Dalam pembelajaran kali ini, kita akan mengikuti perjalanan Ustadz Kainama. Ada banyak hal yang akan diusut tuntas dan fakta yang harusnya diketahui oleh banyak orang. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyebarkan kebencian terhadap agama Kristen, melainkan meluruskan dan menambah wawsan bagi para umat Islam untuk memperteguh keimanan sebagai pengikut Nabi Muhammad.
Gunung Sinai: Gunung yang Menyimpan Banyak Sejarah Kenabian
Perjalanan kali ini dimulai oleh Ustadz Kainama mulai dari gunung yang sangat terkenal di Mesir. Gunung Sinai, atau yang sering disebut Jabal Tur oleh orang Mesir, menyimpan banyak kisah spiritual yang penting dalam sejarah agama Samawi. Dalam Al-Qur’an disebut sebagai Tursina, dimana tempat ini menjadi saksi pertemuan antara Nabi Musa AS dengan wahyu ilahi.
Dalam bahasa Ibrani, Gunung Sinai dikenal dengan istilah Harur, yang berarti “gunung cahaya”. Nama ini merujuk pada peristiwa yang terdapat dalam Kitab Keluaran 3. Saat itu, Nabi Musa melihat semak yang terbakar namun tidak hangus. Dalam kejadian itu, malaikat Allah yang disebut Uriel (yang berarti “api dari Tuhan”) dalam tradisi orang Yahudi, datang menyampaikan firman Allah kepada Musa dalam bentuk api.
Di kaki Gunung Sinai terdapat Biara Santo Katarina. Tempat ini banyak menyimpan manuskrip kuno, termasuk Codex Sinaiticus, salah satu manuskrip Alkitab tertua. Tempat ini sering dijadikan rujukan penting dalam studi perbandingan agama. Apalagi yang terkait dengan asal-usul wahyu dan kenabian.
Namun, dari sisi studi apologetik dan data sejarah, tidak ada hubungan langsung antara kekristenan dengan ajaran Yahudi maupun dengan ajaran Nabi Musa AS. Hal ini haruslah menjadi catatan yang penting dalam kajian perbandingan agama. Bahkan, disebutkan pula bahwa tokoh Yitro, mertua Nabi Musa, merupakan orang yang oleh masyarakat Arab dikenal sebagai Syu’aib AS.
Sungai Nil: Saksi Abadi
Perjalanan spiritual dan historis yang dilakukan Ustadz Kainama di Mesir membawa kita menyusuri Sungai Nil. Sungai Nil ini adalah sungai legendaris yang panjangnya mencapai lebih dari 620 kilometer. Di salah satu platform yang menghadap langsung ke Sungai Nil di Kairo, terlihat perahu-perahu yang sudah tua yang menjadi saksi bisu sejarah panjang di Mesir kuno. Di kejauhan, bangunan-bangunan modern di kota Kairo berdiri megah. Banguan yang membingkai sisi historis dan kontemporer Mesir dalam satu pandangan.
Kairo dan Sungai Nil bukan hanya bagian dari peta geografi, namun juga merupakan titik penting dalam kisah kenabian, khususnya Nabi Musa AS. Dalam Al-Qur’an dan berbagai kitab sejarah kenabian, Sungai Nil merupakan tempat di mana Musa kecil dihanyutkan oleh ibunya, Yokhebed. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan Nabi Musa sendiri dari kekejaman Firaun. Dsan dari sinilah perjalanan luar biasa dari Nabi Musa dimulai, dimana dia sebagai bayi yang kelak menjadi nabi besar umat manusia.
Bahasa Ugarit: Bahasa Sesungguhnya yang Digunakan oleh Nabi Musa
Dalam pembelajaran kali ini, Ustadz Kainama menjelaskan bahwa Mesir merupakan tanah kelahiran dan tempat tumbuh Nabi Musa hingga usia 40 tahun. Lokasi tempat tinggal Nabi Musa sendiri sejak kecil dikenal dengan nama Goshen (atau disingkat Gos). Lokais ini berjarak sekitar 108 kilometer dari Kairo. Di sinilah Musa tumbuh dan belajar. Nabi Musa belajar bukan dalam bahasa Ibrani seperti yang sering disalahpahami oleh banyak orang, melainkan dalam bahasa Ugarit. Bahasa Ugarit sendiri merupakan bahasa Koptik tua yang termasuk dalam rumpun bahasa Semitik, serumpun dengan bahasa Arab.
Pemaparan Ustadz Kainama ini harusnya menjadi koreksi terhadap kesalahpahaman yang berkembang di kalangan tertentu. Hal ini terutama di kalangan apolog Kristen di Indonesia, yang masih beranggapan bahwa Musa berbicara dalam bahasa Ibrani sejak kecil. Padahal, dari segi fakta sejarah dan linguistik menunjukkan bahwa bahasa Ibrani baru muncul jauh setelah era Nabi Musa. Bahasa Ugarit-lah yang saat itu digunakan di kawasan Mesir dan sekitarnya, termasuk oleh Musa sendiri.
Sejarah : Membutuhkan Bukti Nyata Untuk Dinyatakan Sebagai Fakta
Keterikatan antara Mesir, Sungai Nil, dan tokoh-tokoh kenabian seperti Musa, Harun, Amram, dan Maryam menjadi bukti nyata bahwa sejarah kenabian memiliki akar kuat di wilayah ini. Fakta-fakta yang diungkap dari tanah para nabi ini mempertegas pentingnya memahami sejarah dengan pendekatan ilmiah, objektif, dan berdasarkan data lapangan.
Sungai Nil bukan hanya sungai biasa.Sungai Nil adalah saksi bisu dari kisah Nabi Musa Alaihissalam yang dihanyutkan oleh ibundanya dalam keranjang. Nabi Musa yang kemudian mengalir hingga ke tangan keluarga Fir’aun. Kota Goshen yang disebut dalam Alkitab. Bahkan tempat tinggal kaum Bani Israilpun berada tak jauh dari aliran sungai ini. Tidak heran, bahasa-bahasa di kawasan ini memiliki banyak kemiripan, termasuk dengan bahasa Arab. Hal inilah yang menyebabkan komunikasi antartokoh zaman dahulu menjadi lebih mudah dipahami.
Setelah perjalanan Ustadz Kainama di Palestina dan Yerusalem, Ustadz Kainama kemudian tiba di Mesir, tanah yang tak kalah sarat makna. Jika di Kairo, kita mengenang sejarah panjang para nabi., maka dari kota ini, kita melangkah menuju Sinai. Sinai adalah tempat Jabal Musa berada, di mana Nabi Musa menerima wahyu dari Allah.
Monoteisme: Warisan Nabi Ibrahim
Mesir adalah tanah para nabi dan ulama. Di Semenanjung Sinai, terdapat 12 mata air yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai tempat persinggahan para Bani Israil. Ada juga makam Nabi Harun dan Nabi Saleh disana. Perjalanan Ustadz Kainam bahkan mencakup kunjungan ke makam Imam Syafi’i, salah satu imam mazhab besar dalam Islam dan Masjid Amr bin Ash, dimana masjid ini merupakan masjid tertua di benua Afrika. Tak ketinggalan, Masjid Al-Azhar yang menjadi pusat ilmu dan cahaya peradaban Islam selama berabad-abad.
Kita kembali diingatkan pada akar monoteisme yang menjadi titik temu tiga agama besar dunia. Nabi Ibrahim Alaihissalam, yang disebut sebagai bapak para nabi yang menurunkan dua garis keturunan yaitu Nabi Ismail dan Nabi Ishaq. Dari Nabi Ismail lahirlah bangsa Arab dan Nabi Muhammad SAW, sementara dari Ishaq, lahirlah Nabi Yakub dan dua belas keturunannya, termasuk Nabi Yusuf dan Bunyamin.
Uniknya, hubungan antar keluarga dari para Nabi ini tetaplah terjalin erat. Esau, yang merupakan saudara kembar Nabi Yakub, menikahi putri dari Nabi Ismail. Ini menandakan bahwa walaupun tersebar ke berbagai wilayah dan membentuk berbagai suku, akar tauhid tetap satu dan tidak terputus.
Tanah para nabi bukan tanah biasa. Ia bukan tanah sengsara, melainkan tanah yang diberkahi Allah. Tanah yang menyimpan jejak para utusan-Nya dan membawa pesan cinta serta keteguhan iman bagi umat manusia.
Mari terus telusuri jejak para nabi bersama kami, hanya di Aya Sofya YouTube Channel.
Barakallahu fiikum, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 851-7301-0506 (Admin Center)
CHAT: wa.me/6285173010506
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361
ADDRESS:
MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah Blok Q8, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.
PURWOKERTO: RT.04/RW.01, Kel. Mersi, Kec. Purwokerto Timur., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2 No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
SURABAYA: Purimas Regency B3 No. 57 B, Kec. Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 60294.
TANGERANG: Jl. Villa Pamulang No.3 Blok CE 1, Pd. Benda, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15416
BEKASI: Jl. Bambu Kuning IX No.78, RT.001/RW.002, Sepanjang Jaya, Kec. Rawalumbu, Kota Bks, Jawa Barat 17114