Malang, Indonesia – Dalam live streaming terbaru Mualaf Center Aya Sofya, Ustaz Kainama kembali menyuarakan kajian kristologi yang menjadi fokus dakwahnya. Disampaikan dalam nuansa penuh semangat dan kepedulian terhadap umat, beliau menegaskan pentingnya memahami relasi antara Islam dan Kristen secara jernih, terutama dalam konteks toleransi beragama di Indonesia. Beliau juga akan menjelaskan tentang siapa itu Roh Kudus yang dipercayai Kristen sebagai bagian dari trinitatis.
Agenda Kristologi dan Pertemuan di Bogor
Di awal penyampaiannya, Ustaz Kainama mengingatkan para pemirsa mengenai agenda seminar kristologi yang akan diadakan di Bogor dalam waktu dekat. Beliau menegaskan bahwa acara ini bukan untuk membatasi siapa pun, tetapi untuk memperdalam pemahaman terhadap ajaran-ajaran kristiani, dengan peserta yang sudah diverifikasi oleh pihak penyelenggara. Tujuannya adalah agar kajian yang dilakukan tidak sekadar menjadi kegiatan kosong, melainkan menghasilkan pemahaman yang tertanam kuat dalam diri peserta.
Klarifikasi tentang Tujuan Live Streaming
Ustaz Kainama juga memberikan klarifikasi mengenai tujuan dari siaran live streaming yang dilakukannya, baik di YouTube maupun TikTok. Ia menegaskan bahwa konten yang disampaikan bukan untuk menyerang atau menjelekkan pihak manapun, melainkan semata-mata untuk menginformasikan dan membangun kesadaran, terutama bagi umat Islam, agar tidak salah dalam memahami toleransi terhadap agama lain.
Menurut beliau, selama ini banyak umat Islam yang menunjukkan toleransi yang “lebai” atau berlebihan terhadap agama Kristen, yang akhirnya justru mengorbankan prinsip akidah Islam. Maka dari itu, kajian kristologi hadir untuk membekali umat dengan pengetahuan yang proporsional agar toleransi yang diberikan pun tidak salah arah.
Mengajak Jemaat Kristen untuk Jujur terhadap Sejarah Agama
Salah satu poin utama dalam ceramah Ustaz Kainama adalah ajakan kepada jemaat Kristen untuk lebih terbuka dan jujur dalam memahami sejarah dan akar kepercayaan mereka. Ia menyampaikan bahwa Kristen bukanlah agama yang dibawa oleh Yesus secara langsung, melainkan merupakan hasil perkembangan dari tradisi Romawi (neo-Hellenisme). Beliau menyerukan agar umat Kristen tidak lagi memaksakan identitas sebagai agama Abrahamik atau agama samawi.
“Kristen bukan agama ajaran Yesus. Kristen bukan pengikut Yesus, tapi penyembah Yesus,” tegasnya.
Klarifikasi Istilah “Hantu” dalam Alkitab
Dalam bagian berikutnya, Ustaz Kainama membahas istilah “ghost” dalam Alkitab versi Inggris (Net Bible), yang menurutnya merujuk pada Yesus yang disebut sebagai “hantu” dalam Lukas 24:37. Ia menjelaskan bahwa dalam bahasa Yunani Koine, istilah yang digunakan adalah pneuma, yang bisa diterjemahkan sebagai roh atau hantu.
Ia juga mengutip bahwa Bible, menurut tokoh gereja Eusebius dalam buku Ecclesiastical History, bukanlah firman Tuhan, melainkan kumpulan catatan peristiwa mengenai Yesus.
Kritik Terhadap Influencer Kristen “Pil Pahit”
Ustaz Kainama menyampaikan keberatannya terhadap konten-konten dari figur online bernama “Pil Pahit” yang, menurutnya, menyebarkan informasi yang menyesatkan jemaat Kristen. Ia menyoroti contoh pernyataan tentang istilah florish yang disebut Pil Pahit bukan berarti “meninggal”, padahal dalam konteks kalimat bahasa Inggris di Britannica, menurut Ustaz Kainama, maknanya memang merujuk pada “meninggal dunia”.
Lebih lanjut, beliau menantang Pil Pahit untuk tampil dengan identitas yang jelas, dan menyebut bahwa kontennya memotong-potong video miliknya untuk menciptakan narasi menyesatkan.
“Kalau kamu tidak bisa menunjukkan identitas, kamu banci kaleng,” ujarnya lantang.
Ustaz Kainama menegaskan bahwa umat Islam tetap menjunjung tinggi toleransi dan kasih sayang terhadap pemeluk agama lain. Namun, toleransi tersebut harus berjalan sesuai dengan koridor hukum, yaitu berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan peraturan bersama antar menteri tentang kerukunan antar umat beragama.
Klarifikasi dan Seruan untuk Kejujuran dalam Dialog Antaragama
Dalam lanjutan kajian yang disampaikan oleh Ustaz Kainama dan rekan-rekannya, tampak jelas bahwa narasi utama yang ingin diangkat adalah bentuk klarifikasi terhadap tuduhan-tuduhan yang selama ini beredar di media sosial, khususnya yang dilakukan oleh beberapa kanal Kristen yang dianggap sering memotong dan memelintir isi video kajian. Klarifikasi ini bukan untuk pembelaan pribadi, melainkan untuk meluruskan informasi bagi jemaat Kristen yang, menurutnya, telah menerima informasi yang tidak utuh dan menyesatkan.
Pentingnya Konteks dalam Penafsiran Kata dan Istilah
Salah satu isu yang diangkat adalah tentang penggunaan istilah Yunani “pneuma” yang sering diterjemahkan sebagai “roh”, “roh kudus”, bahkan “hantu” dalam beberapa konteks Alkitab. Ustaz Kainama dan tim mencoba membongkar bagaimana istilah ini diterjemahkan dalam berbagai versi kitab, dari bahasa Yunani ke Latin, kemudian ke Inggris dan Indonesia, serta mengkritisi pemaknaan “Roh Kudus” sebagai Tuhan dalam doktrin Kristen Trinitas.
Dalam paparan tersebut, ia menekankan bahwa dalam bahasa Ibrani istilah “Roh Kudus” adalah “Ruach HaKodesh”, yang dalam tradisi Yahudi tidak pernah diposisikan sebagai Tuhan, melainkan lebih sering dipahami sebagai malaikat Tuhan atau bentuk metaforis dari kehadiran ilahi. Hal ini diperkuat dengan mengutip tafsiran dari Ibn Ezra dan Rabenu Bahya, dua tokoh penting dalam dunia tafsir Yahudi, yang mengaitkan makna “roh” dengan sosok malaikat, khususnya Gabriel.
Roh Kudus sebagai Gabriel dalam Tradisi Islam dan Yahudi
Ustaz Kainama juga mengemukakan bahwa dalam Islam, pemahaman yang sahih mengenai “Ruh al-Qudus” adalah bahwa ia merujuk kepada Malaikat Jibril. Hal ini diperkuat oleh penafsiran ulama Yahudi seperti Rabbi Ibn Ezra dan Rabenu Bahya, yang disebutkan juga menyamakan ruach hakodesh dengan malaikat Gabriel. Di sisi lain, ia menekankan bahwa tidak ada literatur Yahudi yang menyamakan Ruh Kudus dengan Tuhan atau bagian dari Tuhan.
Dalam tradisi Islam, Jibril memang berperan sebagai penyampai wahyu dan memiliki posisi penting sebagai malaikat utama, namun bukan bagian dari Tuhan atau entitas ilahi sebagaimana konsep Trinitas dalam Kristen.
Salah satu poin yang ditekankan berulang-ulang adalah bahwa Roh Kudus = Malaikat Jibril (Gabriel). Dalam Islam, ini adalah keyakinan yang mapan, dan menurut Ustaz Kainama, juga didukung oleh sumber-sumber Yahudi klasik seperti dalam Genesis 18:2 dan Daniel 9:21, di mana Gabriel disebut secara eksplisit sebagai penyampai wahyu. Maka dari itu, ia menolak keras konsep bahwa Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Tuhan.
Tuduhan Pemelintiran oleh Beberapa Kanal Kristen
Poin penting yang juga muncul adalah tuduhan terhadap kanal-kanal seperti Pil Pahit, Andre Tunggal, dan beberapa lainnya yang dianggap sengaja mengedit potongan video dengan niat menyerang pribadi dan menyebarkan hoaks ke publik Kristen. Potongan video tanpa konteks ini disebut sebagai cara untuk menjatuhkan Ustaz Kainama secara pribadi, bukan berdasar argumen teologis yang adil.
Dalam hal ini, ia menegaskan bahwa penyebaran informasi secara sepihak dan penuh manipulasi tidak hanya menyesatkan umat, tetapi juga merusak dialog antaragama yang sehat. Ia meminta agar jemaat Kristen lebih kritis dalam mengonsumsi informasi dan tidak terjebak pada framing yang menjauhkan mereka dari kebenaran.
Seruan untuk Kritis dan Objektif dalam Mencari Kebenaran
Di akhir sesi, muncul seruan tegas bahwa umat Islam tidak perlu meniru-niru konsep Trinitas atau ajaran Kristen lainnya. Islam sudah memiliki struktur keimanan yang kokoh. Namun di sisi lain, ada ajakan tersirat agar umat Kristen juga kembali menelaah ajaran mereka. Ajaran yang berdasarkan kitab suci dengan pendekatan yang lebih historis dan kontekstual, terutama dalam hal penggunaan istilah dan pengaruh ajaran non-Yahudi yang disusupkan dalam kekristenan pasca-Yesus.
Menyoal Roh Kudus, Trinitas, dan Narasi Kristologi dalam Kajian Ustaz Ahmad Kainama
Dalam kajian kristologi yang berlangsung pada malam hari di channel Aya Sofya Mualaf Center, Ustaz Ahmad Kainama kembali membahas tema yang sensitif namun kontroversial. Hal itu adalah kedudukan Roh Kudus dalam ajaran Kristen dan Islam. Diskusi kali ini menjadi kelanjutan dari pernyataan yang sempat mengemuka dari seorang tokoh bernama Pendeta Luga Tambunan. Dia menyebut bahwa Roh Kudus dalam terjemahan Alkitab disebut sebagai “Holy Ghost” atau “hantu suci”.
Roh Kudus dalam Sorotan Terminologi dan Bahasa
Ustaz Kainama mengawali dengan menekankan bahwa istilah “Roh Kudus” yang dikenal dalam kekristenan sebenarnya berasal dari istilah Yunani πνεῦμα ἅγιον (pneuma hagion). Dalam versi Alkitab terjemahan lama, terutama King James Version (KJV) tahun 1611, istilah tersebut diterjemahkan sebagai “The Holy Ghost”. Menurut beliau, dalam Strong’s Concordance, istilah G4151
(pneuma) bisa berarti “roh”, “angin”, bahkan “hantu”. Hal ini menurutnya menjadi celah untuk mempertanyakan makna sebenarnya dari Roh Kudus dalam terminologi Kristen.
Namun, penting dicatat bahwa dalam konteks teologi Kristen, istilah “Holy Ghost” dan “Holy Spirit” tidak dimaknai sebagai hantu dalam pengertian umum, melainkan sebagai Pribadi Ketiga dari Trinitas yang bersifat ilahi.
Trinitas: Bapak, Ibu, dan Anak?
Diskusi kemudian berlanjut pada kutipan teks kuno dari Nag Hammadi Library, yang diklaim oleh pembicara sebagai bukti bahwa konsep trinitas awal tidak seperti yang dikenal saat ini (Bapa, Anak, Roh Kudus), melainkan Bapa, Ibu, dan Anak. Menurut narasi yang dibacakan, tiga kekuatan disebut muncul dari “keheningan hidup” dan dari Bapa yang tak fana. Hal ini kemudian dikaitkan dengan teks Gnostik yang sering dianggap apokrif dalam tradisi Kristen arus utama.
Penting untuk dipahami bahwa teks-teks seperti Nag Hammadi adalah bagian dari tradisi Gnostik yang telah lama dianggap tidak kanonik oleh mayoritas gereja Kristen, termasuk Katolik dan Protestan. Penggunaan referensi ini untuk menggugat konsep Trinitas perlu dibaca dalam konteks perdebatan sejarah teologi awal dan bukan sebagai representasi arus utama kekristenan.
Kritik pada Trinitas
Dalam bagian selanjutnya, kritik diarahkan kepada doktrin Trinitas yang menyatakan bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah tiga pribadi dalam satu Tuhan. Ustaz Kainama menilai bahwa ini adalah konsep yang tidak dikenal dalam ajaran Yahudi dan tidak diajarkan oleh Yesus, yang menurutnya adalah seorang Yahudi taat.
Dia menampilkan diagram “Trinity Shield” yang biasa digunakan untuk menjelaskan konsep Trinitas dalam kekristenan. Setelah itu, dia kemudian mempertanyakan secara logis konsistensi dari keyakinan ini. Kritik ini dilanjutkan dengan kutipan dari kitab Wahyu 3:9 yang disebut sebagai peringatan dari Yesus sendiri. Peringatan terhadap mereka yang “mengaku-ngaku sebagai orang Yahudi, padahal bukan,” yang kemudian diasosiasikan dengan klaim orang Kristen sebagai “Israel rohani”.
Penolakan Terhadap Tudingan Islam Meniru Ajaran Kristen
Ustaz menyatakan penolakan keras terhadap tuduhan bahwa Islam mengambil ajaran atau konsep dari agama sebelumnya, khususnya Kristen. Ustaz Kainama menegaskan bahwa Islam adalah agama independen yang membawa wahyu terakhir. Agama Islam sama sekali tidak mencontek kitab atau istilah dari agama lain.
Sebaliknya, ia justru menuduh bahwa beberapa konsep dalam agama Kristen, menurut versi kajian mereka, adalah hasil adopsi atau bahkan distorsi dari ajaran sebelumnya.
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 851-7301-0506 (Admin Center)
CHAT: wa.me/6285173010506
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361
ADDRESS:
MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah Blok Q8, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.
PURWOKERTO: RT.04/RW.01, Kel. Mersi, Kec. Purwokerto Timur., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2 No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
SURABAYA: Purimas Regency B3 No. 57 B, Kec. Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 60294.
TANGERANG: Jl. Villa Pamulang No.3 Blok CE 1, Pd. Benda, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15416
BEKASI: Jl. Bambu Kuning IX No.78, RT.001/RW.002, Sepanjang Jaya, Kec. Rawalumbu, Kota Bks, Ja