KISAH INSPIRATIF GADIS DIFABEL DALAM MENGUBAH DUNIA

Oleh: Ust. Fariq Gasim Anuz

Jumalah Al Baidhani adalah seorang gadis difabel dari Yaman yang begitu gigih memperjuangkan dan membela kaum wanita difabel di negerinya agar mereka bisa hidup bahagia dan memberikan manfaat untuk manusia yang lain, serta tidak menjadi beban bagi masyarakat. Jumalah tidak banyak dikenal masyarakat. Jika ditanyakan kepada beberapa warga Yaman tentang Jumalah, banyak dari mereka tidak mengenalnya.

Jumalah binti Shalih Al Baidhani lahir tanggal 12 Februari 1977 di Desa Ayouf Wilayah Baidha, Yaman. Ia lahir secara normal dan membuat keluarganya bahagia. Tahun 1984 ketika Jumalah berusia 7 tahun, ia sakit demam, dan ia merasa pusing serta nyeri di sekujur tubuh kemudian lumpuh pada kedua kakinya.

Jumalah merasa minder dan berhenti sekolah serta mengurung diri di kamarnya. Alhamdulillah keadaan itu tidak berlangsung lama. Ia segera sadar dan mulai beradaptasi dengan kelumpuhannya serta ridha dengan musibahnya. Tidak ingin larut dalam kesedihan, ia tidak mau berputus asa dengan penderitaannya. Dan segera masuk kembali ke sekolah dengan menggunakan kursi roda.

Di sekolah yang berjumlah 400 siswa, ia satu-satunya siswi yang lumpuh. Ia menghadapi tantangan baru. Semua mata memandang dia, ada yang merasa kasihan, ada juga yang meremehkan. Jumalah sedih, namun ia sabar dan tabah. Ia kemudian semakin bersemangat dalam belajar dan ingin membuktikan kepada teman-teman dan msyarakat bahwa orang yang berkebutuhan khusus seperti dia mampu memberikan manfaat untuk umat yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh orang-orang yang sehat fisiknya.

Ketika usianya 13 tahun, Jumalah memiliki ide untuk menghibur dan memotivasi anak-anak perempuan berkebutuhan khusus yang dipasung oleh orang tua atau keluarga mereka. Banyak orang tua bersikap tidak bersahabat kepada Jumalah. Mereka tidak ingin tetangga atau orang lain tahu bahwa mereka mempunyai anak yang cacat fisik.

Pernah suatu hari Jumalah mengetuk pintu sebuah rumah. Pemilik rumah tersebut adalah seorang tentara, beliau membuka pintu dan mengira Jumalah datang mengemis. “Maaf!” katanya tegas.

Jumalah menjelaskan maksud kedatangannya, yakni ingin menjenguk Ahlam, putri tentara itu yang juga mengalami kelumpuhan. Bapak tentara itu tidak mengakui punya anak lumpuh dan menyuruh Jumalah pergi sambil menutup pintu rumahnya. Sejam kemudian tentara itu hendak keluar rumah. Ia kaget melihat Jumalah masih berada di depan pintu, duduk di kursi rodanya. “ Mangapa kamu masih di sini?” Jumalah menjawab, “Saya tidak akan pergi sebelum berjumpa dengan anak Bapak, Ahlam.”

Tentara itu marah dan mengusirnya. Jumalah membalikkan arah kursi rodanya dan pergi dengan sedih. Namun Jumalah tidak berputus asa. Ia pergi ke kantor polisi terdekat dan menemui kepala polisi. Ia lalu meminta Kepala Polisi memanggil tentara tersebut dan Jumalah ingin menemuinya di kantor Polisi. Kepala Polisi bertanya, “Ada masalah apa ?” Jumalah menjawab, “Nanti kalau tentara tersebut datang, baru akan saya ceritakan kepada Bapak permasalahannya.”

Akhirnya dipanggillah tentara tersebut ke kantor polisi. Ketika ia masuk dan melihat Jumalah, ia marah besar dan hampir mencekik Jumalah. “Kamu anak kecil, buat ulah dan sok jadi pahlawan!”

Setelah tahu permasalahannya maka kepala Polisi mengatakan kepada Jumalah bahwa Ayah Ahlam bebas untuk menolak Jumalah menemui putrinya. Karena ia yang paling berhak atas anaknya sendiri.

Jumalah menjawab, “Tapi ia telah menzalimi anaknya! Ia telah mengurung anaknya selama 15 tahun di dalam kamar di rumahnya. Bisa jadi Ahlam tertekan mentalnya dan dan frustasi mengharapkan kematian cepat datang. Penjara barangkali lebih baik dari kamarnya.” Di penjara seorang pesakitan bisa berkumpul dengan manusia, bisa mengobrol, bisa belajar dan berkarya. Apakah karena malu punya anak cacat membuat orang tua tidak berperasaan membiarkan anaknya menderita dan tidak bisa merasakan hidup sebagai manusia?

“Kalau Bapak tidak mengizinkan saya menemui Ahlam, maka saya akan mengadukan Bapak berdua ke pengadilan!” Jumalah berkata tegas dengan nada mengancam.

Akhirnya kepala Polisi menasihati Ayah Ahlam agar memperbolehkan jumalah menemui Ahlam, putrinya. Dengan terpaksa Ayah Ahlam memperbolehkan Jumalah menemui anaknya asalkan hanya sekali saja dan meminta Jumalah menulis surat perjanjian bahwa ia tidak akan datang lagi. Jumalah pun menulis surat di secarik kertas dan menandatangani surat tersebut . Ayah Ahlam segera menerima surat Jumalah dan memasukkan ke saku baju sambil bergumam tanpa dimengerti oleh Jumalah.

Jumalah masuk ke kamar Ahlam atau lebih tepat masuk ke gudang yang pengap dan kotor. Dengan lampu lima watt di kamar itu, Jumalah tidak bisa memandang dengan jelas. Setelah beberapa menit di dalam kamar barulah terlihat Ahlam sedang duduk di kursi roda di pojok kamar. Ruangan yang aromanya tidak sedap itu dipenuhi dengan debu dan sarang laba-laba. Ada piring dan gelas di samping Ahlam.

Jumalah membayangkan bagaimana mungkin gadis berusia 15 tahun sudah hampir selama itu pula belum pernah melihat matahari. Hanya terkurung dalam kamar. Jumalah menangis melihat keadaan Ahlam. Ia merasa perih dan pedih. Jumalah kemudian berkenalan dan menghibur Ahlam agar sabar dan tidak putus asa dalam hidup. Jumalah berjanji akan datang lagi esok hari.

Keesokan harinya Jumalah datang lagi ke rumah Ahlam. Ayah Ahlam ketika membuka pintu dibuat kaget melihat Jumalah lagi. “Bukankah kamu sudah berjanji tidak akan datang ke sini lagi?” Jumalah menjawab dengan tersenyum,” Kesepakatan antara kita yang menyebabkan saya ke sini lagi.”

Ayah Ahlam segera mengambil secarik kertas perjanjian yang ditulis jumalah, ia baru membacanya, “Saya Jumalah Al Baidhani berjanji tidak akan datang ke rumah Ahlam. Maksud saya tidak akan datang setiap hari melainkan akan datang setiap saat.”

Akhirnya ayah Ahlam menyerah atas kegigihan Jumalah untuk menghibur anaknya. Ayah Ahlam menjadi lunak dan luluh hatinya serta menyadari akan kedzaliman dan kekejaman selama ini terhadap anaknya.

Jumalah banyak memberikan motivasi kepada Ahlam. Tidak ada manusia yang lemah. Hanya saja banyak manusia yang tidak tahu akan kelebihan dan potensi yang Allah berikan kepadanya. Jumalah meyakinkan Ahlam akan kelebihan dan potensi yang Allah berikan kepada setiap manusia termasuk kepada kaum difabel. Ahlam mulai bangkit dan timbul percaya diri.

Hari ketiga Jumalah datang lagi ke rumah Ahlam. Jumalah berkata kepada Ahlam, “ Ahlam, aku ingin mengajakmu keluar rumah untuk melihat matahari.” Ahlam menjawab, “ Aku telah melihat matahari sejak tiga hari ini!”

Jumalah berkata lagi,” Mungkin matamu akan silau ketika pertama kali melihat matahari.” Ahlam menjawab, “Mataku terasa sejuk melihat matahari di depanku sungguh sangat indah dipandang mata.”

Ahlam berkata lagi, “Jumalah, engkau bagaikan matahari yang telah menyinariku dan memupuk rasa optimis dalam hidupku. Terima kasih Jumalah. Jazakillahu khairan.”

Ahlam sekarang bukan Ahlam kemarin. Ia pandai menyulam dan menjahit. Hasil sulaman dan jahitannya ia jual.

Waktu pertama kali Ahlam memperoleh uang hasil jahitannya ia berikan uang tersebut kepada ayahnya. Ayahnya terharu menerima uang tersebut, sambil mengingat bahwa dahulu ia menganggap anaknya seolah-olah sebagai mayat atau lebih tepatnya ia menyesali masa lalunya yang telah mengubur hidup-hidup anaknya.

Jumalah sendiri setelah berkenalan dengan Ahlam, ia semakin kuat tekadnya untuk menolong sesama kaum difabel khususnya anak-anak perempuan. Jumalah rajin belajar di sekolah hingga menyelesaikan S1. Pada tanggal 28 Oktober 1998 Jumalah mendirikan Yayaysan “ Al Tahadi” yang menampung anak-anak perempuan difabel.

Yayasannya berkembang semakin besar dengan izin Allah. Saat ini yayasan tersebut menampung 300.000 orang berkebutuhan khusus dari kalangan akhwat usia balita hingga 30 tahun. Jumalah dan kawan-kawannya sedang mempersiapkan proyek “ Kota Tahaddi”, suatu gedung asrama yang luas dengan daya tampung 10.000 orang penyandang cacat. Semoga Allah segera merealisasikan proyek ini dan memberkahi yayasan tersebut. Aamiin.

Jumalah berkata, “Setiap saya bangun pagi, saya selalu bertanya kepada diri sendiri: Apa yang mungkin bisa saya lakukan untuk menumbuhkan harapan di hati orang yang telah putus asa dalam hidup ini? Saya ingin menorehkan senyuman di wajahnya, saya ingin memberikan kegembiraan dan kebahagiaan kepada sesama manusia khususnya kepada kaum difabel.

Harapan dan amal perbuatan Jumalah merupakan akhlak Islam. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya,

“Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain. Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang diberikan kepada sesama muslim, menghilangkan kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama salah seorang saudaraku untuk menunaikan keperluannya lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) sebulan lamanya…” HR Ibnu Abi Duniya dengan sanad Hasan.

Jumalah sekarang telah tiada. Beliau wafat tanggal 15 Desember 2012 dalam usia 35 tahun. Semoga Allah merahmatinya, menerima segala amal baiknya, serta mengampuni kesalahan dan dosa-dosanya. Semoga Allah menjadikan amal sosial yang ia lakukan sejak remajanya menjadi amal jariyah yang tetap mengalir pahalanya.

Yayasan Al Tahadi tetap berjalan sampai sekarang. Amal sosial yang dirintis Jumalah tetap berjalan.

Referensi:
Buku “Mengasah Hati” oleh: Fariq Gasim Anuz


Tentang Penulis:
Ulama dan Penulis Lebih Dari 15 Buku Best Seller,
Pembina Mualaf Center Nasional Aya Sofya Cirebon.


Rekomendasi artikel:


Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).


ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?

REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA


SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:

MUALAF CENTER AYA SOFYA


MEDIA AYA SOFYA

Website: www.ayasofya.id

Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA

YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA

Instagram: @ayasofyaindonesia

Email: ayasofyaindonesia@gmail.com


HOTLINE:

+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100

+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361


ADDRESS:

SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2 No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.

MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.

SURABAYA: Pesantren JEHA Dolly. Jl. Putat Jaya No. 4B, Putat Jaya, Kota Surabaya.

DEPOK: Jl. Tugu Raya No. 8 Kelapa Dua Cimanggis, Depok.


Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.