KISAH MUALAF KETURUNAN BELANDA MASUK ISLAM DI BANYUWANGI, JAWA TIMUR

Bagaimana asal mulanya?

MCN Aya Sofya berkesempatan ke Banyuwangi untuk mendatangi rumah seorang mualaf pada awalnya beragama Kristen Protestan. Beliau membagikan kisahnya menjadi seorang mualaf. Beliau adalah bapak Marcus de Pauw saat ini sudah berusia 73 tahun. Seorang keturunan Belanda yang tinggal di Banyuwangi. Sesungguhnya hidayah Allah diberikan kepada seseorang yang ingin menerima hidayah tersebut. Berikut ini adalah kisah beliau yang pada akhirnya hijrah dan menemukan hidayah Allah?

Pada awal mulanya muncul kegalauan pada dirinya saat berada ditempat kerja. Saat itu beliau termasuk Kristen yang taat, sehingga terbiasa membawa Bible (perjajian baru) untuk dibaca setiap saat. Ketika itu ada seorang rekan kerjanya bertanya mengenai suatu ayat yang beliau baca. Itulah yang menjadi awal mula adanya keraguan pada agama asalnya.

“waktu itu sedang semangat-semangatnya dalam agama Kristen sehingga setiap saat saya membaca Bible”. Jelasnya singkat.

Rekan kerjanya itu mengatakan bahwa kitab yang dibacanya itu palsu, beliau pun mencari perbandingan dari pernyataan yang diajukan oleh rekan kerjanya itu. Kemudian beliau mempelajari Bible dengan lebih serius, mencatat semua pemahamannya dalam buku catatan termasuk banyaknya kalimat kontradiksi atau berlawanan dalam Bible.

Banyak hal yang beliau pelajari dalam Bible maka beliau menyimpulkan bahwa selama ini dirinya telah salah jalan dan ingin segera kembali kepada jalan yang benar. Beliau pun mengatakan kepada istrinya secara terus terang bahwa beliau sudah tidak bisa melanjutkan ibadah di gereja.

“singkat ceritanya bahwa ketika di sini ada kebaktian gereja dan besoknya ada kebaktian di rumah A. Maka saya akan menjadi pembicara dan di situlah saya jelaskan tentang Yesus. Saya menceritakan semua catatan yang saya punya dan kronologisnya, termasuk pengakuan-pengakuan, terutama yang saya tekankan yakni pada pengakuan Yesus”. Jelasnya.

Menurut beliau, “pengakuan” yang sebenarnya adalah ungkapan dari sanubari yang jujur yang kita cetuskan. Tetapi ungkapan itu juga ada yang palsu jika ucapan kita tidak sesuai dengan hati sanubari. Dalam pembicaraan itu beliau bertanya bahwa apakah benar Yesus adalah seorang yang jujur? Hal itu kemudian membuat hati beliau menjadi lebih mantap untuk memilih agama Islam. Seseorang yang pertama kali mengetahui niatnya untuk memeluk agama Islam adalah istrinya.

“saya mengatakan bahwa saya minta maaf dan akan memilih agama Islam. Ternyata istri saya bersikap bebas dan mengatakan jika semua itu terserah saya. Saya pun bersyukur pada saat itu”. Kata beliau sambil mengingat masalah lalunya.

“kemudian saya menghubungi seorang ustadz, kebetulan beliau saat ini sudah wafat. Saya mengatakan semuanya kepada beliau bahwa saya ingin masuk Islam tapi anehnya keinginan saya justru di tolak sampai 10 kali meski pada akhirnya diterima. Hal itu dalam artian menguji kemantapan saya dalam Islam. Saya ini mantap atau tidak. Pada waktu itu kalau tidak salah tahun 1987 saya saat itu umur 43 tahun. Akhirnya beliau mengIslamkan saya sampai diajak sholat Ashar, nama beliau adalah Ust. Abdullah Basalama (Alm)”. Jelasnya lebih lanjut.

Bagaimana pembinaan setelah masuk Islam?

Setelah masuk Islam tidak cukup hanya dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat tapi beliau juga mempelajari cara membaca Al-Qur’an. Belajar membaca Al-Qur’an dibina oleh Ust. Abdullah Basalamah yang pada saat itu merupakan sesepuh Al-Irsyad, Banyuwangi, Jawa Timur.

“dan yang membuat saya paling terkesan itu, beliau mengatakan kepada saya bahwa sebelum Rasulullah wafat beliah berpesan: jika kamu tidak akan tersesat jika berpegang pada dua yakni Al-Qur’an dan Sunnah”. Jelas beliau ketika menjelaskan pesan Ustadznya itu kepada kami.

“beliau juga berpesan bahwa islam itu seperti memegang bara api yang panas, maka jangan sampai lepas dan selalu berpegang teguh. Saya ingat waktu itu saya benar-benart menangis, saya tidak bisa menahan karena hidayah yang saat itu sata temukan benar-benar dari Allah yang sangat luar biasa bagi saya”. Jelasnya lebih lanjut.

Setelah memutuskan untuk memeluk agama Islam, beliau mendapatkan pertentangan dari gereja, berkali-kali dipanggil oleh pendeta tetapi beliau tetap teguh dalam agama Islam hingga sampai saat ini. Anak-anak beliau juga sebagian ada yang beragama Islam dan menjalankan perintah agama dengan taat. Munurut beliau, setelah melakukan syahadat hatinya merasa tentram karena Allah sudah memilihnya dengan memberi hidayah kepadanya agar bisa memeluk agama Islam.

Setelah apa yang terjadi pada pak Marcus, maka hidayah itu memang tidak datang secara tiba-tiba karena Allah benar-benar memilih dan melihat kepada orang-orang yang berhak mendapatkan hidayah. Perlu kita ketahui bahwa selama hidupnya sejak remaja belau adalah pribadi yang lurus dalam artian tidak “neko-neko”. Sebelum masuk Islam, beliau bahkan menyuruh ibunya untuk lebih sering membaca Al-Qur’an karena memang sang ibu adalah beragama Islam.

“jadi bisa jadi hidayah saya itu juga melalui perantara ibu saya”. Katanya memperjelas.

Beliau mengatakan bahwa orang tuanya pada saat itu berbeda agama. Ibunya beragama Islam sedangkan ayahnya beragama Kristen. Menurut beliau, meskipun beragama Islam tetapi ibunya tidak perna menjalankan sholat. Ketika ibunya itu sakit keras beliau memandu ibunya agar senantiasa mengucapkan kalimat syahadat.

“ketika mami saya sakit keras, saya menyuruh beliau untuk selalu nyebut kalimat syahadat dan menyuruhnya untuk mengaji. Mami saya pun takluk, beliau ngaji cukup lama sampai tertidur”. Jelasnya.

Beliau juga mengatakan bahwa, ibunya meninggal dunia pada tahun 1982 maka 5 tahun setelah ibunya meninggal beliau memeluk agama Islam pada tahun 1987. Semoga pak Marcus senantiasa istiqomah sehingga kelak ketika kita semua kembali kepada Allah dalam keadaan khusnul khotimah. Beliau berharap kepada para mualaf lainnya di luar sana, apabila mendapatkan banyak masalah yang menerpa maka keimanan itu harus kuat berada di dalam hati. Semangat untuk selalu beristiqomah dan jangan berhenti untuk mempelajari agama Islam.

Beliau juga menyampaikan pesan kepada saudaranya yang belum memeluk agama Islam untuk juga selalu belajar dan menjadi seorang kristen yang bijaksana. Sebelum memeluk agama lain (agama apa saja) maka harus dipahami dengan sungguh-sungguh dari sumber yang bisa dipercaya yang mengatakan bahwa agama itu adalah benar. Maka jika hati mengatakan itu adalah agama yang salah maka sudah seharusnya untuk ditinggalkan.

Perlu kita ketahui bahwa saudara-saudara kita yang hijrah dari agama sebelumnya ke agama Islam. Kebanyakan adalah orang-orang yang berfikiran maju, orang yang selalu berfikir kritis, teliti, dan dalam benaknya selalu ada keinginan untuk mencari ilmu untuk menemukan kebenaran dalam memeluk agamanya.

Mualaf Center Nasional Aya Sofya senantiasa menyambut dengan hangat saudara kita yang telah mendapatkan hidayah ingin memeluk agama Islam dengan adanya pembinaan dari mulai pengenalan dasar ke-Islaman hingga mempelajari ilmu keagamaan mulai dari tingkat dasar sampai lanjutan.

Lembaga ini juga difokuskan dalam pemberdayaan ummat kepada para mualaf di seluruh Indonesia dengan menjadi media perantara yang menyalurkan dan menjembatani para Muhsinin (orang-orang baik) untuk saling berbagi sebagian rizkinya kepada saudara kita para mualaf dhuafa di pelosok-pelosok nusantara.

“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)


Rekomendasi artikel:


Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).


ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?

REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA


SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:

MUALAF CENTER AYA SOFYA


MEDIA AYA SOFYA

Website: www.ayasofya.id

Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA

YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA

Instagram: @ayasofyaindonesia

Email: ayasofyaindonesia@gmail.com


HOTLINE:

+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100

+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361


Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.