnya sangat baik dan selalu menolongnya. Padahal sejak kecil dari keluarga dan lingkungan saya sering mengatakan bahwa orang Islam itu keras. Hal itu yang membuatnya sedikit penasaran dengan agama Islam karena tidak sesuai dengan yang dijelaskan kepadanya.

“setiap idhul adha itu saya dan keluarga selalu mendapatkan Qurban, padahal saya bukan muslim tapi bisa dapat. ternyata begitulah ajaran agama Islam”. Katanya saat mengungkapkan kegagumannya dengan agama Islam.

Di sisi lain, keinginannya memeluk agama Islam bertambah pada saat kuliah yang ketika itu memperhatikan teman-temannya saat menunaikan sholat di Mushalah kampus. Baginya hal itu sangat luar biasa karena menghadap tuhan memang harus dalam keadaan suci, bersih, dan tertutup. Sedangkan dirinya sendiri ketika masuk dalam gereja itu bisa mengenakan sandal atau sepatu yang kotor dan menggunakan baju apapun.

“Di agama Islam, orang masuk tempat ibadahnya itu harus suci. Jadi itulah yang membuat saya juga mikir. Kita ini beribadah kepada Tuhan, sehingga harus benar-benar suci dan tidak boleh asal-asalan”. Katanya kagum.

“maka dari itu saya penasaran dan iseng-iseng membuka Youtube untuk melihat dakwah-dakwah orang Islam, terutama dr. Zakir Naik” Jelasnya lebih lanjut.

Selama wawancara kamipun menilai bahwa banyak pengetahuan yang diterima oleh mualafah ini karena dia cukup kritis, realistis, dan logis. Sehingga dengan mindsetnya itu sudah membuatnya mantap dan teguh terhadap agama Islam. Tapi ternyata semua pengetahuan dan pemikirannya itu tidak cukup baginya untuk tetap bertahan dalam Islam.

Akhirnya dia kembali keagama Kristen

Mualaf ini mengaku bahwa sejak SMA kelas 12 yang saat itu berumur 17 tahun, ia sudah memiliki keinginan untuk menjadi seorang mualaf. Ia juga mengaku bahwa memeluk agama Islam berdasarkan hati kecilnya yang berkata bahwa agama Islam adalah agama yang benar. Hingga pada akhirnya ia memberanikan diri untuk bersyahadat di salah satu Masjid Muhammadiyah Surabaya, dan sah masuk Islam dengan disaksikan oleh para jama’ah masjid.

Beberapa hari setelah bersyahadat, ia meminta kepada kami untuk mendampinginya ketika hendak menyampaikan keIslamannya kepada orang tua. Kamipun bersedia dan datang kerumahnya. Orang tuanya marah besar ketika kami menyampaikan maksud kedatangan. Mereka bahkan ingin mendatangkan pendeta untuk meyakinkan mualafa ini agar kembali pada agama Kristen.

Satu minggu kemudian mualafah ini menghubungi kami dan mengatakan bahwa mengalami tekanan dan intimidasi luar biasa oleh keluarganya di rumah. Ia dipaksa untuk kembali memeluk agama Kristen, tidak diperbolehkan keluar rumah, dan tidak diperkenankan menjalankan ibadah shalat di rumahnya. Kami bahkan memiliki bukti screenshot chat saat mualaf ini menyampaikan kesulitanya di rumah dan ingin kami jemput.

Saat itu kami siap menjemputnya, membelannya, menaungi jika diusir, dan meneruskan biaya kuliahnya. Karena setelah masuk Islam berarti sudah menjadi kewajiban kita semua untuk membantunya. Hingga pada akhirnya kamipun datang lagi kerumahnya dengan didampingi oleh RT dan RW dalam rangka mediasi yang terjadi selama kurang lebih 2 jam.

Pertemuan itu tidak menghasilkan keputusan yang jelas, padahal tujuan kami adalah menjemput berdasarkan laporan yang kami terima. Pada akhirnya kami hanya bisa meminta kepada keluarganya untuk tetap mengizinkan mualafah ini bisa menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan barunya, yakni Islam. Permintaan kami tidak ditanggapi dengan serius, seolah memberikan tanggapan yang abu-abu dan tidak ada kepastian. Semenjak pertemuan itu, kami terputus hubungan dengan mualafa itu, kami tidak bisa menghubunginnya.

Suatu ketika kami mendapatkan kabar dari beberapa tetangganya yang melaporkan bahwa ada teriakan yang cukup keras terdengar dari rumah mualafah ini. Sehingga kami datang kembali ke rumahnya sebagaimana tanggung jawab kami kepada mualafah ini. Namun, kedatangan kami nyatanya membuat orang tuanya marah besar dan mengusir kami. Lebih parahnya mualafah ini mengaku bahwa telah kembali memeluk Kristen dan menyudutkan kami. Padahal dalam proses penyelamatannya kami perjuangkan mati-matian hingga meminta bantuan TNI dan Polri

Kami tidak memiliki kuasa apapun, sehinggga kejadian ini hanya akan menjadi pembelajaran bagi kami yang telah berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan dan melindungi hak-hak mualaf. Semoga kasus ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita saat menghadapi kasus serupa. Semoga perjuangan kami senantiasa diberkahi dan dimudahkan oleh Allah. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Mualaf Center Nasional Aya Sofya senantiasa menyambut dengan hangat saudara kita yang telah mendapatkan hidayah ingin memeluk agama Islam dengan adanya pembinaan dari mulai pengenalan dasar ke-Islaman hingga mempelajari ilmu keagamaan mulai dari tingkat dasar sampai lanjutan.

Lembaga ini juga difokuskan dalam pemberdayaan ummat kepada para mualaf di seluruh Indonesia dengan menjadi media perantara yang menyalurkan dan menjembatani para Muhsinin (orang-orang baik) untuk saling berbagi sebagian rizkinya kepada saudara kita para mualaf dhuafa di pelosok-pelosok nusantara.

“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)


Rekomendasi artikel:


Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).


ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?

REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA


SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:

MUALAF CENTER AYA SOFYA


MEDIA AYA SOFYA

Website: www.ayasofya.id

Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA

YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA

Instagram: @ayasofyaindonesia

Email: ayasofyaindonesia@gmail.com


HOTLINE:

+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100

+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361


Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.