Beberapa kisah berikut ini adalah pelajaran bagi kita agar senantiasa Istiqomah dalam memegang teguh agama Islam. Kisah ini mencakup peristiwa besar yang tercatat dalam sejarah agama Islam dan diabadikan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah sehingga tidak akan lekang oleh zaman.
Bukan rahasia lagi jika setiap dakwah pasti ada tantangan dan sebagai jalan termudah adalah menghadapinya dengan penuh kesabaran seperti halnya senantiasa sabar dalam menuntut ilmu, menyebarkan ilmu, dan ketika mendapatkan ujian dari Allah. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ashr ayat 1 – 3 berikut ini:
”{ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم }”
Demi masa.
Sungguh, manusia berada dala kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.
وَالۡعَصۡرِۙ
اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ
اِلَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡ
Peristiwa di Irak, Negeri Syam
Di zaman nabi Ibrahim ada raja yang dholim mengaku dirinya tuhan bernama raja Namrud. Berbagai upaya telah dilakukan oleh nabi Ibrahim untuk menyampaikan ajaran Allah kepada Namrud dan pengikutnya dengan cara mengajak berdialog. Jika seseorang memiliki keinginan untuk berfikir tentu akan akan beriman kepada Allah atas seruan nabi Ibrahim. Tapi tetap tidak beriman karena dikeraskan hatinya oleh Allah, sehingga apapun kebenaran yang sampai kepadanya tidak akan diterima. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 6 berikut ini:
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ سَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.
Dialog Pertama, nabi Ibrahim mengajak berdialog tentang ketuhanan kepada Raja Namrud yang mengaku Tuhan. Sebagaimana ia mengatakan bahwa dzat yang bisa menghidupkan dan mematikan adalah dirinya. Saat itu didatangkan 2 orang dari penjara, sebagaimana satu orang akan dibebaskan dan satu lainnya akan dihukum mati. Kemudian Raja Namrud membebaskan tawanan yang bebas itu dan membunuh tawanan yang dihukum mati.
Ia pun berkata: “lihatlah, aku bisa menghidupkan dan mematikan orang lain”. Nabi Ibrahim saat itu tidak membantah Hujjah (bukti) dari raja Namrud. Namun beliau memberikan hujjah yang lebih kuat hingga raja Namrud tersudutkan, nabi Ibrahim berkata: “baiklah jika seperti itu, Tuhanku mampu mendatangkan matahari dari arah timur. Coba sekarang kau datangkan matahari dari arah barat?”. Raja Namrud saat itupun hanya terdiam tidak bisa menjawab dan merasa tersudut.
Dialog Kedua, ketika nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala yang disembah oleh raja Namrud. Semua patung dihancurkan dan hanya sisa satu buah patung yang paling besar dan dikalungkannya kapak pada patung tersebut. Saat mengetahui hal itu raja Namrud marah besar dan mengerahkan prajuritnya untuk mencari nabi Ibrahim.
Ketika itu raja Namrud mengatakan: “wahai Ibrahim, pastilah engkau yang menghancurkan tuhan-tuhan kami?”. Nabi Ibrahim menjawab tuduhan itu dengan cerdas, beliau berkata: “tidak, coba tanyakan pada berhala yang besar itu mungkin saja dia yang melakukan karena di lehernya terdapat kapak”.
Seharusnya dari dialog tersebut raja Namrud dapat berfikir bahwa sesembahannya tidak mampu mendatangkan manfaat, mencegah keburukan, dan tidak mampu melindungi berhala-berhala lainnya yang telah dihancurkan itu. Namun, raja Namrud justru melemahkan dirinya dengan mengatakan: “wahai Ibrahim, sesungguhkan kau juga tahu bahwa berhala itu tidak bisa bicara”.
Lagi-lagi nabi Ibrahim menjawabnya dengan cerdas: “kau juga tahu bahwa berhala itu tidak bisa bicara dan bergerak, tapi kenapa kau jadikan tuhan yang harus disembah?”. Lagi-lagi raja Namrud merasa tersudut dan tidak mampu memenangkan hujahnya, saat merasa seperti itu dia akan menggunakan kekerasan.
Dari sinilah peristiwa besar itu dimulai, terjadi pembakaran pertama kali pada orang beriman. Setelah dipermalukan oleh nabi Ibrahim, raja Namrud menyuruh semua rakyatnya untuk menyumbangkan kayu-kayu bakar. Rakyatnya pun marah besar dan banyak dari mereka yang ingin menambah kayu bakarnya. Bahkan ada hewan yang menunggu-nunggu nabi Ibrahim untuk dibakar yakni cicak, oleh karenanya kita diwajibkan untuk membunuh cicak.
Seluruh masyarakat menyumbangkan kayu bakarnya hingga bertumpuk seperti gunung dan dibakarlah kayu bakar tersebut. Mereka kebingungan bagaimana caranya untuk melempar nabi Ibrahim ke kobaran api itu, hingga ada iblis datang dengan menyamar sebagai orang Persia dan mengatakan: ”kami memiliki senjata bernama manjanik (ketapel besar), kami sudah biasa menggunakan itu saat perang. Bagaimana jika kita lempar saja Ibrahim dengan alat itu?” akhirnya dibuatkan ketapel besar dan ibrahim dilemparkan.
Nabi Ibrahim pun dilemparkan ke kobaran api dan malaikat Jibril datang untuk menawarkan pertolongan pada dirinya. Diriwayatkan pula bahwa malaikat yang bertugas menurunkan hujan yakni Mikail juga siap untuk menolong nabi Ibrahim. Malaikat Jibril mengatakan: “wahai ibrahim kalau engkau berkenan, maka biarkan api ini kami alihkan pada mereka dan akan kami bakar orang-orang disekitar sini. Biar kamu selamat dan mereka yang terbakar”. Maka nabi Ibrahim mengatakan: “adapun jika aku harus meminta pertolongan maka aku tidak akan meminta pertolongan kepadamu. Tetapi kalau kau suruh aku meminta pertolongan kepada Allah, maka aku akan lakukan”.
Keajaiban Kalimat “hasbunallah wanikmal wakil nikmal maulana waanikman nashir“
Diriwayat oleh Imam Bukhari dalam shahihnya, Abdullah bin Abas berkata bahwa saat hendak dilempar ke kobaran api nabi Ibrahim mengucapkan: “hasbunallah wanikmal wakil nikmal maulana waanikman nashir”. Kalimat itu juga dikatakan Rosulullah ketika kalah dalam perang uhud dan banyak sahabat yang tunggang langgang lari dalam peperangan.
Adapun orang-orang yang lari dari perang uhud, semuanya diampuni oleh Allah karena kondisinya memang tidak memungkinkan untuk terus melawan. Pada perang itu Rosulullah juga sempat dikabarkan meninggal, padahal beliau masih hidup tapi terluka parah. Orang Quraish pun merasa bangga karena sudah berhasil membalas kekalahanya di perang Badar.
Masih dalam posisi kalah perang (ketakutan), ada seorang pedagang kurma yang sering berkeliling dari Makkah ke Madinah untuk berjualan. Ditengah perjalanan dia berjumpa dengan Abu Sofyan dan berkata: “wahai Hajjaj, maukah kau mendapatkan sebuah hadiah?”. Kata Hajjaj: “iya, aku mau”. Abu Sofya pun meminta Hajaj untuk menyampaikan pesannya kepada Rosulullah dengan berkata: “katakan kepada Muhammad kami orang-orang Quraisy akan bergabung dengan kabilah-kabilah besar dan bersiap untuk datang menghancurkannya untuk kedua kalinya”.
Akhirnya berangkatlah Hajjaj menemui Rosulullah dan ternyata di Madinah berita itu tersebar dan dibesar-besarkan oleh orang-orang munafik hingga sampai ketelinga Rosulullah dan para sahabat yang baru datang dari perang Uhud bahkan luka mereka belum kering. Mendengar hal itu Rosulullah dan para sahabatnya mengatakan: “hasbunallah wanikmal wakil nikmal maulana waanikman nashir”. Sebagaimana Allah abadikan kisah tersebut dalam QS. Al-Imron ayat 172 – 174.
Oleh karena itu, meski dalam situasi dan kondisi yang sulit hendaklah memperbanyak mengucapkan kalimat “hasbunallah wanikmal wakil nikmal maulana waanikman nashir” karena keagunan dari kalimat itu adalah mampu mendatangkan kenikmatan dalam setiap kesusahan yang dihadapi oleh orang-orang beriman.
Ketika dalam kesusahan nabi Ibrahim tidak meminta tolong kepada malaikat jibril, mikail, dan lainnya melainkan hanya kepada Allah. Ketika nabi Ibrahim membaca kalimat itu maka Allah tampakan kekuatan-Nya. Masukla nabi Ibrahim kedalam api dan Allah perintahkan api, sesungguhnya api adalah makhluk Allah. Allah sanggup membuatnya sangat panas dan sanggup pula mendinginkannya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Anbiya’ ayat 69 berikut ini:
قُلْنَا يَٰنَارُ كُونِى بَرْدًا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ
Artinya: Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”
Beberapa ulama mengatakan bahwa nabi Ibrahin berada di dalam api selama 50 hari dan adapula yang mengatakan 40 hari, Wallahualam Bissawab karena Al-Qur’an tidak menyebutkan tentang hal itu.
Ketika api itu sudah habis dan kayu-kayunya menjadi debu, orang-orang menyaksikan bahwa nabi Ibrahim sedang sholat dalam api itu. Meski begitu mukjizat yang ditampakan kepada nabi Ibrahim itu tidak membuat mereka beriman kepada Allah karena memang kesyirikan itu sudah menutupi dan mengeraskan hatinya sehingga sulit mendapatkan hidayah Allah. Akhirnya nabi Ibrahim tidak terlalu lama tinggal di Irak karena mereka sangat keras kepala dan susah menerima kebenaran, beliau pun hijrah ke Syam dan menikah dengan Siti Sarah.
“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)
Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Bersama Mualaf Center Buleleng dan Mualaf Center Nasional Aya Sofya, siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.
Kami juga siap melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.
Rekomendasi Artikel:
- Kajian Ke-Islaman Mualaf Center Sarolangun: Kisah Tukang Sisir Dalam Memperjuangkan Keimanannya Kepada Allah
- Kisah Mualaf Bule Asal Australia yang Akhirnya Masuk Islam di Indonesia
- Kelanjutan kisah Mualafah dalam Desa yang Seluruh Penduduknya Kristen dan Dihadapkan dengan Pilihan Berat dalam Hidup
Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).
ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?
REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA
SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:
MUALAF CENTER AYA SOFYA
MEDIA AYA SOFYA
Website: www.ayasofya.id
Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA
YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA
Instagram: @ayasofyaindonesia
Email: ayasofyaindonesia@gmail.com
HOTLINE:
+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100
+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361