Kali ini berasal dari kisah mualaf seorang gadis mendatangi kantor MCN AYA SOFYA untuk melakukan pensyahadatan yang sebelumnya telah menghubungi Ust. Ipung terlebih dahulu untuk meminta pembinaan dan pendampingan memeluk agama Islam. Gadis itu bernama Chika Putri Setiawan yang kami sapa dengan sebutan Mbak Chika (25 tahun). Ia lahir di Biak Numfor (Jaya Pura-Papua) dan besar di Madiun. Sejak lulus kuliah di Universitas Brawijaya Malang dan hingga saat ini ia tinggal dan bekerja di Malang.
“Ayshadu An-la ilaha illallah, Wa Ayshadu Anna Muhammada Rasulullah. Saya bersaksi tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”. Ucap seoranggadis dengan penuh kemantapan dan rasa syukur telah memeluk agama Islam meskipun diliputi perasaan haru karena telah meninggalkan agama sebelumnya.
Kisah dan keinginannya menjadi mualaf dengan memeluk agama Islam bukan karena ingin menikah, melainkan karena sejak ia kecil sampai kuliah dan sekarang ini, ia selalu dikelilingi oleh teman-teman dan sahabatnya beragama Islam. Sehingga hal itu yang secara tidak langsung nyatanya mempengaruhi dirinya untuk memeluk agama Islam. Sehingga sejak SMP sudah tumbuh rasa ingin tahu untuk mengenal dan memelajari agama Islam lebih dalam.
“Sejak SMP sudah ada rasa ingin tahu terhadap agama Islam, saat itu saya ingin tahu tentang Muhammad. Kenapa hanya Nabi Muhammad yang tidak ada kisahnya dalam agama saya. Sejak saat itu saya mulai mencari tahu tentang Muhammad”. Jelasnya.
“Terus ada ketertarikan dari sahabat-sahabat saya (beragama Islam) yang memperlakukan saya selayaknya saudara. Tidak ada rasa benci, toleransinya juga tetep ada, hal itu berbeda dengan yang sering diperlihatkan atau diberitakan di TV atau media. Sehingga hal itu membuat saya ingin tahu tentang bagaimana seorang muslim yang sebenarnya”. Jelasnya lebih lanjut.
Saat memasuki dunia perkuliahan, mbak Chika lebih leluasa untuk bisa mencari tahu lebih banyak tentang agama Islam dan hal yang menurut dirinya perlu untuk dicari kebenarannya. Lingkar pertemanannya saat kuliah lebih bertambah sehingga hal itu lebih mempermudahkannya dalam mencari tahu.
“saya lebih leluasa mencari tahu tentang agama islam hingga pada suatu saat ada keinginan untuk berdoa dengan menggunakan mukena yang biasanya digunakan sholat oleh umat Islam, meskipun saya tidak bisa sholat. Dari situ saya ingin beribadah dengan cara itu karena saya merasa lebih nyaman dan tentram”.
Mbak Chika mengaku bahwa mukenanya ia dapatkan dari meminjam sahabatnya dan ia merasa bersyukur jika sahabatnya itu tidak menanyakan alasan dari tindakannya itu. Ia juga mengaku bahwa sahabatnya tidak perna mendoktrin, mengajak, atau memaksanya untuk memeluk agama Islam. Sehingga keinginanannya untuk masuk Islam adalah murni dari dirinya sendiri.
“Tidak ada yang mengajak, mendoktrin, atau memaksa saya untuk memeluk agama Islam. Dan berjilbab pun itu karena saya sendiri yang ingin melakukannya. Sampai detik ini tidak ada diantara teman-teman saya yang mengetahui jika saya memeluk agama Islam, termasuk orang tua saya”.
Kedua orang tuanya beragama Kristen Protestan, mereka tidak mengetahui jika dirinya memilki keinginan dan bahkan telah menjadi seorang Mualaf. Ada keinginan untuk bisa segera mengatakan kepada kedua orang tuanya tetapi hal itu akan dilakukannya setelah dirinya bisa melakukan sholat, mengaji, dan bisa menjelaskan alasannya memeluk agama Islam dengan penuh kemantapan. Syukur Alhamdulillah jika Allah juga membuka pintu hati mereka berdua dengan memberikan hidaya-Nya.
Resiko terburuk saat orang tua mengetahui tentang keIslamannya?
“Pastinya akan ada kekecewaan dari mereka, kalau ada kekerasan fisik pun itu tidak mungkin. Sebenarnya orang tua saya itu toleransinya tinggi. Kebanyakan keluarga dari ayah saya adalah muslim, hanya saja beliau masuk kristen karena pilihannya sendiri sedangkan kakek nenek saya beragama Islam”. Kata mbak Chika saat membagikan kisah mengenai risiko yang akan diterimanya jika kedua orang tuanya mengetahui bahwa dirinya telah menjadi mualaf dan memeluk agama Islam.
Sebelumnya Mbak Chika sudah lama membahas ketertarikannya tentang Islam kepada Ayahnya dan saat mengetahui hal itu mamanya hanya bisa menangis. Tapi bereka belum mengetehui atau berekpektasi bahwa ketertarikannya terhadap Islam itu sampai sejahu tahap memeluk agama Islam seperti saat ini.
“Papa saya juga perna bilang kalau, mereka tidak akan sampai melakukan kekerasan fisik. Jika memang saya sudah yakin maka bagi mereka mau bagaimana lagi, menurut mereka sudah mengetahui bahwa agama itu kepentingan individu ke Tuhan. Jadi mungkin akan lebih kecewa dan akan ada jarak, tapi saya yakin itu tidak akan berlangsung lama”. Tambahnya lebih lanjut dengan isak haru membayangkan reaksi orang tuanya kelak.
Mualaf Center Nasional Aya Sofya siap untuk mengantarkan mbak Chika jika diperlukan saat bertemu dan memberi tahu orang tuanya jika telah memeluk agama Islam. Jika ada permasalahan terkait hukum maka kami juga siap untuk mendampingi.
Di dunia saat ini sedang disebarkan isu tentang Islam Fobia yakni ketakukan terhadap Islam. Maka tak heran jika banyak kabar yang mengatakan bahwa Islam itu teroris, radikal, dan banyak hal buruk yang ditujukan kepada Islam. Sehingga untuk menangkis hal itu dapat ditunjukan melalui pribadi seorang muslim, bahwa agama Islam dan muslim tidak seperti yang dikabarkan oleh para pembenci Islam, sesungguhnya Islam adalah agama yang indah.
Sehingga, hal yang perlu dilakukan oleh mbak Chika untuk menunjukan kepada keluarganya yakni kedua orang tua dan adik-adiknya bahwa agama Islam tidak seburuk yang diberitakan oleh media adalah dengan cara menunjukan perubahan prilaku ke arah yang lebih baik lagi setelah memeluk agama Islam.
Prosesi Pensyahadatan
Tidak hanya membantu membimbing untuk mengucapkan kalimat syahadat, sebelumnya kami juga memaparkan sedikit ilmu kristologi melalui bimbingan semacam Katekisasi kepada siapapun yang hendak memeluk agama Islam. Termasuk kepada mbak Chika agar kemantapan dalam hatinya lebih bertambah sebelum ia mengucapkan kalimat syahadat.
Pensyahadatan pun dimulai dengan membaca kalimat Basmalah, kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat beserta artinya. Selanjutnya agar ke-Islamannya diketahui masyarakat dan diakui pemerintah, hingga dapat dicantumkan dalam identitas diri, maka semestinya ucapan syahadatain diikrarkan di depan ulama’ dan para saksi untuk kemudian diberi sertifikat sebagai tanda bukti.
Hal tersebut juga bertujuan untuk mencegah hal-hal yang tidak dinginkan seputar hak beragama bagi warga negara di Indonesia. Berikut ini adalah persyaratan lain sebagai pendukung yang harus disiapkan bagi calon mualaf yang ingin masuk Islam:
- Foto kopi KTP
- Foto kopi KK
- Foto kopi Akte Lahir
- Foto kopi Surat Baptis
- Foto 4 x 6 = 2 Lembar
- Materai 2 Lembar
Setelah melakukan syahadat kami pun memberikan beberapa bingkisan sebagai bekal dalam memperdalam agama Islam seperti iqra’, mukenah, sajadah, dan Al-Qur’an dengan harapan dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mendalami agama Islam.
Meskipun mbak Chika datang sendirian, tetapi dalam prosesi pensyahadatannya juga terdapat saksi dari para staff MCN aya Sofya. Kini ia sudah sah memeluk agama Islam dan telah rajin serta rutin datang ke kantor kami untuk melakukan bimbingan dan memperdalam agama Islam, terutama belajar sholat dan mengaji agar segera bisa mengatakan kepada kedua orang tuanya.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fussilat: 30)
Mualaf Center Nasional Aya Sofya senantiasa menyambut dengan hangat saudara kita yang telah mendapatkan hidayah ingin memeluk agama Islam dengan adanya pembinaan dari mulai pengenalan dasar ke-Islaman hingga mempelajari ilmu keagamaan mulai dari tingkat dasar sampai lanjutan.
Lembaga ini juga difokuskan dalam pemberdayaan ummat kepada para mualaf di seluruh Indonesia dengan menjadi media perantara yang menyalurkan dan menjembatani para Muhsinin (orang-orang baik) untuk saling berbagi sebagian rizkinya kepada saudara kita para mualaf dhuafa di pelosok-pelosok nusantara.
“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)
Rekomendasi artikel:
- Kisah Mualaf Chinese yang Sebelumnya Memiliki Banyak Agama tapi Akhirnya Menemukan Kebenaran Tuhan dalam Agama Islam
- Seperti Kisah Orang Beriman di Zaman Para Nabi, Inilah Kisah Mualaf Yang Hampir Dibunuh dan Rumahnya Dibakar Karena Masuk Islam
- Lelang Mobil Bmw untuk Pembangunan Masjid Terpadu Aya Sofya Kota Malang
- Ingin Mengajak Keluarga Masuk Islam, Inilah Kisah Perjuangan Mualaf dalam Mempelajari Agama
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361