KOLABORASI MCN AYA SOFYA X UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

Foto bersama setelah penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama.

KOLABORASI UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR DAN MCN AYA SOFYA: MEMPERSIAPKAN GELOMBANG BESAR ORANG MASUK ISLAM DI INDONESIA

Rabu, 10 Maret 2021 lalu perwakilan dari Fakultas Ushuluddin Universitas Darussalam Gontor datang ke kantor MCN Aya Sofya yang berada di Kota Malang. Kunjungan mereka bertujuan untuk mengajak kerjasama di bidang pendidikan dan dakwah.

Mengutip dari situs website https://saa.unida.gontor.ac.id/ tentang Program Studi Studi Agama Agama (SAA) yang pada mulanya dinamakan dengan Program Studi Perbandingan Agama adalah salah satu program studi di Fakultas Ushuluddin. Didirikan bersamaan dengan berdirinya IPD (Institut Pendidikan Darussalam) pada tahun 1966, program studi ini merupakan salah satu dari dua program studi yang tertua yang ada di Universitas Darussalam pada saat ini.

Continue reading

MUALAF CENTER MANADO: BANTUAN MEJA UNTUK TPQ AYA SOFYA AL-BAITS DI SULAWESI UTARA

Bantuan 21 meja untuk santri mengaji di TPQ Aya Sofya Al-Baits, Kelurahan Meras, Kec. Bunaken, Kota Manado

Pada Oktober 2021 lalu, Mualaf Center Nasional Aya Sofya Kota Manado mendirikan TPQ Al-Baits yang merupakan TPQ ke Empat yang berhasil diresmikan. Tujuannya untuk mencetak generasi-generasi Qur’ani di Kelurahan Meras, Kec. Bunaken, Kota Manado. Hingga saat ini, kurang lebih hampir 10 TPQ Aya Sofya akan tersebar di pelosok Sulawesi Utara. Semua itu berkat pejuang tangguh kami di Sulawesi Utara dan dukungan dari sahabat donatur setia Aya Sofya dimanapun berapa.

Bagaimana Mualaf Center Nasional Aya Sofya dapat mendirikan TPQ di Manado?

Tidak hanya berkiprah untuk mualaf dan dhuafa, kami juga ingin berkontribusi mencentak generasi yang melanjutkan visi dan misi melanjutkan dakwah Islam di masa yang akan datang, terkhusus di Provinsi Sulawesi Utara.

Awal mulanya muncul keinginan untuk mendirikan TPQ dikarenakan masih banyaknya anak-anak di pelosok Sulawesi yang memanfaat waktu luangnya hanya dengan bermain. Ketika berjumpa dengan mereka, kami pun bertanya: “apakah bisa mengaji?” dan mereka menjawab: “tidak bisa”. Kami bertanya lagi: “apakah ada TPQ?”, lalu mereka menjawab: “tidak ada”. Ada sedih dalam benak kami melihat kondisi yang seperti itu. Mereka adalah generasi yang di usianya sudah harus diajarkan ilmu agama tetapi tidak ada yang menfasilitasi.

Continue reading