KAJIAN KEISLAMAN MUALAF CENTER DONGGALA: CARA MENJADI ORANG MUKMIN SEJATI

قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَٰكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ ۖ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ


Artinya: Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Hujurat: 14)

Mukmin adalah istilah Islam dari bahasa Arab yang sering disebut dalam Al-Qur’an, artinya orang beriman. Seorang dikatakan beriman jika dapat memenuhi seluruh kehendak Allah dan memiliki keimanan kuat dalam hatinya. Sedangkan beriman adalah meyakini dan memiliki keyakinan untuk selalu tunduk kepada Allah dan rasulNya.

1. amanu = orang beriman

Kalimat “ الَّذِينَ آمَنُوا ” atau “Alladzina amanu” itu biasanya diungkapkan bagi orang-orang yang baru beriman atau imannya itu masih harus ditingkatkan lagi. Seseorang yang baru menyatakan sebagai muslim, merasa punya standart keimanan dalam jiwanya tapi iman itu lebih mendorongnnya untuk lebih semangat menunaikan ibadah. Kalau kita melihat di KTPnya Islam dan ia juga termasuk seorang muslim tapi sholatnya masih agak terlambat.

Maka seseorang itu dipanggil oleh Allah sebagai “ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ” atau “hai orang-orang yang beriman” yang panggilan dan disebutkan sejumlah 68 kali dalam Al-Qur’an. Sebagaimana di dahului dengan huruf ” يَ ” atau “ya” yang termasuk huruf panggilan. Dalam ilmu nahwu huruf panggilan ada 14 jenis tapi di Al-Qur’an hanya disebutkan huruf ” يَ ” sebanyak 361 kali.

Ketika huruf “يَ ” disandingkan dengan kalimat “ الَّذِينَ آمَنُوا ” seakan-akan Allah menyeruh kepada semua “pemilik iman” sekalipun imannya belum mampu mendekatkan dia dengan Allah karena masih jarangn melakukan amal saleh. Dipanggil oleh Allah sebanyak 68 kali panggilan dia yang disebutkan dalam Al-Qur’an, sebagai setelah ada kalimat “ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ” selalu disusul dengan amal-amaln shaleh, sepert beberapa potongan ayat berikut ini:

… يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa …”

… يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik … “

… يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِذَا نُوۡدِىَ لِلصَّلٰوةِ مِنۡ يَّوۡمِ الۡجُمُعَةِ 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum‘at …”

Setelah kalimat ” يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ” sudah pasti terdapat anjuran-anjuran dari Allah agar kualitas keimanan seseorang meningkat dan dapat lebih dekat dengan Allah. Kalau keimanan itu sudah konsisten dalam menunaikan amal shaleh maka kalimatnya akan berubah dari “ اٰمَنُوۡۤا ” menjadi “ يُؤْمِنُوْنَ ”.

2. yu`minụn = orang beriman

Perbedaan antara ” آمَنُوا ” dengan “ يُؤْمِنُوْنَ ” adalah seseorang disebut sebagai “ يُؤْمِنُوْنَ ” maka akan naik derajat keimanannya menjadi disebut “taqwah” dan pemilik iman tersebut akan disebut “taqi” dan jamaknya disebut “muttaqīn” sebagai orang-orang yang banyak bertaqwah kepada Allah. Kalimat “ يُؤْمِنُوْنَ ” seringkali disambungkan dengan kata ” مُتَّقِيْنَ ” atau “muttaqīn” karena telah naik level keimanan seseorang. Sebagaimana firman Allah berikut ini:

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ

Artinya: Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (QS. Al-Baqarah: 2)

3. siapa muttaqīn (orang bertaqwa) itu?

Tingkat keimanan seorang muslim itu berbeda-beda tergantung bagaimana konsisten dalam beriman dan istiqomah dalam beramal shaleh. Jadi terdapat perbedaan antara seorang “muttaqin” dengan “yu’minun”, begitu pula “mutaqin” dengan “amanu”, serta “amanu” dengan “yu’minun”.

Seseorang dikatakan “amanu” belum merasa beriman maka dilatih dengan amal shalih, jika telah beramal shaleh akan menjadi “yu’minun”, dan jika konsisten beramal shaleh akan melahirkan takwah, menjadi “muttaqin”. Seseorang dikatakan muttaqin itu menandakan bahwa dia juga seorang yu’minun dan amanu. tapi seseorang yang amanu belum tentu menjadi seorang muttaqin.

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ

Artinya: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, (QS. Al-Baqarah: 3)

وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ

Artinya: dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. (QS. Al-Baqarah: 4)

اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Artinya: Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Baqarah: 5)

Setelah Allah memerintahkan untuk berpuasa, dilatih dengan puasa maka akan menjadi orang-orang yang bertaqwah dan menjadi “muttaqin”. Ciri-ciri seorang muttaqin adalah akan terus meningkatkan imannya. Sesuatu yang diteruskan tanpa batas kedepannya artinya sekarang terus berlangsung dan terus entah sampai kapan akan terus dilakukan amalan shalehnya.

Jika orang-orang sudah konsisten menjaga imannya maka dia akan konsisten dalam ibadahnya. Seorang “yu’minun” itu konsisten dalam mengerjakan ibadahnya, kalau masih amanu masih belum terlalu konsisten, seperti contoh: jika sholat subuh tepat waktu, sholat dhuhur telat satu jam, sholat ashar terlambat 1,5 jam, dan sholat magribnya deket-deket ke waktu Isya’.

4. mukminun = orang-orang beriman

Tapi jika sudah mulai naik derejat keimanannya, bahkan bukan karena sholatnya melainkan infaq sudah mulai senang, ngaji Al-Qur’an sudah mulai dari awal, tidak merasa sungkan walaupun masih mulai dari iqra’. Oleh karena itu jika “amanu” biasanya hanya sekali melakukan amalan tapi kalau “yu’minun” itu sudah banyak amalan dan konsisten. Jika sudah terbiasa dengan itu maka keimanannya akan lebih stabil sehingga bisa kalau disebut mukmin atau mukminun (jamak). Sebagaimana turun firman Allah yakni QS. Al-mukminun.

Keimanan yang sudah konsisten akan memberikan rasa bahagia dalam dirinya, jadi ada kenikmatan saat beribadah. Oleh karena itu pemilik iman yang benar-benar konsisten memiliki kenikmatan ibadah dan jika tidak sengaja meninggalkan sunnah akan menjadi gelisa. Sesuatu yang terasa nikmat dan mendatangkan kesuksesan disebut “falahun”. Kalau sudah digenggam didapatkan dalam diri kita dan tidak mau kita lepaskan maka berubah menjadi “aflah”, sebagaimana firman Allah QS. Al-Mukminun ayat 1 berikut ini:

قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ

Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (QS. Al Mukminun: 1)

5. kapan seorang mukminun menjadi aflah?

Ketika seseorang menjadi konsisten dengan semua amalan. Sebagaimana contoh kalau “amanu” itu pada sholat, dikatakan “yu’minun” jika konsisten dalam sholatnya, dan dikatakan mu’minun telah naik kualitas sholatnya menjadi khusyuk dan konsisten. Sampai Allah dalam firman-Nya QS. Al-Mukminun bahwa seorang mukminun seperti pewaris surga firdaus yang jalan-jalan ke bumi.

“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)

Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Donggala dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.

Kami siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.


Rekomendasi Artikel:


Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).


ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?

REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA


SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:

MUALAF CENTER AYA SOFYA


MEDIA AYA SOFYA

Website: www.ayasofya.id

Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA

YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA

Instagram: @ayasofyaindonesia

Email: ayasofyaindonesia@gmail.com


HOTLINE:

+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100

+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361


ADDRESS:

SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2 No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.

MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.

SURABAYA: Purimas Regency B3 No. 57 B, Kec. Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 60294.

DEPOK: Jl. Tugu Raya No. 8 Kelapa Dua Cimanggis, Depok.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.