MERU SANDYA, ORANG INDONESIA ASAL MALANG YANG DIUNDANG RAJA SALMAN DAN MENDAPATKAN FASILITAS PRESIDEN

KEREN! WARGA MALANG INI SPESIAL DIUNDANG RAJA SALMAN

Foto Pak Meru

SEPERTI MIMPI, demikian ungkapan yang disampaikan oleh Pak Meru Sandya (56 tahun), seorang warga Kota Malang yang berprofesi sebagai pelukis. Ia sekeluarga diundang khusus oleh King Salman bin Abdulaziz al-Saud, Raja Arab Saudi.

Bagaimana bisa? Yah, itulah, seperti mimpi. Ia pun tak pernah menyangka sebelumnya. Hingga berhasil menjejakkan kakinya di bumi Nabi Muhammad tersebut dan mendapatkan berbagai fasilitas kemewahan kelas presiden.

Luput dari pemberitaan media mana pun, masjidindonesia.com secara exclusive akan melansir semua kisah perjalanan Pak Meru Sandya yang lucu dan heroik selama di Arab Saudi.

BAGAIMANA BISA MENDAPATKAN UNDANGAN KHUSUS DARI RAJA?

Kisahnya dimulai saat Raja Salman datang ke Indonesia awal Maret 2017 yang lalu. Kita semua tahu, bahwa beberapa bulan sebelum kedatangan Raja Salman, masyarakat Indonesia sudah kasak-kusuk heboh. Pemberitaan santer di mana-mana. Dan dinyatakan sebagai kunjungan yang spesial bagi masyarakat Indonesia.

Nah, saat itulah, Pak Meru Sandya memiliki niat yang sungguh mulia. Yakni, ingin menghadiahkan sesuatu kepada Raja Salman. Sebuah simbolik bentuk hadiah, persahabatan, dan ungkapan terima kasih kepada Raja Salman atas kesediannya mengunjungi Indonesia.

Pak Meru Sandya berprofesi sebagai seorang pelukis. Maka, itulah keahliannya. Ia melukis di atas media kanvas besar. Sebuah lukisan dengan judul: Sawah Tegalalang Ubud.

“Saya sengaja melukis pemandangan sawah Tegalalang karena mayoritas para turis kalau ke Bali, pasti ke situ. Dan saya yakin, Raja Salman insya Allah mengunjungi obyek wisata tersebut,” cerita Pak Meru.

Foto Sawah Tegalalang Ubud

“Dan ini akan menjadi lukisan spesial, karena juga di Arab Saudi pastinya tak ada sawah seperti Tegalalang,” demikian lanjutnya.

Pak Meru membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk menyelesaikan lukisan tersebut. Setelah selesai, ia mengemasnya. Packing kayu. Tertulis: Hadiah Untuk Raja Salman. Dan mengirimkannya via ekspedisi dengan tujuan Kantor Kedutaan Arab Saudi di Jakarta.

Pasca pengiriman, ia tak pernah memikirkan kembali, tak pernah menanyakan lagi, bagaimana nasib lukisannya tersebut. Apakah diterima oleh Raja Salman atau tidak. Apakah dipajang atau dibuang oleh kedutaan Arab Saudi. Inilah yang disebut sebagai: keikhlasan level tertinggi.

“Saya waktu itu ndak mikir, sudah. Ilang-ilangan. Yang penting saya sudah memberikan yang terbaik,” demikian ceritanya.

SEPERTI KISAH FILM

Laksana disambar geledek, tiba-tiba Pak Meru—demikian panggilan akrabnya, setahun setelah pengiriman lukisan, ia mendapatkan surat elektronik dari Wakil Duta Besar Saudi Arabia yang berbunyi sebagai berikut:

Kepada Yth.
Bpk. Miro Sandio

Bersama ini kami ingin mengundang dalam rangka pembukaan Festival Nasional Al-Janadriyah ke-33 guna ingin memberi hadiah kepada Yang Mulia Pelayan Dua Kota Suci, Raja Salman Bin Abdulaziz Al Saud (semoga Allah melindunginya) dalam rangka kunjungan RI tanggal 18-20/06/2017, untuk keterangan lebih lanjut, dapat menghubungi Bpk. Fawaz Alothaimin HP: 0869-xxxx-xxx atau melalui email: Fxxxxxxxxxx@mofa.gov.sa
Terimalah Salam Hormat Kami,

Wakil Duta Besar
Bpk. Yahya Bin Hasan Algahtani

Foto Surat Undangan

Betapa kagetnya Pak Meru mendapatkan surat sakti tersebut. Ia mendapatkan fasilitas undangan tersebut dengan berhak mengajak istri dan 1 anaknya. Dikarenakan memiliki 2 anak, untuk prinsip keadilan dan agar tidak terkesan pilih kasih kepada anak-anaknya, maka ia mengambil keputusan: hanya mengajak istrinya saja.

Tanpa banyak mengulur waktu, Pak Meru Sandya langsung mengurus paspor. Dengan berbagai cerita panjangnya bergumul dengan ketegangan dan nyaris gagal mengurus paspor dikarenakan blanko paspor di Kantor Imigrasi Malang yang kehabisan. Pak Meru terus berjuang. Menemui pimpinan Kantor Imigrasi, untuk meminta pertolongan. Tepat pada tanggal 18 Desemberi 2018, atas pertologan Allah, paspornya berhasil rilis.

Sehari setelah paspor rilis, Kantor Kedutaan Arab Saudi langsung memberikan info:
“Apakah besok pagi anda bisa berangkat?”

Sehingga pada tanggal 20 Desember 2018 pagi, Pak Meru beserta istrinya, Enok Indah Winarni (44 tahun) langsung terbang menuju Jakarta untuk koordinasi keberangkatan menuju Riyadh, Arab Saudi. Semua tiket dari Malang – Jakarta – Arab Saudi – hingga pulangnya kembali ke Malang: langsung diterbitkan oleh Kantor Kedutaan Arab Saudi. Sangat komplit. Seluruh agenda sudah terjadwal sangat rapi. Seluruh biaya perjalanan ditanggung penuh oleh Kedutaan Arab Saudi.

Foto Tiket Pesawat

PAK, APAKAH MAKANAN INI MBAYAR?

Dari Kota Malang menuju Jakarta, Pak Meru bersama istrinya dinaikkan pesawat Garuda Kelas Bisnis. Sesampainya di Jakarta, mereka menuju ke Kantor Kedutaan Arab Saudi guna berkoordinasi sebelum keberangkatan.

Setelah berkoordinasi di Kedutaan, Pak Meru langsung meluncur kembali menuju Bandara Soekarno Hatta. Dilayani secara special dan diarahkan masuk ke Lounge khusus yang di dalamnya tersajikan berbagai makanan mewah. Saking takutnya dan pakewuh dengan fasilitas yang mulai mengagetkannya, Pak Meru sempat bertanya kepada petugas terdekat:

“Pak, apakah makanan ini mbayar?” demikian tanya Pak Meru.

“Oh, ini free, Pak. Semuanya free buat Bapak,” jawab sang petugas.

Pak Meru menahan malu. Setengah takut, setengah tidak percaya.

Terbang menuju Riyadh, menunggangi pesawat Oman Air, dengan layanan business class yang semuanya serba mewah dan dilayani dengan fasilitas excellent.

“Ternyata kalau kelas bisnis enak ya. Difasilitasi begitu. Tidur bisa selonjor seperti di ranjang. Dapat piyama, dapat giveaway, mouisturizer, dan lain-lain,” tukas istri Pak Meru.

DIKAWAL KHUSUS LAYAKNYA PRESIDEN

“Kayak mimpi. Beneran kayak mimpi,” ujar istri Pak Meru berkali-kali kepada kami. Mengulang-ngulang.

Tiba di Riyadh, Pak Meru Sandya beserta istri disambut oleh petugas kerajaan dan Tentara Garda Nasional Arab Saudi. Dikawal beberapa mobil beriringan, depan dan belakang. Diantarkan menuju ke hotel.

Foto bersama petugas Saudi

“Masya Allah, saya hanya duduk, semua yang mengurus adalah mereka,” cerita Pak Meru.

“Selama kita di sana, tidak ada yang memperlakukan kita dengan agak underestimate, tidak ada sama sekali. Kita gerak dikit gini aja, datang, kayak kita mau nyari sesuatu. Selalu datang. Can I help you? Selalu begitu. Apa aja itu ngga pernah kita kesusahan,” lanjut istri Pak Meru.

MASUK ISTANA YANG MEGAH

Pagi hari, tanggal 23 Desember 2018, datanglah memo di kamar hotel.

Foto Memo

Kurang lebih terjemahannya sebagai berikut:

PROGRAM MENGUNJUNGI FESTIVAL TAMU KENEGARAAN YANG KE-33 DALAM ACARA SENI DAN BUDAYA

No. 1 Menghadap sang raja pelayan dua haramain bagi para tamu festival sesuai dengan gendernya.

Tempat: di Dewan Kerajaan.
Waktu kegiatan: pukul 10.30 AM.

Tamu undangan yang terhormat.

  • Diharapkan berada pada lobi hotel pada pukul 09.40 AM, untuk mengakhiri prosedur keamanan.
  • Transportasi menggunakan bus tamu undangan.

NOTICE:

  1. Mohon tidak membawa HP dan tas-tas disimpan di kamar.
  2. Perkiraan waktu kembali ke hotel pada pukul 14.00.
  3. Perkiraan temperatur Kota Riyadh di malam hari adalah 19 derajat celcius.

Departemen Umum Upacara Penyambutan,
Kementrian Pertahanan dan Departemen Protokoler Kenegaraan

———-

Seluruh tamu yang akan bertemu Raja Salman di-screening sangat ketat dan diabsen satu per satu. Baru kemudian diperkenankan naik bus.

“Ada 6 bus dengan kawalan berlapis,” cerita Pak Meru seraya melanjutkan ceritanya saat tiba di istana.

“Masuk istana di Riyadh yang sangat megah dan besar. Besar sekali. Masuk halaman yang luas. Lalu kami masuk ke kayak balai room gitu. Masuk terasnya, ada pintu gede, lorong dulu, masuk lagi, baru kemudian dipersilahkan duduk. Lalu kami menunggu, dan diberi hidangan coklat. Trus, kami dikasih kayak minuman kopi Arab. Di sana berjajar pasukan spesial, full pedang.”

SEPATU COMBORAN YANG NYAMAN

“Saya biasa, tipe-tipe seperti saya kan tidak suka duduk di urutan paling depan. Saya duduk di kursi baris nomor dua. Eh, sama petugas dipersilahkan duduk di baris paling depan,” ujar Pak Meru.

“Lha iya, sampe saya mikir, kita ini lho sopoo ya. Kok sampe di sana itu, Masya Allaah,” demikian kata Bu Enok, istri Pak Meru menimpali, masih setengah tidak percaya.

“Kayak film kartun itu lho, mas. Aku sakjane iki ada di panggonane sopoo iki. Ndak ada orang Indonesia sama sekali. Bajunya ya, mas. Bajunya. Semua yang hadir itu, para diplomat, pake baju kebesaran. Menghadap Raja Salman. Semua, baju yang kayak emas, mengkilap,” cerita Pak Meru.

“Sedangkan saya, pake sepatu comboran. Sepatu saya itu tiga puluh lima ribu rupiah. Nyampe di istananya Raja Salman. Sepatu plastik. Beli di pusat lowakan comboran Malang. Kalau baju saya ya baju gamis biasa,” lanjutnya sembari agak tertawa geli. Menertawakan diri sendiri.

BERTEMU DENGAN RAJA SALMAN

Seluruh tamu duduk menunggu. Lalu datanglah Raja Salman. Acara diisi dengan beberapa sambutan. Acara utama adalah pidato dari Raja Salman. Beliau berpidato sebentar, kemudian seluruh tamu dipersilahkan untuk mendekat dan bersalaman satu per satu kepada Raja Salman. Pak Meru menceritakan bahwa hanya dia dan istrinya sajalah yang merupakan orang Indonesia yang hadir di forum tersebut.

“Saya dan istri adalah only orang indonesia yang hadir di situ. Semua tampang Arab. Wajah Asia pun tak ada. Kalau Afrika ada,” ujarnya menceritakan lengkap. Ia melanjutkan, “Di sana sederet dengan Raja Salman, kalau tidak salah ada Syaikh Abdurrahman As-Sudais.”

Apakah Pak Meru sempat bersalaman dengan Raja Salman?

“Iya, jemarinya lho masih kerasa hingga sekarang,” tuturnya.

Adakah foto Pak Meru bersama Raja Salman?

“Pihak kerajaan selalu melakukan dokumentasi. Di istana banyak kamera paparazzi. Tamu undangan tidak diperkenankan membawa gadget. Saya hingga sekarang masih berusaha melacak foto saya ketika bersalaman dengan Raja Salman tersebut. Yang hingga kini masih belum dapat. Karena waktu itu terkendala bahasa. Bingung, bagaimana caranya minta.”

PUNCAK TERTINGGI ADALAH HADIAH UMROH

“Bapak di sana nanti pokoknya nyaman. Nanti semua ditanggung panita. Dan Bapak diumrohkan,” demikian pernyataan pihak Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta kepada Pak Meru saat sebelum keberangkatan ke Riyadh.

“Masya Allah. Puncak tertingginya itu kan umrohnya. Di Makkah kami menangis. Seperti mimpi …,” tukas istri Pak Meru.

Foto Pak Meru Sandya & Istrinya Saat Umroh

“Kalau kita keluar, orang KBRI datang. Kita diantar oleh orang KBRI. Kalau di sana ya selalu sama mereka. Kita benar-benar diwisatakan oleh Allah.”

Selama di Riyadh, Pak Meru bersama istri tinggal di Hotel InterContinental, hotel mewah tempat menginap Presiden Joko Widodo saat kunjungan ke Arab Saudi pada even KTT Arab Islamic American Summit yang lalu.

“Di InterContinental breakfastnya itu macam-macam. Dari Roti A sampai Z. Dari sereal model apa saja. Kacang-kacangan, sampai buah-buahan macam apa pun ada,” tukas istri Pak Meru.

SIAPAKAH PAK MERU?

Banyak di antara kita yang bertanya, siapakah Pak Meru ini sebenarnya?

Memiliki nama lengkap MERU SANDYA. Disebut oleh Wakil Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia dengan sebutan MIRO SANDIO karena mengikuti ejaan Bahasa Arab. Beliau lahir di Yogyakarta, 15 Desember 1962. Istrinya bernama Enok Indah Winarni. Dan memiliki 2 orang anak.

Berprofesi sebagai seorang pelukis tulen yang sangat ahli di bidang seni lukis aliran realisme dan aliran naturalisme. Lukisan-lukisannya sangat detail dan memiliki teknik gradasi warna yang cantik. Susunan perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan, gelap terang yang sangat detail dan permainan yang soft. Hampir tidak ada perbedaan dengan kenyataan. Sangat perhitungan. Telah mengikuti beberapa pameran dan beberapa lukisannya telah dibawa ke luar negeri.

BEBERAPA KARYANYA YANG MONUMENTAL:

  • Gambar Realis: “The King Messenger” Tahun 1999
  • “Jembatan Merah Soerabaja 1920” Tahun 2013
  • Gambar Dekoratif “Berangkat Ke Pura” Tahun 2013. Karya ini dibawa ke Perancis.
  • “The Forest” Tahun 2015.
  • Lukisan Abstrak “Falling in Love” Tahun 2003. Lukisan ini dibawa ke Kanada.
  • Lukisan Untuk Raja Salman: “Sawah Tegalalang Ubud” Tahun 2017
  • Membuat Karya Interior di Gedung Balaikota DKI Jakarta Saat Kepemimpinan Gubernur Soerjadi Soedirdja.
  • Dan karya-karya lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).


ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?

REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA


SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:

MUALAF CENTER AYA SOFYA


MEDIA AYA SOFYA

Website: www.ayasofya.id

Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA

YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA

Instagram: @ayasofyaindonesia

Email: ayasofyaindonesia@gmail.com


HOTLINE:

+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100

+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361


Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.