Ternyata Bunda Maria Beragama Islam: Kajian Kristologi Bersama Ustaz Ahmad Kainama

apakah bunda maria beragama islam, bunda maria islam, bunda maria agama, bunda maria masuk islam, bunda maria menurut agama islam, bunda maria berasal dari agama, bunda maria dalam agama islam, bunda maria agama apa, bunda maria menurut islam, agama bunda Maryam,
Link Youtube: https://www.youtube.com/live/Ulg4k7MdZ24?si=HUtv2QGAMG7TbuhB

Pada kesempatan ini, melalui kanal Mualaf Center Aya Sofya, hadir sebuah kajian kristologi yang dibawakan oleh Ustaz Ahmad Kainama dengan tema menarik: “Ternyata Bunda Maria Beragama Islam.”

Tema ini mengajak kita menelusuri ulang siapa sebenarnya sosok Maria atau Maryam, ibunda Nabi Isa ‘alaihissalam, yang dalam Islam sangat dimuliakan. Di tengah banyaknya narasi yang salah kaprah dalam tradisi kekristenan, Islam justru hadir menjaga kemurnian nama Maryam dan mengembalikan kehormatan keluarganya.

Pengantar Kajian

Acara dibuka dengan penuh kehangatan oleh Ustazah Niru Khairun Nisa, yang menyampaikan salam kepada para sahabat Aya Sofya dari seluruh penjuru nusantara hingga mancanegara. Doa dipanjatkan agar seluruh pemirsa diberi kesehatan, keberkahan, dan perlindungan Allah. Tidak lupa, doa juga ditujukan bagi saudara-saudara kita di Palestina, khususnya di Gaza yang tengah menghadapi ujian berat.

Ustaz Ahmad Kainama kemudian memulai paparan dengan menyinggung realitas bahwa topik tentang Maryam dan Nabi Isa sering kali menimbulkan perdebatan, bahkan kemarahan dari sebagian kalangan Kristen. Mengapa demikian? Menurut beliau, karena setiap kali kristologi dibahas, selalu terkuak sisi paganisme dalam ajaran Kristen yang diwariskan dari Romawi kuno.

Yesus dalam Perspektif Kristen dan Islam

Ustaz Kainama membuka pembahasan dengan merujuk pada 1 Korintus 1:23, yang menyebutkan bahwa Kristus yang disalibkan menjadi batu sandungan bagi orang Yahudi dan kebodohan bagi bangsa-bangsa lain. Ayat ini menunjukkan bagaimana konsep penyaliban tidak diterima universal, bahkan menjadi penghalang iman.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa dalam tradisi Yahudi, nama Yesus dianggap sebagai kutukan yang harus dilupakan. Nama Yimah atau Yasu disebut sebagai sesuatu yang hina. Namun berbeda dengan Islam, di mana Isa bin Maryam justru dimuliakan, bukan hanya dirinya, tetapi juga ibundanya, Maryam, dan seluruh keluarganya.

Inilah perbedaan mendasar: umat Islam satu-satunya yang membela kehormatan Nabi Isa dan ibundanya dari berbagai bentuk penghinaan dan fitnah.

Maryam yang Dimuliakan dalam Al-Qur’an

Ustaz Kainama menekankan bahwa dalam Islam, Maryam memiliki posisi sangat istimewa. Namanya diabadikan dalam salah satu surah Al-Qur’an, yaitu Surah Maryam, yang tidak ada tandingannya dalam kitab-kitab suci lain.

Dalam kajian ini, beliau mengutip Injil Lukas 1:30-38 dalam bahasa Arab. Ayat itu menunjukkan bagaimana malaikat menyampaikan kabar gembira kepada Maryam: “Janganlah takut, hai Maryam, sebab Allah berkenan kepadamu.”

Lebih lanjut pada ayat 38, Maryam berkata: “Aku ini adalah hamba Allah (ana amatullah).”
Pernyataan ini sangat tegas. Maryam menyebut dirinya abdi Allah, bukan ibu Tuhan. Dalam bahasa Arab, diksi Abdullah atau Amatullah hanya dikenal dalam Islam, bukan dalam ajaran lain.

Dengan ini, jelaslah bahwa Maryam bukan penganut agama pagan, melainkan seorang muslimah yang tunduk penuh kepada Allah.

Kesalahan Fatal dalam Tradisi Kristen

Salah satu kritik yang disampaikan Ustaz Kainama adalah kebiasaan umat Kristen mengubah nama-nama suci. Nama Maryam, yang dalam teks asli Ibrani adalah Miryam, diganti menjadi Maria atau Mary. Padahal, nama adalah identitas yang tidak boleh diubah seenaknya.

Lebih dari itu, umat Kristen bahkan sampai menyebut Maryam sebagai Bunda Allah. Sebuah klaim yang tidak berdasar, bahkan bertentangan dengan nash kitab mereka sendiri. Ustaz Kainama menegaskan, ini adalah bentuk fitnah yang merendahkan kemuliaan Maryam, padahal Allah telah menegaskan keridhaan-Nya kepada beliau.

Islam Menyelamatkan Isa dan Maryam

Pesan penting dari kajian ini adalah bahwa hanya Islam yang benar-benar menjaga kehormatan Isa dan Maryam. Jika dalam kekristenan Yesus digambarkan sebagai Tuhan yang mati terkutuk di kayu salib, Islam justru menolak narasi ini. Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa Isa tidak disalib dan tidak dibunuh, melainkan diangkat oleh Allah.

Dengan demikian, Islam bukanlah agama yang merendahkan Yesus, tetapi justru menyelamatkan beliau dari fitnah dan menjaga kehormatan ibundanya. Umat Islam memuliakan Maryam sebagai wanita suci yang dipilih Allah, bukan sebagai sosok yang diperalat untuk mendukung doktrin Trinitas.

Ajakan untuk Bersikap Jernih

Di penghujung penjelasan, Ustaz Kainama mengajak dengan rendah hati kepada saudara-saudara Kristen agar berhenti mengikuti channel-channel yang hanya menyebarkan kebencian terhadap Islam. Beliau menekankan bahwa Islam tidak pernah menghina Isa atau Maryam, sebaliknya Islamlah yang mengembalikan mereka kepada kemuliaan yang sesungguhnya.

Umat Kristen diajak untuk membuka hati, membaca ulang kitab suci mereka dengan jernih, dan melihat bahwa apa yang diyakini selama ini banyak bertentangan dengan nash asli maupun logika iman..

Bahasa Asli Kitab: Mengungkap Nama Maryam dan Elisabeth dalam Greek Bible

Dalam kajian berikutnya, Ustaz Ahmad Kainama mengajak jamaah membuka teks Alkitab dalam bahasa aslinya, yaitu Greek Bible (Alkitab Yunani). Dengan cara ini, umat bisa melihat langsung bahwa apa yang selama ini diajarkan melalui terjemahan-terjemahan modern ternyata banyak yang diputarbalikkan.

Saat membuka Injil Lukas 1:27, Ustaz Kainama menunjukkan bagaimana teks asli menyebut Maryam (Μαριάμ) dengan jelas. Kata ini ditulis menggunakan huruf-huruf Yunani: mu (μ), alfa (α), ro (ρ), iota (ι), alfa (α), mu (μ). Dengan bukti tersebut, beliau menegaskan:

“Saudaraku Kristen, bagaimana Anda bisa mengaku pengikut Yesus kalau nama ibunya sendiri sudah diubah? Dalam bahasa asli Maryam tetap Maryam, bukan Maria.”

Inilah yang seringkali disembunyikan dari jemaat awam. Nama asli Maryam sebagaimana tercatat dalam Injil Yunani sejalan dengan penyebutan dalam Al-Qur’an, yang menempatkan beliau sebagai wanita suci yang dimuliakan. Fakta ini sekali lagi membuktikan bahwa Islam tidak hanya menjaga nama, tetapi juga menjaga kemurnian sejarah.

Elisabeth dan Silsilah Keluarga Suci

Setelah menegaskan nama Maryam, Ustaz Kainama kemudian mengulas tokoh Elisabeth, yang dalam Injil Lukas 1:36 disebut sebagai kerabat Maryam. Menariknya, dalam teks asli Greek Bible, nama ini tercatat sebagai Elisyabah (Ἐλισάβετ) yang berarti “Tuhanku telah bersumpah.”

Ustaz Kainama menekankan bahwa keluarga besar ini, Maryam, Elisabeth, Zakaria adalah satu rumpun yang penuh berkah dan diridhai Allah. Tidak heran jika dalam Al-Qur’an terdapat surah Ali Imran dan surah Maryam, yang secara khusus menceritakan tentang keluarga ini.

Sayangnya, dalam tradisi Kristen, keluarga ini justru sering diputarbalikkan narasinya. Alih-alih dimuliakan, kisah mereka banyak mengalami distorsi. Misalnya, dalam doktrin gereja disebutkan bahwa Yohanes Pembaptis (putra Zakaria dan Elisabeth) membaptis Yesus yang mereka sebut sebagai “Tuhan”. Ustaz Kainama mengkritik keras hal ini:

“Bagaimana mungkin seorang nabi membaptis Tuhan? Bukankah itu menyalahi logika dan merendahkan derajat Tuhan itu sendiri?”

Kritik ini menegaskan bahwa Islam menjaga proporsionalitas: nabi tetap nabi, dan Allah tetap transenden.

Zakaria: Nabi yang Diakui Islam dan Juga Sumber Kristen Ortodoks

Lebih jauh, Ustaz Kainama menyinggung bagaimana sebagian kelompok Kristen modern justru merendahkan Zakaria dengan menyebutnya hanya sebagai imam biasa, bukan nabi. Padahal, dalam sumber resmi Gereja Ortodoks sendiri ditegaskan bahwa Zakaria adalah nabi suci, ayah dari Nabi Yahya (Yohanes Pembaptis).

Beliau bahkan membuka sumber dari Orthodox Christian Church in America yang jelas-jelas menyebut:

  • Nabi Zakaria dan Elisabeth adalah pasangan saleh.
  • Mereka keturunan Harun.
  • Yohanes Pembaptis adalah anak dari pasangan suci ini.

Dengan bukti ini, Ustaz Kainama menegur jemaat Kristen yang masih terjebak dalam doktrin gereja modern:

“Kalau masih percaya Zakaria bukan nabi, berarti Anda sedang dibodohi. Bahkan Gereja Ortodoks saja mengakui beliau nabi.”

Mengurai Silsilah: Maryam, Harun, dan Levi

Salah satu serangan umum yang dilontarkan kepada umat Islam adalah ayat Al-Qur’an yang menyebut Maryam sebagai “saudara Harun.” Kristen kerap mempertanyakan, “Bagaimana bisa Maryam, ibunda Yesus, disebut saudara Harun padahal jarak waktunya ratusan tahun?”

Ustaz Kainama meluruskan kekeliruan ini dengan menguraikan silsilah dari Kitab Tawarik (1 Tawarikh 6:1-3). Dari sana jelas terlihat bahwa Maryam memang berasal dari keturunan Harun. Jadi, istilah saudara Harun bukan bermakna literal sebagai adik kandung, melainkan penegasan garis keturunan (genealogis).

Orang Yahudi sendiri memahami hal ini. Nama Miryam (saudari Harun) dalam Perjanjian Lama dijadikan nama untuk Maryam ibunda Isa. Maka, ketika Al-Qur’an menyebut Maryam sebagai “saudara Harun,” itu justru sangat tepat dalam konteks tradisi Yahudi.

Darah Arab dalam Tubuh Yesus

Penjelasan semakin menarik ketika Ustaz Kainama membuka Kitab Jaser (Book of Jasher), sebuah kitab apokrif yang diakui dalam tradisi Yahudi. Dari kitab ini dijelaskan bahwa Levi, anak Yakub, menikahi Adina, putri Yoktan bin Eber. Yoktan sendiri dikenal sebagai leluhur bangsa Arab.

Dari garis inilah lahir Kehat, kemudian Amram, lalu Harun, hingga seterusnya sampai kepada Maryam, ibu dari Nabi Isa. Dengan demikian, secara darah, Yesus (Isa AS) memiliki darah Arab dari jalur ibunya, Maryam.

Ustaz Kainama menegaskan:

“Yesus lahir tanpa sperma. Tidak ada benih laki-laki di dalam rahim Maryam. Yang ada hanyalah darah dari ibunya, dan darah itu adalah darah Arab.”

Pernyataan ini sekaligus menggugurkan klaim bahwa Yesus adalah murni Yahudi. Faktanya, beliau lahir dari rahim seorang wanita berdarah campuran Yahudi dan Arab.

Kesempurnaan Al-Qur’an dalam Menjaga Sejarah

Semua penelusuran ini akhirnya bermuara pada satu kesimpulan: hanya Al-Qur’an yang mampu menjaga kemurnian kisah para nabi dan keluarga suci.

  • Nama Maryam tetap Maryam, bukan berubah jadi Maria.
  • Zakaria tetap nabi, bukan sekadar imam.
  • Hubungan Maryam dengan Harun dijelaskan secara genealogis, bukan keliru.
  • Bahkan jejak darah Arab dalam diri Isa AS pun dilestarikan dalam catatan sejarah yang nyambung dengan Al-Qur’an.

Itulah sebabnya, Ustaz Kainama menutup kajiannya dengan ayat Al-Qur’an:

“Tidak ada keraguan pada Kitab (Al-Qur’an) ini, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 2)

Dengan ayat ini, beliau menegaskan bahwa semua kebingungan, distorsi, dan perubahan yang ada dalam Alkitab hanya bisa diluruskan dengan kebenaran Al-Qur’an.

Nama Allah dan Nubuwah Muhammad dalam Kitab

Ustaz Kainama membuka dengan bacaan dalam bahasa Arab yang menyebut nama Allah. Lafaz-lafaz seperti Allahu Akbar dan Subhana Rabbiyal A’la wa bihamdih ditegaskan sebagai bagian dari dzikir orang Islam. Ia menantang para pendeta untuk menunjukkan apakah nama Allah, termasuk sifat-Nya seperti Ya Majid, memang ada dalam daftar 99 Asmaul Husna yang dikenal umat Islam.

Poin pentingnya: kitab suci kuno sudah menyebut nama Allah, bahkan sebelum turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad ﷺ. Dengan demikian, Allah yang disembah oleh Maryam dan para nabi terdahulu adalah Allah yang sama dengan yang disembah oleh kaum Muslimin sekarang.

Islam Punya Nilai dan Kehormatan

Menariknya, Ustaz Kainama menekankan bahwa umat Islam tidak pernah meminjam atau “menempelkan diri” pada kitab Taurat dan Injil yang telah diselewengkan. Berbeda dengan kaum Kristen yang justru berusaha keras mencari-cari nubuat Yesus dan penyaliban dalam kitab-kitab orang Yahudi, meski hingga hari ini orang Yahudi sendiri tidak pernah mengakuinya.

Beliau menegaskan, “Orang Islam punya value, punya harga, punya virtue.” Artinya, Islam berdiri dengan kehormatan dan ajarannya sendiri, bukan agama pinjaman, melainkan agama wahyu terakhir yang menyempurnakan agama-agama para nabi sebelumnya.

Nehemia dan Syariat Allah

Melalui rujukan Kitab Nehemia 10:28–29 dalam teks Arab, Ustaz Kainama menunjukkan bahwa orang-orang Israel disebut hidup dalam syariat Allah. Kata “syariatillah” secara jelas tertulis, mengacu pada hukum Allah yang harus dijalankan oleh Bani Israel.

Ini menjadi bukti bahwa para nabi terdahulu dan pengikutnya tunduk pada syariat Allah, bukan pada ajaran yang diciptakan Paulus atau gereja setelahnya. Maka, Maryam sebagai bagian dari keluarga nabi, jelas hidup dalam syariat Islam.

Salam Kepada Maryam

Ketika malaikat mendatangi Maryam dalam Lukas 1:28, kalimat yang diucapkan adalah salam: “Shalom, hai engkau yang dikaruniai.” Ustaz Kainama menjelaskan bahwa salam itu bukan sekadar sapaan, tetapi berasal dari akar kata yang sama dengan salam dalam bahasa Arab.

Dari sini terlihat jelas bahwa ibunda Nabi Isa adalah seorang Muslimah yang hidup dalam suasana salam, penghambaan, dan ketaatan penuh kepada Allah. Bahkan Maryam sendiri menyebut dirinya abdi Allah, selaras dengan sebutan ‘abdullah yang digunakan bagi para nabi.

Brown-Driver-Briggs: Islam Berarti Penyerahan Diri

Lebih jauh, Ustaz Kainama mengutip kamus teologi terkemuka Brown-Driver-Briggs Lexicon yang menjelaskan bahwa kata kerja dalam bahasa Ibrani terkait “penyerahan diri kepada Tuhan” bermakna sama dengan Islam. Muslim adalah orang yang berserah diri dengan tepat kepada Allah.

Dengan bukti ilmiah ini, beliau menegaskan bahwa hanya Islamlah agama penyerahan diri yang sejati kepada Tuhan. Di luar Islam, tidak ada agama yang memenuhi makna penyerahan diri sebagaimana dijelaskan dalam sumber akademik tersebut.

Tradisi Ibadah Yahudi yang Mirip dengan Islam

Ustaz Kainama juga membandingkan praktik ibadah Yahudi kuno yang masih terlihat di Yerusalem. Misalnya:

  • Laki-laki dan perempuan dipisahkan saat beribadah.
  • Ada gerakan sujud dan menundukkan kepala dalam doa.
  • Mereka mengenakan pakaian khusus dan rumbai (tzitzit) sebagai pengingat syariat.

Semua ini menunjukkan kesinambungan tradisi ibadah dari ajaran tauhid sebelum datangnya Islam. Sayangnya, umat Kristen modern tidak lagi menjalankan tradisi ibadah semacam ini, dan justru meninggalkan syariat.

Maryam Adalah Muslimah

Kesimpulan yang berulang kali ditekankan adalah bahwa Maryam, ibunda Nabi Isa, adalah seorang Muslimah. Beliau tidak pernah memakan daging babi, tidak meninggalkan syariat, dan tidak menyembah Yesus. Sebaliknya, beliau tunduk penuh pada Allah dan hidup sesuai hukum-Nya.

Ustaz Kainama menutup dengan tegas: “Kristen itu agama pagan. Tidak ada dalam tanah. Tidak ada hubungannya dengan Musa, Abraham, Yakub, Harun, Daud, ataupun para nabi lainnya. Maryam adalah Muslimah, maminya Jesus itu Muslim.”

Melalui kajian panjang ini, jelaslah bahwa:

  1. Nama Allah dan ajaran tauhid sudah ada jauh sebelum lahirnya Kristen.
  2. Maryam hidup dalam syariat Allah, bukan dalam doktrin gereja.
  3. Islam adalah agama penyerahan diri yang sejati, sesuai dengan makna kitab suci asli dan didukung oleh kajian akademis.

Dengan demikian, keyakinan bahwa Bunda Maria adalah seorang Muslimah bukanlah sekadar klaim sepihak, melainkan kebenaran yang dapat diverifikasi dari teks suci, sejarah, dan tradisi ibadah.


Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).


ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?

REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA


SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:

MUALAF CENTER AYA SOFYA

PRODUK PARFUM AYA SOFYA


MEDIA AYA SOFYA

Website: www.ayasofya.id

Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA

YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA

Instagram: @ayasofyaindonesia

Email: ayasofyaindonesia@gmail.com


HOTLINE:

+62 851-7301-0506 (Admin Center)
CHAT: wa.me/6285173010506

+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100

+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361


ADDRESS:

MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah Blok Q8, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.

PURWOKERTO: RT.04/RW.01, Kel. Mersi, Kec. Purwokerto Timur., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2 No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.

SURABAYA: Purimas Regency B3 No. 57 B, Kec. Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 60294.

TANGERANG: Jl. Villa Pamulang No.3 Blok CE 1, Pd. Benda, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15416

BEKASI: Jl. Bambu Kuning IX No.78, RT.001/RW.002, Sepanjang Jaya, Kec. Rawalumbu, Kota Bks, Jawa Barat

DEPOK: Jl. Tugu Raya Jl. Klp. Dua Raya, Tugu, Kec. Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat 16451

BOGOR: Jl. Komp. Kehutanan Cikoneng No.15, Pagelaran, Kec. Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16610

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.