Awal Pertemuan: Seorang Pemuda Asing di Tengah Masyarakat Muslim
Pada malam yang penuh berkah di sebuah majelis keagamaan di Sidoarjo, Indonesia, hadirin dikejutkan sekaligus tersentuh dengan kehadiran seorang pemuda asing asal Belanda yang datang dengan niat suci untuk syahadat: menyatakan keislamannya.
Dia adalah Ruben Romeo Carlo Glacius, seorang mahasiswa jurusan Desain Grafis di Avans University of Applied Sciences, Belanda. Saat diminta menyebutkan namanya secara lengkap, ia menjawab dengan tenang, meskipun sedikit malu, “Ruben Romeo Carlo Glacius. Tapi panggil saja Ruben.”
Mengapa Indonesia?
Ruben kini tinggal di daerah Candi, Sidoarjo, bersama keluarga angkat yang tinggal di sana. Ia menyebutkan bahwa tinggal di Indonesia membantunya semakin dekat dengan Islam.
“Di Belanda aku ingin masuk Islam sudah lama, tapi di sini aku merasa lebih percaya diri, lebih nyaman,” katanya.
Proses Hidayah: Keinginan yang Tumbuh Sejak Lama
Dalam sesi tanya jawab, Ruben menceritakan bahwa keinginan untuk syahadat telah tumbuh sejak masa kecil. Ia menyatakan selalu merasa terhubung dengan Islam, meskipun berasal dari keluarga Katolik.
“Aku fikir Islam itu sangat sehat untuk hati aku. Aku merasa nyaman dan damai dalam Islam,” ujarnya.
Meski besar dalam keluarga Katolik, Ruben menyebut dirinya tidak pernah benar-benar menjalani praktik kekristenan. Orang tuanya membebaskannya memilih kepercayaan sendiri.
“I never practiced Catholicism. My parents let me choose,” ungkapnya.
Belajar Islam Sebelum Syahadat
Keputusan Ruben untuk masuk Islam bukan sesuatu yang mendadak. Ia telah lama belajar, termasuk:
- Bacaan Al-Fatihah
- Surat Al-Ikhlas
- Doa sujud
- Tahiyat akhir dalam salat
Meskipun belum lancar berbahasa Arab, Ruben menunjukkan tekad kuat untuk terus belajar. Ketika diminta membaca surat pendek, suaranya pelan namun jelas dan khidmat, menggetarkan hati para hadirin.
“Subhana rabbiyal a’la wa bihamdih… Aku masih belajar, tapi aku terus coba setiap hari.”
Keyakinan yang Tulus, Bukan Karena Pernikahan
Salah satu hal yang ditegaskan dalam sesi tersebut adalah bahwa keislaman Ruben bukan karena faktor menikah, seperti yang umum terjadi dalam kasus mualaf di beberapa tempat.
“Saya tidak masuk Islam karena pernikahan. Saya malu sedikit, tapi ini pilihan saya sendiri,” katanya jujur, sambil tersenyum.
Kritik Terhadap Budaya Tato di Belanda
Ruben juga menyinggung bahwa dirinya memiliki banyak tato, yang kini ia sadari bertentangan dengan ajaran Islam. Ia menyadari hal itu setelah tinggal di Indonesia.
“Di Belanda itu normal, biasa. Tapi sekarang aku tahu itu haram. Aku pikir sekarang itu salah.”
Pernyataan ini menunjukkan refleksi diri yang mendalam dan niat untuk berubah demi menjalankan ajaran Islam secara kaffah (menyeluruh).
Pandangan tentang Ketuhanan: Islam Lebih Murni
Dalam dialog tentang konsep ketuhanan, Ruben dengan tegas mengatakan bahwa konsep Allah dalam Islam lebih masuk akal dan tidak menyerupai manusia.
“Di Kristen, aku merasa mereka menyembah manusia. Tapi Allah itu bukan manusia. Aku tidak ingin menyembah manusia, hanya Allah.”
Momen Pensyahadatan: Suasana Penuh Haru
Dipimpin oleh Abuya Ustaz Abdur Rahim Baslan, Ruben mengucapkan dua kalimat syahadat dengan suara lirih tapi penuh keyakinan:
“Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”
Ia kemudian mengulang dalam bahasa Inggris. Suasana pun menjadi haru. Banyak jamaah yang meneteskan air mata melihat kesungguhan Ruben, terutama ketika ia berhasil melafalkan tahiyat dengan susah payah, tanda keseriusannya untuk syahadat, dalam belajar agama ini.
Penguatan Akidah: Islam, Agama yang Rasional dan Rahmatan Lil ‘Alamin
Ustazah Etika Nur kemudian memberikan sesi penguatan akidah bagi Ruben. Ia menjelaskan mengapa Islam adalah satu-satunya agama yang sesuai fitrah manusia:
- Allah itu satu dan tidak bisa disamakan dengan makhluk.
- Al-Qur’an adalah pedoman hidup, seperti manual bagi ciptaan-Nya.
- Islam melarang syirik, karena menyekutukan Tuhan adalah dosa terbesar.
- Larangan alkohol dan perintah ibadah semuanya untuk kebaikan fisik dan spiritual umat.
“Kalau manusia saja tidak suka dikhianati, apalagi Allah. Dia tidak mau diduakan,” terang Ustazah.
Ia juga menjelaskan bahwa dalam Islam, kebaikan tidak hanya untuk sesama manusia, tapi juga untuk alam, hewan, tumbuhan, bahkan musuh sekalipun. Itulah mengapa Islam disebut rahmatan lil ‘alamin.
Komitmen Penuh: Tidak Akan Pernah Kembali ke Agama Lama
Saat ditanya apakah setelah ini ia memiliki keinginan sedikit saja untuk kembali ke agama sebelumnya, Ruben dengan tegas menjawab:
“No. I will never convert to Christian. Never. 100%.”
Jawaban ini disambut takbir dari jamaah yang hadir.
Penutup: Islam, Pilihan Hidup Ruben yang Penuh Makna
Kini, Ruben resmi menjadi seorang Muslim. Ia telah melalui proses panjang dari pencarian jati diri, pembelajaran yang intens, hingga menemukan ketenangan spiritual yang ia cari selama ini.
“Saya bahagia. Sangat senang. Sangat tenang,” katanya sambil tersenyum lebar.
Kisah Ruben adalah pengingat bahwa hidayah adalah milik Allah dan bisa diberikan kepada siapa saja. Semoga Ruben selalu istiqamah dalam keimanannya dan menjadi Muslim yang taat serta memberi inspirasi bagi yang lain.
Kesimpulan: Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kisah Ruben?
- Hidayah bisa datang dari mana saja, bahkan dari negara yang jauh dari Islam.
- Keikhlasan dalam memilih agama sangat penting, bukan karena paksaan atau pernikahan.
- Islam mengajarkan keesaan Tuhan yang murni, tanpa perantara atau bentuk lain.
- Belajar Islam membutuhkan perjuangan, tetapi Allah pasti memudahkan siapa yang bersungguh-sungguh.
- Setiap Muslim punya tanggung jawab membimbing mualaf, agar mereka tidak merasa sendiri dalam perjalanan barunya.
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 851-7301-0506 (Admin Center)
CHAT: wa.me/6285173010506
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361
ADDRESS:
MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah Blok Q8, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.
PURWOKERTO: RT.04/RW.01, Kel. Mersi, Kec. Purwokerto Timur., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2 No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
SURABAYA: Purimas Regency B3 No. 57 B, Kec. Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 60294.
TANGERANG: Jl. Villa Pamulang No.3 Blok CE 1, Pd. Benda, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15416
BEKASI: Jl. Bambu Kuning IX No.78, RT.001/RW.002, Sepanjang Jaya, Kec. Rawalumbu, Kota Bks, Jawa Barat