KAJIAN KEISLAMAN MUALAF CENTER BANJARNEGARA: INILAH KISAH BILAL BIN RABAH IMAMNYA PARA MUADZIN (Part I)

Sudah tidak asing saat mendengar nama Bilal bin Rabah

Akhir-akhir ini kita dihebohkan bahwa suara musik lebih indah daripada suara adzan. Ini adalah kisah salah satu sahabat yang merupakan imamnya para muadzin. Dia adalah Bilal bin Rabah. Termasuk dalam Assabiqunal Awwalun yang berani menampakkan keIslaman di awal dakwah Rasulullah. Mereka benar-benar menampakkan keimanannya sehingga mendapati perlakuan orang-orang kafir Quraisy dari mulai ancaman sampai usaha pembunuhan.

Orang-orang itu adalah Rasulullah, Abu Bakar, Bilal bin Rabah, Suhaib Ar Rumi, Khabbab bin Al Arat, Ammar bin Yasir, dan Sumayyah binti Khayyath yakni wanita pertama yang syahid dalam Islam dan merasakan penderitaan karena penderitaannya memperjuangkan Islam.

Bilal bin Rabah pada urutan ketiga di antara orang yang pertama kali beriman, setelah Rasulullan dan Abu Bakar. Kisah Bilal sungguh luar biasa hingga namanya tidak mungkin dilupakan oleh manusia. Ketika mendengar adzan dan hendak melaksanakan sholat maka kita akan diingatkan dengan Bilal. Bahkan terkadang sebutan lain seorang muadzin adalah Bilal. Dari sini menunjukkan bahwa peran Bilal bin Rabah sangat luar biasa dalam agama Islam.

Bahwa pemimpin dari kalangan orang-orang berkulit hitam adalah:

1. Lukmanul Hakim adalah seorang hamba sahaya penduduk Mesir dari Sudan yang berkulit hitam tapi kemuliannya mengangkat derajatnya sehingga namanya dimuliakan dalam surat di Al-Qur’an.

2. Najasyih adalah raja Ethiopia ketika Rasulullah mengizinkan beberapa sahabat untuk hijrah pertama dalam Islam. Para sahabat yang dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib, Usman bin Affan, dan sahabat lainnya berangkat ke Ethiopia karena Rasulullah mengatakan bahwa di sana ada raja yang adil yang mungkin bisa memberi perlindungan kepada mereka. Maka ketika sampai di Habasyah mereka di kejar oleh orang-orang musyirik dan ingin mengembalikan mereka ke Makkah.

Namun karena ada beberapa dialog yang disaksikan oleh raja Najasyih. Ternyata raja Najasyih menjadikan dialog itu sebagai sebab keimanannya dan masuk Islam. Walaupun dia tidak berjumpa dengan Rasulullah secara langsung sehingga tidak bisa dikatakan sebagai sahabat, tetapi beliau masuk Islam di zaman beliau dan ketika meliau wafat maka Rasulullah melakukan shalat ghaib untuknya.

3. Bilal bin Rabah yang akan kita kisahkan ini adalah seorang budak berkulit hitam tetapi nasabnya tidak membuat dia hina. Setelah masuk Islam maka Allah akan mengangkat tinggi-tinggi derajatnya. Sampai-sampai para ulama menyebutnya pemimpin para muadzin.

4. Mahja’ bin Shalih adalah orang pertama yang menjadi syuhada di perang Badar.

Di antara imam dari kalangan orang-orang berkulit hitam itu adalah Bilal yang merupakan budak sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul. Keluarga Bilal tertawan dalam sebuah peperangan oleh Kabilah Jumahi. Hamamah menikah dengan Rabah maka lahirlah Bilal bin Rabah. Kemudian Bilal dibeli oleh seorang pemimpin musyirik Quraisy bernama Umayyah bin Khalaf merupakan salah satu pemimpin Quraisy.

Asal-usul Bilal bin Rabah masuk Islam

Adapun sebab keimanan Bilal bin Rabah karena Umayyah bin Khalaf terkadang mengadakan pertemuan di rumahnya untuk membahas caranya menghadang dakwah Rasulullah dan membuat rencana strategis untuk menghalang-halangi dakwah Rasulullah. Bilal merupakan budaknya Umayyah maka tentu mendengar apa yang dikatakan oleh Umayyah dan orang-orang Quraisy pada saat itu.

Bagi Bilal bin Rabah bagaimana mungkin sosok Rasulullah yang dikenal sebagai seseorang dengan akhlak terpuji, sering disebut sebagai Shodiqun Amin karena kejujuran dan amanah. Bahkan tidak ada orang yang jujur dan amanah melebihi Rasulullah saat itu dan itu menjadi kebanggaan penduduk makkah. Ketika penduduk makkah melakukan safar, mereka terkadang menitipkan barang-barangnya melalui Rasulullah. Tapi di sisi lainnya mereka mencaci-maki Rasulullah dan mengatur strategi jahat untuk menyerangnya.

Maka hal itulah yang menjadi pertanyaan besar bagi Bilal dan membuatnya penasaran mengenai sosok Rasulullah. Secara diam-diam ia menemui Rasulullah yang berada di rumah Al-Arqam bin Abi al-Arqam maka Rasulullah pun berdakwah kepada Bilal dan akhirnya ia pun masuk Islam.

Ketika keislamannya didengar oleh Umayyah bin Khalaf  maka hal itu membuatnya marah dan membawa Bilal ke padang pasir dan menyuruhnya terlentang di padang pasir yang sangat panas. Kemudian badannya terbakar dengan panasnya matahari dan pandangannya silau karena sinar matahari. Di situlah Umayyah mencambuki Bilal dan dipaksa untuk murtad.

Bilal adalah satu-satunya budak beriman atau sahabat yang ketika mendapatkan siksaan tetap mempertahankan Islam, seluruh sahabat tidak sanggup dengan siksaan majikan-majikan mereka. Bilal tetap teguh, tegar, dan tidak mengeluh meski hampir mati tapi tetap mengatakan bahwa Allah Maha Esa dan tidak ada Tuhan selain Allah.

Seperti Amar Bin Yasir disiksa oleh orang-orang Quraisy akhirnya terpaksa mengucapkan kalimat kufur walaupun hatinya tetap beriman karena tidak tahan dengan siksaan. Kemudian Khabbab bin Al-Arat tidak tahan karena setiap bertemu majikannya selalu disiksa dengan besi panas sampai seluruh tubuhnya terdapat bekas luka bakar, ia sampai mengelu kepada Rasululah. Hingga turun firman Allah dalam QS. An-Nahl ayat 106, sebagai berikut:

مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَٰكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Artinya: Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.

Rasulullah dengan berani dan percaya diri menampakkan keislamannya karena Rasulullah adalah keturunan Abdul Muthalib (pemimpin bangsa arab), tidak ada satu pun pemimpin bani Quraisy berani berbicara dihadapan Abdul Muthalib. Maka Rasulullah dengan bangga menentang musuh-musuhnya dengan mengatakan: “aku adalah Muhammad, aku tidak berdusta, dan aku keturunan Abdul Muthalib”.

Maknanya bahwa Rasulullah ketika menampakkan keIslamannya ada perlindungan dari pamannya yang juga keturunan Abdul Muthalib dan Khadijah yang kaya raya, sehingga orang-orang musyirikin tidak berani mengganggu Rasulullah kecuali setelah mereka berdua wafat. Adapun Abu Bakar memiliki banyak kaum yang membelanya sehingga orang-orang Quraisy tidak berani mengganggu karena harus berhadapan dengan kabilahnya.

Keteguhan Iman Bilal bin Rabah yang patut dijadikan contoh

Bilal bin Rabah adalah seorang budak yang tidak ada sosok di belakangnya untuk dibanggakan dan diandalkan seperti halnya Rasulullah dan Abu Bakar. Tidak memiliki kabilah karena dia hanya seorang budak. Oleh karena itu, Bilal merasakan siksaan dan azab dunia yang luar biasa dari orang-orang musyrikin, tapi tetap tangguh dalam keimanannya.

Ketika dia mengatakan: “Allah Maha Esa”, Abu Bakar yang sedang lewat itu melihat keimanan luar biasa yang dimiliki Bilal. Abu Bakar mendatangi Umayyah dan mengatakan: “kenapa kau membunuh orang? dia sudah hampir mati. Bagaimana jika kau jual dia kepadaku sembilan uqiyah emas”. Subhanallah, Abu Bakar membeli bilal dengan harga yang mahal, padahal jika beliau membeli budak dengan uang itu maka akan mendapatkan banyak budak.

Kemudian Umayyah berkata kepada Abu Bakar: “Sebenarnya, kalau engkau menawar sampai satu uqiyah pun, maka aku tidak akan ragu untuk menjualnya”. Tapi mendengar hal itu Abu Bakar membalas: “Seandainya engkau memberi tawaran sampai seratus uqiyah pun, maka aku tidak akan ragu untuk membelinya”.

Perintah shalat berjamaah dan adzan

Setelah merdeka Bilal bin Rabah di persaudarakan dengan Abu Ubaidah bin al-Jarrah seorang sahabat yang kelak akan menggantikan Khalid Ibnu Walid untuk menjadi jendral perang di pemerintahan Umar bin Khattab. Selama di Madina, Bilal mengikuti seluruh peperangan dan ia terlibat dalam Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandak, dan seluruh peperangan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Bilal adalah seorang mujahid sejati.

Kemudian setelah sampai Madinah, Rasulullah mendapatkan perintah dari Allah untuk melakukan sholat berjamaah, ketika itu di makkah masih melakukan sholat secara sendiri-sendiri. Tetapi ketika hijrah di Madinah mulai ada syariat sholat berjamaah dan adzan. Para sahabat menghadap Rasulullah untuk memberikan ide, tentang cara mengisyaratkan manusia untuk berkumpul menunaikan sholat berjamaah.

Sebagian sahabat mengatakan kepada Rasulullah, bagaimana jika kita meniup, memukul lonceng, atau nyalakan api di atas bukit agar ketika datang waktu sholat semua orang-orang tauh bahwa sudah datang waktu sholat. Tapi semua usulan para sahabat itu ditolak oleh Rasulullah karena semuanya mirip dengan ajaran orang-orang musyirik seperti orang Yahudi, Nasrani, dan Majusi.

Tiba-tiba seorang sahabat bernama Abdullah bin Zaid bermimpi diajari oleh malaikat lafadz adzan dan ketika terbangun dia langsung melaporkan hal itu kepada Rasulullah, dan rupanya mimpi juga dirasakan oleh Umar bin Khattab. Akhirnya mereka berdua pun mendatangi Rasulullah dan menceritakan mimpinya yang juga mirip dengan mimpi Rasulullah.

Akhirnya Rasulullah meminta Abdullah bin Zaid untuk mengajarkan lafadh itu kepada Bilal bin Rabah, setelah Bilal hafal maka Rasulullah mengatakan: “wahai Bilal, berdirilah dan kumandangkan adzan”. Mulai saat itulah Bilal bin Rabah menjadi muadzin pertama dalam Islam yang namanya dikenal sepanjang masa.

Empat muadzin Rasulullah

Kini sudah 14 abad lebih tapi nama Bilal bin Rabah tidak hilang dimakan zaman, banyak orang mengenal Bilal dan kisahnya yang bersejarah. Namanya harum di masjid-masjid kaum muslimin padahal Rasulullah juga masih memiliki 3 orang muadzin lainnya selain Bilal, yakni:

  1. Abdullah bin Ummi Maktum, inilah sebab turunnya turun firman Allah dalam surat ‘Abasa yang merupakan teguran kepada Rasulullah ketika beliau lebih peduli kepada pembesar Quraisy dan mengabaikan Abdullah bin Ummi Maktum, seseorang yang buta dan hendak masuk Islam. Kemudian ia didaulat oleh Rasulullah menjadi muadzin Masjidil Nabawi bersama dengan Bilal bin Rabah.
  2. Abu Mahdzurah, dia adalah muadzin Rasulullah yang memiliki suara paling merdu. Ketika Rasulullah membebaskan kota Makkah, beliau mendengar Abu Mahdzurah yang selalu menirukan adzan yang dikumandangkan oleh Bilal padahal saat itu ia masih musyirik dan belum masuk Islam. Ketika itu Rasulullah pun memanggil Abu Mahdzurah, beliau meletakan tangannya pada dada Abu Mahdzurah dan berdoa agar diberi keIslamannya. Sejak saat itu Abu Mahdzurah masuk Islam dengan mengataan 2 kalimat syahadat. Rasulullah mengajarkan adzan dan taswib (dalam sholat subuh). Kemudian ia didaulat oleh Rasulullah menjadi muadzin Masjidil Haram yang pertama.
  3. Maula Ammar bin Yasir, ia adalah salah satu budak yang dimerdekakan oleh Ammar bin Yasir kemudian menjadi muadzin di Masjid Quba yang merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah.

Jadi jumlah seluruh muadzin Rasulullah ada 4 yakni satu di Masjidil Haram Makkah, dua di Masjidil Nabawi Madinah, dan satu di Masjidil Quba Madinah.

Bilal bin Rabah adalah muadzin sebelum sholat subuh, jadi sebelum sholat subuh disunahkan adzan untuk membangunkan menjelang waktu subuh. Ketika sudah memasuki waktu subuh maka Abdullah bin Ummi Maktum melakukang adzan subuh. Sebagaimana Rasulullah bersabda bahwa: “Adzan yang dikumandangkan oleh Bilal tidak mencegah kamu dari makan sahur, dan juga fajar yang memanjang. Namun yang mencegahmu makan sahur adalah fajar yang merbak di ufuk.” (HR Muslim)

Hadist lain juga mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: ”Makan dan minumlah kalian sampai Ibnu Ummi Maktum adzan. Karena dia tidak akan adzan kecuali setelah terbitnya fajar shadiq.” (HR Bukhari).

Bersambung . . .

“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai Agamaku dan Muhammad sebagai Nabi-ku dan Rasul utusan Allah”: maka aku adalah penjaminnya, dan akan aku gandeng dia dengan memegang tangannya, sampai aku memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Thabrani)

Sesungguhnya Allah memerintahkan kita (ummat Islam) untuk senantiasa mengajak saudara kita yang belum mendapatkan hidayah Allah untuk berusaha mendapatkan hidayah-Nya dengan cara belajar agama Islam. Mualaf Center Nasional Aya Sofya siap membantu mualaf yang membutuhkan pertolongan baik secara fisik, materi, ataupun solusi dari masalah yang dialami seorang mualaf.

Kami juga melakukan edukasi atau advokasi bagi mualaf di seluruh Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kesehariannya, serta membina para mualaf agar produktif dalam syi’ar dan dakwah, serta mandiri secara finansial dalam kehidupan yang berlandaskan iman, taqwa, dan cinta tanah air.


Rekomendasi artikel:


Mualaf Center Nasional AYA SOFYA Indonesia Adalah Lembaga Sosial. Berdiri Untuk Semua Golongan. Membantu dan Advokasi Bagi Para Mualaf di Seluruh Indonesia. Dengan Founder Ust. Insan LS Mokoginta (Bapak Kristolog Nasional).


ANDA INGIN SUPPORT KAMI UNTUK GERAKAN DUKUNGAN BAGI MUALAF INDONESIA?

REKENING DONASI MUALAF CENTER NASIONAL AYA SOFYA INDONESIA
BANK MANDIRI 141-00-2243196-9
AN. MUALAF CENTER AYA SOFYA


SAKSIKAN Petualangan Dakwah Seru Kami Di Spesial Channel YouTube Kami:

MUALAF CENTER AYA SOFYA


MEDIA AYA SOFYA

Website: www.ayasofya.id

Facebook: Mualaf Center AYA SOFYA

YouTube: MUALAF CENTER AYA SOFYA

Instagram: @ayasofyaindonesia

Email: ayasofyaindonesia@gmail.com


HOTLINE:

+62 8233-121-6100 (Ust. Ipung)
CHAT: wa.me/6282331216100

+62 8233-735-6361 (Ust. Fitroh)
CHAT: wa.me/6282337356361


ADDRESS:

MALANG: INSAN MOKOGINTA INSTITUTE, Puncak Buring Indah, Citra Garden, Kota Malang, Jawa Timur.

SIDOARJO: MASJID AYA SOFYA SIDOARJO, Pasar Wisata F2 No. 1, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.

SURABAYA: Pesantren JEHA Dolly. Jl. Putat Jaya No. 4B, Putat Jaya, Kota Surabaya.

DEPOK: Jl. Tugu Raya No. 8 Kelapa Dua Cimanggis, Depok.


Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.