Awal Pencarian dan Kekaguman pada Yesus
Hidayah merupakan anugerah pemberian dari Allah, tetapi juga hasil dari pencarian panjang dan tulus dari manusia itu sendiri. Kisah Anton Kristiyono menjadi salah satu contoh dari pencarian yang panjang itu. Terlahir dari keluarga Muslim, Anton sejak muda memiliki keraguan terhadap Islam. Ia merasa ada sesuatu yang “kurang” dalam pemahaman keagamaannya. Haitulah yang membuatnya mulai tertarik pada ajaran Kristen, khususnya pada sosok Yesus Kristus yang lemah lembut, penuh kasih, dan dianggap sebagai Juruselamat.
Sejak kecil, ia memeluk Islam karena orang tuanya juga seorang muslim. Namun, seperti kebanyakan orang, ia tidak pernah benar-benar mempertanyakan atau memikirkan ulang tentang ajaran agama yang ia anut sejak lahir. Ia menyadari bahwa banyak orang hanya mengikuti agama karena dia dilahirkan di agama itu, bukan berdasarkan pemahaman dan keyakinan pribadi.
Pada usia remaja, sekitar tahun 1998, Anton mulai mempertanyakan keimanannya kepada Nabi Muhammad SAW. Sebaliknya, ia merasa tertarik dan jatuh cinta pada sosok Yesus Kristus. Dalam pandangannya saat itu, Yesus menjadi satu-satunya juruselamat, satu-satunya jalan menuju kehidupan yang kekal.
Namun, ternyata keraguan itu justru malah membawanya kepada pencarian yang lebih mendalam. Ia mulai mengkaji kembali doktrin iman Kristen, khususnya tentang ketuhanan Yesus. Ia membaca Alkitab, baik itu Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Namun, meskipun dia sudah belajar dan membaca semua isi Alkitab, ia tidak menemukan satu pun ayat yang menyatakan secara eksplisit bahwa Yesus berkata, “Akulah Tuhanmu, sembahlah Aku.”
Titik Balik : Injil Yohanes 17:3
Salah satu ayat yang mengguncang keyakinan Anton adalah Yohanes 17:3 yang bertuliskan: “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”
Bagi Anton, pernyataan ini sangat kuat. Ia meyakini bahwa jalan menuju surga adalah mengenal Allah Yang Esa dan mengikuti ajaran utusan-Nya. Ia kemudian menemukan bahwa dalam Islam, jalan yang lurus itu diucapkan setiap hari dalam doa: “Ihdinash shiratal mustaqim” (tunjukilah kami jalan yang lurus).
Akhirnya, Anton sampai pada satu kesimpulan besar dalam hidupnya: La ilaha illallah — Tiada Tuhan selain Allah. Ia menemukan kedamaian dan ketenteraman dalam Islam, karena keyakinannya sekarang bukan lagi warisan, melainkan hasil pencarian dan perenungan yang dalam.
Dalam perjalanan pencariannya, Anton Kristiyono tidak hanya berhenti pada kesimpulan logis bahwa Allah itu Esa. Ia mendalami lebih dalam bagaimana seharusnya manusia beriman kepada Tuhan. Ia menukil pernyataan Musa dan Yesus yang sama-sama menjawab ketika ditanya tentang hukum yang paling utama:
“Dengarlah, hai orang Israel! Tuhan Allah kita, Tuhan Itu Esa. Kasihilah Tuhanmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu.”
Trinitas yang Membingungkan
Konsep Trinitas (Tuhan dalam tiga pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus) menjadi batu sandungan besar bagi Anton. Ia mencoba memahami doktrin itu lewat berbagai buku dan ceramah, namun semakin dipelajari, semakin ia merasa ada yang tidak masuk akal.
Ia diberikan berbagai analogi oleh para rohaniwan: air, es, dan uap; matahari, cahaya, dan panas; bahkan telur (kulit, putih, dan kuning). Tapi bagi Anton, analogi itu tidak menjawab substansi: bagaimana mungkin Tuhan yang Esa bisa menjadi tiga pribadi tetapi tetap satu?
Di dalam Alkitab, Anton menemukan bahwa Yesus berdoa kepada Bapa, merasakan ketakutan, dan bahkan tidak mengetahui kapan hari kiamat terjadi. Semua ini menunjukkan bahwa Yesus tunduk kepada kehendak yang lebih tinggi, yaitu Allah. Maka, menurutnya, Yesus bukan Tuhan, tetapi seorang nabi yang agung.
Membandingkan Mukjizat Para Nabi
Anton juga menelaah kisah-kisah mukjizat dalam Alkitab. Salah satu yang menarik adalah kisah Yesus membangkitkan Lazarus. Di mata banyak orang Kristen, ini adalah bukti bahwa Yesus adalah Tuhan. Namun Anton justru melihat hal sebaliknya.
Sebelum membangkitkan Lazarus, Yesus berdoa kepada Allah dan berkata, “Bapa, aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku.” Jika Yesus punya kuasa ilahi sendiri, mengapa harus berdoa?
Lebih dari itu, dalam Perjanjian Lama pun terdapat kisah nabi Elia dan Elisa yang juga membangkitkan orang mati. Bahkan tulang belulang Nabi Elisa bisa membuat orang mati bangkit. Tapi mereka tidak pernah dituhankan. Jadi mengapa Yesus harus dianggap Tuhan hanya karena mukjizat yang serupa?
Penolakan terhadap Kristen Trinitas dan Mormon
Anton pun bergabung dengan gereja-gereja non-Trinitarian, termasuk Saksi Yehova dan Mormon. Awalnya ia merasa lebih nyaman karena ajaran mereka tidak menuhankan Yesus. Namun, ketika Joseph Smith (pendiri Mormon) mengklaim bahwa ia bertemu dua pribadi Allah dalam wujud jasmani, Anton menolak keras.
Ia tidak bisa menerima Tuhan digambarkan sebagai manusia. Menurutnya, Tuhan itu transenden, tak terlihat, dan tak bisa diserupakan dengan makhluk. Ia mengingat ayat Alkitab yang menyatakan, “Tidak seorang pun yang melihat Allah dan tetap hidup.” Maka bagaimana mungkin Tuhan bisa dilihat oleh manusia?
Anton juga menyadari bahwa banyak ajaran yang berkembang dalam gereja bukan berasal dari Yesus, melainkan hasil konsili gereja dan campur tangan politik. Mulai dari konsili Nicea (325 M) hingga pemaksaan ajaran Trinitas oleh Kaisar Romawi.
Menemukan Islam dan Tauhid
Setelah bertahun-tahun berkeliling dalam berbagai keyakinan, Anton mulai kembali membaca Al-Qur’an dengan pandangan baru. Ia menemukan konsep Tauhid yang murni dan logis: Allah itu Esa, tidak beranak, dan tidak diperanakkan. Tidak ada yang serupa dengan-Nya.
Ia juga menemukan ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa Nabi Isa (Yesus) hanyalah utusan Allah, diciptakan tanpa ayah seperti Nabi Adam, dan diberi mukjizat atas izin Allah. Ini sangat sesuai dengan apa yang ia pelajari sendiri dari Injil.
Anton merasa hatinya tenang. Kalimat La ilaha illallah bukan hanya mudah diucap, tetapi sangat kuat secara logika dan spiritual. Ia tidak lagi meragukan kenabian Muhammad SAW, karena ajaran beliau adalah kelanjutan dari risalah para nabi sebelumnya.
Kesimpulan dan Seruan Hati
Anton Kristiyono menulis buku berjudul Mencari Jejak Imani Ibrahim Hanif, yang membongkar sejarah awal Trinitas dan menegaskan kemurnian ajaran Tauhid. Ia menegaskan bahwa iman harus bisa diterima oleh akal dan menenangkan hati. Jika tidak, maka iman itu hanyalah warisan, bukan keyakinan sejati.
Baginya, Islam bukan sekadar agama terakhir, tapi juga agama yang menyempurnakan ajaran para nabi terdahulu. Ia menyebut bahwa hanya Islam yang menegaskan Yesus sebagai utusan Allah, bukan Tuhan. Dan hanya dalam Islam-lah, Yesus tidak dinistakan, melainkan dimuliakan dalam perannya yang proporsional.
Anton menyimpulkan bahwa keselamatan bukanlah soal percaya buta, tetapi soal menerima kebenaran dengan tulus. Ia kini mantap sebagai seorang Muslim, dan menyeru siapapun yang mencari kebenaran untuk tidak takut menggunakan akal, membaca kitab suci dengan jujur, dan membuka hati pada petunjuk Allah.
“La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah” , tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya.
Itulah kalimat yang mengakhiri pencarian panjang Anton. Sebuah perjalanan dari kekaguman yang keliru, menuju keyakinan yang lurus.
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 851-7301-0506 (Admin Center)
CHAT: wa.me/6285173010506
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361
ADDRESS:
MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah Blok Q8, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.
PURWOKERTO: RT.04/RW.01, Kel. Mersi, Kec. Purwokerto Timur., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2 No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
SURABAYA: Purimas Regency B3 No. 57 B, Kec. Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 60294.
TANGERANG: Jl. Villa Pamulang No.3 Blok CE 1, Pd. Benda, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15416
BEKASI: Jl. Bambu Kuning IX No.78, RT.001/RW.002, Sepanjang Jaya, Kec. Rawalumbu, Kota Bks, Jawa Barat 17114